Bolu Pisang

Sudah lama gak baking kue bareng Sophie. Dulu sih alasannya karena kesibukan bertambah dengan kehadiran baby Sienna.  Sekarang Sienna sudah hampir berumur 3 tahun aturannya sih sudah bisa dimulai lagi aktifitas baking bersama ini.  Dulu Sophie kecil sempat bercita-cita ingin jadi baker.  Alasannya karena baking itu fun. Bukan karena setelah selesai baking nanti bisa makan kuenya.  Tidak setiap setelah baking dia akan menyukai kue hasil buatannya. Akhirnya mami juga yang jadi guinie pig.

Akhir tahun lalu ketika mengikuti program Matrikulasi Ibu Profesional. Salah satu nice homework yang harus dibuat adalah bertanya kepada anak, aktifitas apa saja yang ingin ditingkatkan bersama ibu.  Sophie mengajukan tiga aktifitas, salah satunya baking. Saya  menyanggupi sedikitnya sebulan sekali kita baking bersama dengan syarat Sophie harus mau nyicip kue buatannya. Sedikitnya 1/4 dari total yang dibuat. Kesepakatan terjadi.

Kali ini kita bikin bolu pisang.  Saya bukan penggemar bolu pisang sebenarnya.  Tapi pernah nyicip bolu pisang buatan teman terasa empuk dan enak. Entah mungkin karena kadar manisnya kurang atau mungkin pengaruh campuran keju di adonan juga taburan keju diatas si bolu.  Apapun alasannya karena suka ngelihat  pisang terlalu matang di rumah maka sayapun minta resep bolu pisang tersebut. Teman saya menyebutnya resep bolu kampung.

Akhirnya sore kemarin eksekusi pas punya dua batang pisang ambon berukuran besar. Bisa untuk setengah resep. Sophie sangat antusias.  Resep yang aturannya gak perlu memakai vanila biar aroma pisangnya terasa, malah dikasih vanila karena dia sangat suka aroma vanila. Dia bilang biar nanti setelah matang dia bisa makan karena aroma vanila tersebut.

Persiapan lima belas menit, panggang bolu selama tigapuluh menit. Momen yang paling disukai Sophie adalah marut keju blok. Setelah proses pemanggangan selesai, aroma pisang bercampur vanila memenuhi dapur.  Dari proses pemanggangan saya sesekali intip oven, ada rasa gak puas dengan penampilan topping si bolu.  Tidak cantik sesuai harapan. Saya pakai keju cheddar sesuai resep.  Sejak kraft tidak memiliki label halal, saya kesulitan untuk dapat pengganti keju cheddar yang memberikan penampilan cantik sebagai topping setelah dioven.  Kebanyakan keju cheddar blok yang ada itu melted dan processed.  Rasa sama tapi tampilan si parutan keju gak melenting-lenting cantik sebagai topping.  Semoga dengan berbagi kabar ini bisa dapat masukkan dari teman-teman yang lebih berpengalaman baking.

Penampilan topping cukup disimpan di hati dan tuangkan di blog. Pada saat mengeluarkan si loyang loyang dari oven, muka sumringah sambil bilang 'waaaaa.... nice smell and well-baked. It looked yummy and smooth'.  Sophie menimpali 'I could smell the vanilla, mummy. Smelled good'
Apalah arti penampilan si topping, yang penting kebersamaan dan kebahagian dengan bocah tercapai. 

Comments

Popular Posts