Dua Ibu


Ini cerita tentang ibu, dari novel karya Arswendo Atmowiloto. Judulnya dua ibu.


Ibu adalah sebutan nama bagi perempuan yang sudah melahirkan anak. Ibu juga sebutan bagi perempuan yang merekakan kebahagiannnya untuk anak yang bukan dia lahirkan.


Diceritakan oleh Mamid, tokoh utama, tentang ibunya dengan penuh kebanggaan. Bagi dia ibu bagaikan induk merpati. Tak jadi masalah seberapa jauh si induk merpati mendapatkan makanan. Sekalipun makanan itu sudah ada di dalam paruhnya ketika sampai sarang, dia akan memberikannya kepada anak merpati.


Ibu juga seperti induk harimau. Sekalipun induk harimau sedang marah atau lapar, induk harimau tidak akan memangsa anaknya.


Saya baca novel ini terus terang tertarik dengan nama penulisnya. Baru kemudian judulnya. Saya pikir ini cerita tentang ibu kandung dan ibu angkat. Atau ibu kandung dengan ibu tiri. Atau mungkin ibu kandung sudah meninggal dan nenek yang menggantikan posisi ibu.


Pada tulisan cover belakang disebutkan jangan merasa ngiri bagi orang yang tidak seperti aku!


Makinlah saya tertarik membaca buku ini.

ternyata ceritanya diperankan oleh seorang anak kecil bernama Mamid. Dia tahu kalau perempuan yang sehari-hari dia panggil ibu itu bukan ibu kandungnya. Tapi karena rasa sayang yang dia terima dia berharap, adalah kenyataan ibu itu memang ibu kandungnya.


Tidak jarang dia mengungkapkan pertanyaan yang sebetulnya mengharapkan jawabannya iya. Seperti pertanyaan: “Aku anak ibu, kan?”


Diapun lega ketika ibu menjawab, “Iya anak ibu. Kalian semua juga anak ibu.”

Mamid kembali menegaskan, “Aku beneran anak ibu, orang bilang lain-lain itu tidak benar kan?” Dan Mamidpun bahagia mendengar jawaban affirmatif ibu. 


Cerita tentang ibu dalam novel ini sangat luar biasa. Seperti ulasan diatas. Si ibu relamengorbankan kebahagiannya demi anak-anak yang tidak dia lahirkan. Dia berhasil menghidupi delapan anak. Hanya satu anak kandungnya seorang anak laki-laki. Dan kehidupan si anak kandungpun tidak bisa dikatakan mendapat perlakuan khusus. 


Justru bisa dibilang jarang pulang ke rumah terutama ketika ayah sudah meninggal. Hidup ibu tambah jatuh. Almarhum ayah yang sebetulnya merupakan orang pintar dan bisa memiliki kedudukan baik pada masa Belanda saat itu, justru menolak pekerjaan yang memberikan penghasilan besar. Karena ke-idealismean yang tinggi. 


Meskipun hidupnya jatuh miskin, ibu tetap gigih menghidupi ke sembilan anaknya itu. Mampu menikahkan anak-anak perempuannya dengan mengadakan pesta. Karena ibu selalu berpendapat di hari pernikahan setiap anak ibu harus bahagia dan terlihat cantik.


Suatu saat keadaan rumah sudah sangat parah. Jamil si anak kandung ibu, meminta Mamid untuk menerima permintaan tante Mirah. Permintaan agar Mamid bisa ikut tante Mirah untuk tinggal di Jakarta.


Mamid dengan keras menolak tapi seperti biasa, siapa sih anggota rumah yang bisa menolak permintaan Jamil. Anak ibu yang jarang ada di rumah, jarang pulang ke rumah tapi sekalinya ada di rumah selalu memberikan sesuatu. Bukan sesuatu yang jelek tapi ada aja yang memberikan hal positif.


Termasuk Mamid, yang awalnya menolak. Akhirnya mengiyakan permintaan Jamil untuk ikut tinggal di rumah Tante Mirah di Jakarta demi ibu. Jamil memastikan pada Mamid bahwa ibu akan tetap bahagia kalau Mamid sukarela ikut tante Mirah. Dan karena tante Mirah bahagia bisa mendapatkan Mamid, sudah pasti tante Mirah akan memberikan barang atau uang kepada ibu. 


Ibu bukan perempuan materialistik. Ibu akan menolak segala pemberian bila ada apa-apanya dibalik pemberian itu. Tapi Jamil mengingatkan Mamid untuk ikut memikirkan saudara-saudara yang lain. Sudah berapa lama mereka di rumah makan sehari sekali? 


Dan seperti yang Jamil bilang. Ketika tante Mirah dan suaminya datang. Mereka satu keluarga diajak jalan dan makan di restoran. Juga menonton wayang. 


Mamid berhasil adaptasi tinggal di rumahnorsngtua kandungnya, tante Mirah di Jakarta. Dan bertekad saat pulang kampung nanti dia sudah menjadi Jenderal. dia kangen ibu, tapi dia berusaha tahan demi cita-citanya. Kasih ibu yang sangat luar biasa bagi anak, sekalipun ibu angkat. Tapi kasih sayang yang tulus akan sukar hilang.



Comments

Popular Posts