Postingan Zaman Now


Bicara tentang literasi bukan rahasia lagi posisi Indonesia selalu menduduki ranking bawah di dunia. Budaya baca masih merupakan PR bagi lembaga-lembaga pendidikan. Peran kita sebagai orangtua bisa membantu dengan mendekatkan anak-anak kita pada buku. Membaca bersama dijadikan kegiatan rutin. 

Baca tulisan tentang Stimulasi membaca untuk anak

Pada tahun 2011 sumber dari UNESCO, posisi Indonesia di 60 dari 61 negara. Sementara menurut survey yang diadakan oleh World Educational PBB posisi Indonesia berada di 69 dari 76 negara.  Data ini akurat sesuai yang diliput oleh CNN Indonesia. 

Membaca bisa membuat kita tahu banyak hal dan berwawasan luas. Dan akan sangat mempengaruhi cara kita berpikir atau berpendapat apapun yang terjadi disekitar kita. Orang yang jam terbang membacanya sudah tinggi tidak akan mudah terkecoh. 

Eh kenapa membaca aja pakai istilah jam terbang tinggi pula? Ini berdasarkan teori yang dibahas oleh Malcolm Gladwell. Bahwa setiap orang yang melakukan satu jenis aktifitas secara serius dan terus menerus hingga bila dijumlahkan bisa mencapai 10.000 jam. Maka dia akan menguasai hal itu dan bisa disebut ahli.

Jadi saya menggunakan Teori Gladwell dalam kegiatan membaca juga. Kebiasaan membaca ini juga harus digarisbawahi. Jenis buku atau artikel apa yang sering dibaca juga sangat berpengaruh. Terutama bacaan yang bergizi. Apa itu bacaan yang bergizi?  Bacaan yang membuat si pembaca memiliki wawasan luas dan bijak berpendapat. Tidak cepat terprovokasi dan cepat mengambil kesimpulan atau berasumsi. 

Hati-hati dengan berasumsi. Karena asumsi yang diambil dari kata Assume itu bisa dipecah menjadi tiga kata dasar yaitu ass - you - me

Wadaaaaaw..... kombinasi yang  kurang enak dibaca atau dipandang. Kan lebih enak bila kombinasi kata dasaenya sejenis semua, misalnya semua personal pronouns, kan lebih enak jadi her/him - you - me.

Asal-asalankah saya berpendapat? Semuanya diserahkan pada yang baca tulisan ini. Yang pasti ini adalah salah satu hal yang mewabah akhir-akhir ini. Postingan Zaman Now. Zaman dimana kebanyakan orang menyimpulkan apa yang mereka baca di medsos tanpa cross-check. Apakah itu betul? Tidak berusaha untuk mencari tahu informasi lengkapnya. Merasa cukup dapat dari teman. Laaah gimana kalau temannya itu juga dapatnya dari teman. Terus temannya dapat copas dari temannya teman.... dan seterusnya. 

Haiiisssh ini tidak akan terjadi pada orang yang memiliki jam terbang tinggi seperti dalam Teori Gladwell. Mohon dicatat jangan mencari-cari pengertian teori ini, karena ini adalah istilah yang saya pakai/buat setelah selesai membaca buku Malcolm Gladwell. Entah itu buku yang judulnya Tipping Point entah David and Goliath. Kata mentor saya “Semakin banyak membaca kita akan sadar semakin banyak hal yang belum kita ketahui dan semakin sering kita lupa! 

Terus ini maksudnya pengakuan diri saya gitu kalau saya sudah banyak lupa karena masuk kelompok pembaca kelas atas? Ya nggak juga... saat membaca saya akan menikmati momen membaca. Tidak terburu-buru ingin tamat. Di waktu yang bersamaan saya bisa baca buku yang berlainan genre. Bisa antara fiksi dan non fiksi, bisa dua buku dengan bahasa yang berbeda bisa juga dua buku yang sama bahasanya. Yang penting dinikmati aja.

Karena postingan zaman now ini juga, kemarin saya tergelitik ingin posting di facebook. Asal njeplak. Akhirnya saya posting mensyukuri dapat kiriman makanan dari beberapa teman.

Saya tahu teman-teman di medsos yang membaca postingan itu tentu akan beragam opininya. Mungkin ada yang mikir saya pamer, mungkin ada juga yang mikir saya belagu, ada juga ikutan senang dan bersyukur. Yang terakhir ini pasti termasuk orang yang mengerti bahwa rezeki itu tidak akan tertukar. Seperti yang selalui Ibu Septi sampaikan “Rezeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari.”

Apapun reaksi mereka harus saya terima. Nggak perlu merasa gerah. Lucu juga kalau merasa gerah melihat reaksi dari postingan yang asal njeplak. Kalau ingin adem ya postingannya juga harus adem.

Dua hari terakhir ini ada postingan heboh tentang berat badan wanita soleha tidak lebih dari 55kg. Yang merupakan potongan dari salah satu tausiyah ustad yang dikenal cukup dekat dengan para remaja. Jadi bukan tidak mungkin ustad tersebut menggunaan bahasa yang mudah dicerna para remaja dan diselingi humor. Apalagi dilengkapi dengan menyuruh para pendengarnya untuk mempelajari hadist tentang Aisha RA. Bukankah itu bermaksud memotivasi para pendengarnya agar mencari tahu lebih lanjut? Atau yang biasa dikenal meningkatkan intellectual curiosity.

Kalau males mikir sejauh itu. Masa iya ustad hanya memberi ceramah satu menit. Tapi ya begitulah, orang zaman now, bukan kids ya karena yang baper rame-rame posting memprotes pendapat ustad itu kebanyakannya emak-emak.  Kalaupun malas mencari tausiyah lengkapnya apa tidak terbersit pikiran bahwa kadar kesolehan seseorang itu kan hanya diketahui oleh Allah SWT. 

Benar seperti yang Anies Baswedan pernah sampaikan bahwa minat baca orang Indonesia memang tinggi tapi daya bacanya  rendah. 
Hobi baca postingan di timeline medsos tapi nggak hobi baca buku. 

oOo



Comments

Popular Posts