Obrolan Korwil 7: Perjalanan Jauh Pertama bersama Batita

Korwil 7 adalah group online Bunda Sayang, program dari Institut Ibu Profesional. Pesertanya merupakan gabungan dari beberapa kota di Indonesia dan Luar Negeri.



Narasumber

Minggu ini giliran member dari IIP Bintan, Nunung Chandra Riza, yang akan berbagi pengalaman.  Ibu dari Nicho yang saat ini berusia 5tahun.


Sebagai ibu yang masih awam dan belum banyak memahami ilmu parenting. Bepergian membawa anak berusia 2 tahun dengan jarak yang ditempuh tujuh jam perjalanan dengan pesawat. Ini merupakan pengalaman yang nggak bisa dilupakan. Perasaan khawatir menambah gugup selama perjalanan.


Tiga tahun lalu ketika masih tinggal di Busan, Korea Selatan.  Nunung mendapat kabar dari keluarga, bahwa ibunya jatuh sakit dan selalu mengkhawatirkan Nunung yang tinggal jauh dari keluarga.  Setelah mendapatkan ijin dari suami untuk bisa pulang ke Singapura.  Meskipun keluarga ipar dan mertua sempat tidak mengijinkan untuk pergi sendiri dengan anak yang masih batita.  Sementara suami sedang sibuk dengan pekerjaan.  Akhirnya setelah berhasil meyakinkan pihak ipar dan mertua, Nunung bisa berangkat.


Dengan hanya membawa 1 koper kecil yang berisi baju Nicho ,dan 1 tas tangan yang berisi makanan kecil baby dan peralatan seperti diaper, tissue dan lainnya. Jelang keberangkatan perasaan yang ada campur aduk.  Antara senang karena mau ketemu ibu dan keluarga di Singapura.  Juga ada perasaan khawatir karena lama perjalanan dengan si kecil Nicho.


Hati mulai khawatir saat tiba di bandara, karena Nicho sudah mulai rewel. Mulai dari digendong, dipeluk, diberikan makanan sampai mengalihkan perhatiannya sudah dilakukan tapi semua itu nggak berhasil.  Nicho tetap rewel. Nangis.  Bikin panik.

Disaat itu Nunung bershalawat untuk menenagkan diri.  Sampai Alhamdulillah ada beberapa petugas imigrasi yang bersedia menolong.  pertolongan dari pihak immigrasi. Dari masuk ke area custom hingga mengantar sampai di boarding room.  


Dalam pesawat, sambil terus bersholawat untuk menenangkan diri dan juga berharap agar Nicho tidak rewel selama penerbangan.Saat pesawat lepas landas, Nunung menutup telinga Nicho dengan headsets dan mencari saluran kartun di layar duduknya.
Alhamdulillah untuk beberapa saat dia tenang dan menikmatinya.
Namun tak beberapa lama kemudian dia mulai rewel.saya alihkan dengan buku-buku dan memberinya makanan.  Dan alhamdulillah, Nicho tertidur dengan lelapnya selama penerbangan. 


Tanya Jawab
1. Melly-Jerman
1.a. Persiapan perlengkapan dan mental apa saja yang disiapkan jauh hari sebelum keberangkatan? Ada tips khusus bepergian bersama anak 2 tahun?
1.b. Kalau boleh tahu tahun berapa saat tinggal di Busan? Berarti ada orang tua di Singapore dan Indonesia juga ya? Dengan keluarga besar yang terpisah begini, tips komunikasi untuk tetap menjaga keakraban anak anak dengan sepupu serta mba Nunung sendiri dengan orangtua bagaimana ? Inginnya kita anak anak tetap akrab dan kenal dengan sepupunya juga, disamping beda waktu tentunya yang jadi hambatan.

Jawab:
Terima kasih Mba Melly.
a. Saat itu yang saya siapkan beberapa pakaian si kecil dan beberapa perlengkapan untuk di perjalanan, seperti dry food dan mainan kecil dan buku kecil.
Kalau persiapan mental saya berserah kepada Allah banyak sholawat.
b. Saya pindah ke Busan akhir tahun 2009, karena mengikuti suami, orangtua di Singapore. Di Indonesia ada nenek, paman dan tante. Komunikasi melalui telepon. Dan sampai sekarang kami masih sering menggunakan bahasa jawa juga.

2. Dian - Singapura:
Mbak, waktu itu sudah berapa lama tinggal di KorSel? setahu saya (hanya lewat media pula tahunya) orang Korea lebih mengutamakan bahasa mereka. Ada kesulitan gak dalam komunikasi waktu itu?

Jawab:
Saat itu saya sudah tinggal di Korea kurang lebih 3 tahun. Setelah menikah saya pindah di Korsel. Sampai di sana saya sekolah bahasa Korea dan melanjutkan sekolah saya.
Di Korsel juga banyak sekolah bahasa gratis, dan keluarga di sana banyak membantu juga untuk mengajari bahasa Korea.
Oh iya, untuk tambahan bagi teman-teman yang berminat ke Korea. Selain bahasa, banyak juga sekolah gratis atau biayanya terjangkau, seperti sekolah kerajinan tangan, memasak, mengenal budaya, kecantikan dll.
Sebab pemerintah sudah menyiapkan dana untuk warga negara asing, khususnya mix married.

3. Erli - Batam
Saya tertarik banget sama kemampuan berbahasa Nicho. Karena mau ngga mau mesti menguasai tiga bahasa.  Ceritain dong mbak.

Jawab:
Iya mba, kami sepakat untuk mengenalkan Nicho tiga bahasa sejak dini. Saat itu saya berfikir agar nicho bisa berkomunikasi dengan semua keluarga baik di Korea, Indonesia juga Singapore.

4. Melly - Jerman.
Berarti penduduknya banyak yang welcome dengan orang asing ya.

Jawab:
Iya,menurut saya warga Korea sangat ramah baik dan ringan untuk membantu.
Pernah saat hamil saya pingsan saat berangkat  ke sekolah. Banyak orang sekitar yang membantu, dari mulai menelpon suami saya dan membawa saya di klinik terdekat.

5. Dieni - Singapura
Kalau misalnya membandingkan antara kultur di Singapura dengan kultur di Korsel, apa perbedaan sisi plus yang mba dapat dari kedua negara ini mba?

Jawab:
Yang saya tahu kultur di Korea lebih kepada kepercayaan.  Di korea banyak tempat bersejarah, masyarakat disana masih memegang erat budaya leluhur. Seperti mengadakan acara penghormatan kepada leluhur, memasak makanan khas tradisi.
Kalau di Singapore yang saya tahu lebih ke modern.

6. Lila - Prabumulih 
Mbak Nunung, cerita dong bagaimana caranya belajar tiga bahasa sekaligus.

Jawab:
Seru. Mertua saya  pernah bilang,  nada saya waktu ngobrol dengan nenek (melalui telp dengan bahasa jawa) berbeda dengan nada saya berbahasa Korea.
Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris saya pelajari dari orangtua dan di sekolah dari kecil. Baru setelah mengenal calon suami saya mulai belajar bahasa Korea.
Saat saya pindah ke Korea, saya lanjut belajar bahasa Korea saya.  Disana banyak sekolah gratis untuk warga asing yang mau belajar bahasa Korea.
Belajarnya seru, awalnya saya tertarik dengan bentuk tulisannya yang kotak-kotak. Dari rasa tertarik saya mulai rajin untuk mempelajari dan mulai menerjemahkan lagu,  berita.  Dan mulai memberanikan diri untuk ngobrol dengan keluarga, belanja sendiri, ke bank. Alhamdulillah lama-lama semakin banyak kata yang saya mengerti.
Saya ingat kata suami. Satu hari belajar 5 kata bahasa Korea. Lima kata itu harus mengerti artinya dan bisa membuat kalimat.


Comments

Popular Posts