Korwil 7: Kehidupan adalah Target dan Tantangan


Korwil 7 adalah group online Kelas Bunda Sayang, program dari Institut Ibu Profesional.  Pesertanya merupakan gabungan dari beberapa kota di Indonesia dan luar negeri.




Pembicara

Resi Utami Putri, lajang kelahiran Palembang ini mampu menjadi dosen di usia muda. Sejak kecil suka membaca buku. Menanamkan diri untuk suka membaca buku karena bisa mengatahui jendela-jendela dunia. Pernah membaca buku  ‘umur 20 sudah mendapat gelar sarjana’.  Buku ini yang membuat Resi menghitung-hitung umur.  Dan meniatkan bagaimana caranya biar kesampaian. Dan akhirnya kesampaian.  Hanya dalam waktu 7 semester mampu meraih gelar sarjana dalam umur 20 tahun (yang artinya tahun depan masuk 21 tahun, tapi yang penting kan masih 20 tahun).

Bagi Resi kehidupan adalah target, hidup adalah pilihan, hidup itu ga boleh flat, harus penuh tantangan. Jadi dalam kehidupan jika sudah menghadapi suatu tantangan rasanya menjadi semakin hidup.

Resi merasa beruntung, setelah meraih gelar sarjana tidak perlu kesana-kemari mencari kerja. Karena direkomendasikan beberapa dosen untuk mengajar di kampus yang menjadi alumninya. Ternyata, setelah mendalami mengajar. Resi merasa masih jauh dari berilmu, apalagi dibanding dosen-dosen yang lain. Timbul perasaan perlu belajar lagi. Apalagi ada juga beberapa mahasiswa yang menganggapnya hanyalah dosen kecil (yang tidak berpengalaman).  Walaupun sebagian besar yang lain malah menganggapnya sebagai teman mereka sendiri, kelas jadi terlihat menyenangkan setiap harinya.

Setelah kira-kira kurang dari setahun mengajar, Resi melanjutkan kuliah kembali di kota pelajar, Yogyakarta. Sungguh menyenangkan (walaupun awalnya agak-agak kagok). Merasa seperti bangkit kembali. Serasa baru kali ini benar-benar kuliah yang  sungguhan! Resi belajar siang dan malam, mengajar apa yang harus dikejar. Hari-har dilalui dengan kursus bahasa Inggris dan bermain ke perpus, tiada lewat belajar barang sehari pun.

Dan alhamdulillahnya bisa meluluskan kuliah kurang dari 2 tahun. Alhamdulillah. Nikmat dan karunia Allah sungguh tidak pernah berhenti sejak itu. Tidak pernah menyangka setelah lulus kuliah langsung diterima di beberapa kampus di Yogyakarta (hal yang sama terulang kembali, sebelum wisuda sudah  mendapat kerjaan untuk mengajar kembali). Semua ini yang membuat Resi selalu bersyukur.

Tanya jawab

1. Dian - Singapura
Share dong pengalaman jadi dosen muda. Pernah ada yang nggak anggap karena usia?
Jawab:
Pengalaman yang menyenangkan. Bisa ketemu banyak anak-anak  yang menyenangkan sekaligus menyebalkan.  Ketika saya masuk kelas saya sering melihat mereka seperti layaknya anak kecil yang butuh perhatian. Bukan hanya nggak dianggap karena usia saya muda.  Ada juga petugas parkir yang mengira saya masih mahasiswa.  Karena masih muda untuk menjadi dosen, angkatan pertama yang jadi dosen muda, sebelumnya ada dosen sepuh-sepuh semua.  Enak juga karena jadi idola para mahasiswa.

2. Maesaroh - Purwokerto
Apakah memang bercita-cita menjadi dosen dari kecil? Pernah ngga merasa jenuh terus ingin banting setir ke pekerjaan yang lain.
Jawab:
Saya ngga pernah mimpi apalagi punya cita-cita jadi dosen. Ini karena dosen pembimbing dan penguji saya yang sepertinya mengetahui tentang bakat saya. Dan ternyata setelah saya berkecimpung di dalamnya.  Alhamdulillah saya sangat sangat betah
Tidak pernah merasa jenuh. Karena kita bisa ketemu berbagai orang.  Juga dengan berbagai macam tugas. Dan yang kesemuanya sungguh membuat mata saya berbinar.
Saat ini saya ngajar komputer di dua kampus favorit di Jogja.

3. Saprina - Bengkulu
Whooaaahh.. sungguh cinta nih yaa sama pekerjaannya.. saluuutt.  Pernah punya pengalaman mengajar mahasiswa yang usianya lebih tua?
Jawab:
Hehe pekerjaan yang paling enak kan hobi yang dibayar.  Pertama kali ngajar langsung dapat semester atas, malah pernah teman seangkatan yang saya ajar. Tapi ya saya pesenin, diam-diam aja kalo kenal sama saya.  Malah juga pernah ada mahasiswa sombong nya selangit suka membandingkan dengan cara ngajar dosen lain di kampus lain pula.
Tapi dibalik itu semua lebih banyak mahasiswa yang tetap menghargai dosennya walaupun muda.

4. Sakinah:
Hebat pengalamannya.  Bagaimana peran orangtua dalam kesuksesan mba?
Jawab:
Mendukung selama itu sesuai dengan tuntutan agama.  Ibu saya juga seorang guru. Dulu ketika saya masih sekolah pak guru dan ibu guru pernah bilang kalau kita hrus lebih baik dari ortu kita. Jika orangtua guru minimal anaknya guru juga atau dosen atau yg lain.
Kalau dikatakan sukses juga belum, yang pasti kita harus tetap bersyukur. Juga tetap terus belajar, terus maju, menghemat waktu.

5. Lila- Jember
Rajin banget dan semangat belajarnya luaaar biasa.  Bagi tips dong kalau lagi males belajar gimana nyemangatin diri lagi.
Jawab:
Biar ga bosen belajarnya beda-beda ilmu, berbeda cara, dan juga belajar dari orang yang berbeda.

6. Dieni - Singapura
Kereen sharingnya, masyaAllah terimakasih yaa.
Pertama baca, saya jadi ngitung kalau lulus usia 20 berarti mba Resi ikut jalur akselerasi pas SMA ya, atau masuk SD nya lebih muda, semangatnya hebaat.

Comments

Popular Posts