Yuk Liburan...

Bicara tentang liburan mungkin bagi kebanyakan orang mudah.  Seringkali kalau ngobrol sesama teman yang tinggal di Singapura. Apalagi pas liburan panjang, rencana yang paling asik adalah mudik.  Selain ketemuan sama keluarga dan teman lama, kita juga bisa jalan-jalan ke daerah wisata yang semakin lama semakin banyak untuk dikunjungi.  Tidak saja melihat keindahan alam tapi juga untuk wisata kuliner. Memanjakan lidah dan perut dengan berbagai makanan daerah.


Liburan untuk mudik

Tapi tidak demikian dengan keluarga kecil saya.  Ketika liburan panjang tiba. Saya harus memilih tujuan liburan yang bisa membahagiakan semua anggota keluarga.  Silaturahmi pada keluarga di Indonesia sudah tentu penting, tapi tidak adanya saudara atau keponakan yang seusia dengan anak-anak itu merupakan alasan kenapa saya dan keluarga tidak pernah lebih dari dua minggu kalau mudik.  


Yang utama adalah ketemu sama mama dan keluarga kakak saya.  Beberapa keponakan yang sudah berkeluarga dan kerja, ada juga yang masih sekolah menjadi alasan kuat tidak bisa memaksimalkan kebersamaan.  Dari dua minggu itu biasanya hanya satu hari anak-anak bisa ketemuan sama kakak-kakak sepupunya.


Selain itu, satu kakak saya yang tinggal di Timur Tengah, juga memiliki jadwal libur yang berbeda dengan libur sekolah anak-anak.  Padahal tiga keponakan saya dari kakak yang satu ini usianya paling dekat dengan anak-anak saya. Kalau mereka sudah ketemu, tidak jarang anak-anak saya malas pulang ke Singapura.


Tahun lalu, ketika Idul Fitri jatuh pada pulan Juni.  Saya sudah membuat perencanaan yang matang. Memboloskan si sulung selama dua hari. Sehingga dia punya waktu lebih lama untuk berkumpul dengan sepupu-sepupunya.  


Karena jadwal saya yang harus segera kembali ke Singapura, maka perayaan Idul Fitri diadakan di Depok.  Biasanya kita merayakan Idul Fitri di Palabuhan Ratu, Sukabumi. Di rumah mama. Disitu juga ada dua kakak mama dan duaadik mama. Jadi di hari pertama lebaran, kita mengadakan acara sungkeman dengan anggota keluarga yang lengkap.  Seru… dan terutama bisa mengenalkan tradisi sungkeman pada generasi muda. Disitu kita bisa saling menggoda dengan ikatan atau hubungan keluarga melalui family tree. Misalnya saya sudah punya cucu dari pihak sepupu. Sulung saya yang belum masuk usia baligh pun mendapat panggilan tante karena sudah punya keponakan.


Kumpul-kumpul yang tidak lebih dari 5 hari itu terasa mengeratkan ikatan keluarga.  Bagaimana dulu saya yang lengket sama tiga keponakan dan siap menerima curhatan mereka.  Kini giliran keponakan saya yang ngasuh anak saya.  Di waktu yang sama saya bisa asik kangen-kangenan bersama kakak dan mama.



Pergi ke tempat wisata popular

Selain mudk, kami juga suka mengisi liburan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang biasanya merupakan hasil keputusan bersama.  Seringnya sih suami yang memberikan ide tempat wisata. Biasanya sih suami memberikan alasan kenapa pergi ke tempat itu, apa saja yang bisa kita lakukan selama berada di sana.  Lalu suami dan saya melibatkan si sulung untuk menyusun rencana. Termasuk memilih hotel. Kapan kita harus memilih apartemen atau hotel untuk tinggal. Lalu lokasi juga. Jauh atau dekat dari pusat keramaian kota. Termasuk transportasi dari airport menuju hotel.  Dari sini kami sekaligus mengajarkan anak untuk mengatur liburan sesuai budget yang ada.





Liburan akhir tahun di Hokkaido



Tahun ini si bungsu sudah mengerti dan mulai memberikan ide kemana mau pergi berlibur.  Tempat yang masih dia ingat adalah Hello Kitty Town di Johor Bahru. Tahun lalu kita berempat pergi kesana untuk kedua kalinya dalam rangka merayakan hari ulang tahun dia. Jadi saat kita bertiga membuat perencanaan liburan desember nanti dia langsung teriak “Hello KItty. I want to play with Helly Kitty again.”


Liburan di rumah

Liburan di rumah alias di Singapura. Tidak kalah menariknya, selain si sulung bisa ketemuan sama teman-teman sekolahnya yang juga tidak sedang berlibur ke luar Singapura.  Selain pergi ke library dekat rumah, saya juga mengijinkan dia untuk mengundang temannya nginap di rumah, sleep over.  Si sulung selalu super bahagia dengan acara ini.



Tampines Library salah satu tempat untuk mengisi liburan. 
Google image

Sleep over, tidak saja membuat anak-anak senang. Saya juga bisa melihat bagaimana mereka berinteraksi. Terutama melihat gaya berkomunikasi si sulung dengan teman-temannya. Melalui acara nginap ini, saya melatih kemandirian anak dan bagaimana bersikap ketika menjadi tuan rumah.  Untuk sarapan biasanya saya memberikan kebebasan kepada mereka untuk menyiapkan sendiri. Satu paket tentunya. Tidak saja menyiapkan sarapan sendiri. Mereka juga harus membersihkan dapur dan meja makan.


Untuk makan malam saya yang menyiapkan semuanya lalu setelah makan mereka wajib mencuci peralatan makan dan minum mereka.  Dari situ saya bisa melihat beberapa teman anak saya yang belum terbiasa melakukan pekerjaan ringan seperti mencuci piring atau gelas.  Bila sudah begini, saya mengingatkan si sulung untuk take over. Menjadi tuan rumah yang baik, melayani temannya sebagai tamu.


Sleep over, tidak saja membuat anak-anak senang. Saya juga bisa melihat bagaimana mereka berinteraksi. Terutama melihat gaya berkomunikasi si sulung dengan teman-temannya.  Acara sleep over terakhir saya mengijinkan anak saya mengundang dua teman dia yang tidak saling mengenal. Hal ini sengaja saya lakukan untuk mengetahui bagaimana peran si sulung sebagai penengah. Dan bisa mengenal karakter dua teman tersebut dengan cara mereka memperlakukan anak saya. Dan ternyata apa yang saya harapkan terjadi.


Saat pulang beraktvitas dari luar, saya melihat ekspresi anak saya tidak senang.  Saya panggil dia ke kamar untuk menceritakan apa yang sudah terjadi. Lalu setelah semuanya clear. Saya tanya kepada dua orang temannya apa yang sudah terjadi dan disitu saya membiarkan anak saya menilai bagaimana dua temannya itu merespons dengan cara yang berbeda.



Meet and greet Cartoon Character



Selain sleep over, saya dan anak-anak bisa menikmati liburan dengan pergi ke acara yang khusus diadakan selama liburan oleh pusat perbelanjaan. Sebetulnya acara ini lebih cocok buat si bungsu.  Tapi saya tetap mengajak si sulung sebagai bentuk kekompakan anggota keluarga. Biasanya setelah acara si bungsu selesai kita bisa makan siang di luar dan si sulung yang menentukan tempat.


Jadi, kualitas liburan tidak tergantung kemana kita pergi berlibur. Tapi lebih pada kegiatan apa yang sudah kita lakukan dan kesan yang kita dapatkan.


Karena liburan adalah bagian dari perjalanan dalam hidup yang tidak saja untuk membebaskan diri dari kegiatan rutin  agar terhindar dari kejenuhan tapi juga memberikan semangat untuk bisa lebih baik lagi. 🌸




Comments

Post a Comment

Popular Posts