Mengenalkan Bahaya Pornografi pada Anak


 "Anak anda akan menemukan pornografi pada suatu saat. Ini tidak bisa dihindari." Elizabeth Schroeder, the executive Director of Answer, a national sex-education organization berpusat at Rutgers University, New Jersey.




Image from The Washingto Post,October 9, 2017


Melengkapi diskusi tentang Fitrah Seksualitas, kemarin tiga hari berturut-turut kita membahas pelecehan seksual, hari ini kita membahas tentang bahanya pornografi.

Diawali dengan sharing pendidikan seksual saya terhadap si sulung Sp. Penyampaian pendidikan seksualitas akan diterima lebih utuh dan lengkap pada anak ketika kita mengaitkan ajaran-ajaran yang sudah kita sampaikan sebelumnya.  Disesuaikan dengan umur anak tentunya.  Beruntung di Singapura anak-anak Sekolah Dasar sudah dikenalkan apa itu molesting. Apa bahaya molester. Dan apa konsekuensi dari perbuatan molesting. Berhadapan dengan hukum, berurusan dengan polisi.  Sementara anak-anak kecil tahunya kalau tugas polisi itu menangkap orang-orang jahat demi terciptanya lingkungan yang aman.

Pendidikan seksual ini juga penting kita terapkan disaat anak-anak sedang bermain. Khususnya ketika mereka sedang bermain peran. Siapa yang jadi ibu, siapa yang jadi ayah dan siapa yang menjadi anak.  Anak-anak yang polos bukan tidak mungkin akan mencontoh bagaimana si ibu menyusui bayi.  Bagaimana ayah dan ibu selalu tidur berdekatan di satu tempat tidur.  Inilah waktu yang tepat bagi orangtua untuk mengenalkan pendidikan seksual yang tepat.  Memberikan batasan-batasan antara peran ayah dan ibu, peran ibu dan anak.

Penyampaian pendidikan seksual yang bisa diterima jelas oleh anak-anak akan menjadi salah satu jalan yang menyelamatkan mereka dari bahaya pornografi yang saat ini sangat mudah diakses anak-anak. Baik di acara tv, iklan komersial, sinetron maupun reality show. Games online serta penggunaan gadget yang longgar.

Dalam artikel The New York Times, yang berjudul So How Do We Talk About This? Elizabeth Schroeder, the executive Director of Answer, a national sex-education organization berpusat at Rutgers University, menyatakan: "Anak anda akan menemukan pornografi pada suatu saat. Ini tidak bisa dihindari."

Membaca artikel lengkapnya membuat kita untuk lebih bersiap diri, sebelum terlambat. Kita harus mengenalkan pendidikan seksual secara dini secara detail dan jelas sebelum anak-anak mengenal hal-hal berbau pornografi.  

Demikian juga dengan artikel Should the parents talk to the kids about internet pornography sooner than they think yang dimuat di Washington Post.  Ketika orangtua menasihati anak-anaknya tentang kontrol dan aturan rumah yang dibuat oleh orangtua untuk penggunaan gadget.  Meskipun internet mampu memberikan informasi apapun yang diinginkan oleh si anak dengan mudah dan lengkap.  Akan tetapi ijin serta pendampingan orangtua tetap tidak boleh diabaikan dalam penggunaan internet.  Kalaupun orangtua bisa melacak di folder history , bukan mustahil anak-anakpun tahu hal itu dan menghapus kegiatan yang mereka lakukan pada gadget.  

Waspada dan hilangkan pikiran masih terlalu dini untuk mengenalkan pendidikan seksual terhadapa anak. Bangun rasa percaya diri anak untuk bicara bebas kepada kita sebagai orangtua ketika melihat atau mendapat perlakukan yang tidak sewajarnya. 

#harike12
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangmaterisesi11
Sumber lain:
The New York Times. So How Do We Talk About This? When Children See Internet Pornografi. By Amy O’Leary. May 9, 2012.
The Washington Post. Should the parents talk to the kids about internet pornography sooner than they think? 

Comments

Popular Posts