Tantangan Menulis Setiap Hari

Ini hari kedua saya ikut tantangan “Sehari Satu Tulisan” dari group ODOP. Kemarin sore saat merangkai-rangkai ide apa untuk dituangkan pada tulisan hari pertama, tetiba terbersit ide mengajak si sulung, Sp, ikutan tantangan ini. Dan respons yang saya terimapun positif. Dia menyanggupi untuk menerima tantangan.


Lalu saya ngeh. Tantangan Sehari Satu Tulisan ini hanya bisa diikuti oleh orang-orang yang sudah tergabung dalam group Facebook ODOP. Tapi hal ini tidak mengurungkan niat saya mengajak Sp untuk membuat tulisan setiap hari. Saya putuskan membuat tantangan untuk kita berdua.


Sore tadi, tantangan hari pertama kita dimulai. Sebelumnya kita sudah menyanggupi untuk menulis di buku bukan di aplikasi gadget. Sp tanya apa tema hari ini, apakah harus samakah tema tulisan kita berdua.  Saya sampaikan temanya bebas, saya ingin Sp menuangkan apa aja yang ada dalam pikiran dia saat itu.


Saya atur timer di telepon genggam selama 10 menit. Mengikuti anjuran dari penggiat literasi, Almarhum Hernowo Hasim. Bahwa dengan menuangkan isi pikiran dalam tulisan secara bebas tidak terikat dengan aturan-aturan PUEBI akan memberi efek baik.  Menulis adalah terapi.


Saya atur timer di telepon genggam selama sepuluh menit. Mengikuti anjuran dari penggiat literasi, Almarhum Hernowo Hasim. Bahwa kebiasaan menuangkan isi pikiran dalam tulisan secara bebas tidak terikat dengan aturan-aturan PUEBI akan memberi efek baik.  Menulis adalah terapi.


Setelah timer berbunyi, saya berhenti menulis. Kami saling tukar buku dan membaca tulisan masing-masing.  Saya menulis artikel ini, sementara Sp menceritakan persiapan liburan keluarga minggu depan.


Setelah selesai membaca, Sp menyampaikan rasa kurang puas dengan apa yang dia tulis. Menurutnya cerita yang saya tuliskan lebih terstruktur sementara tulisan dia lebih singkat.  Dia ingin menuliskan kembali agar lebih rapi dan seperti journal yang biasa dia tulis.


Saya ikuti kemauannya. Lalu agar membuat dia lebih baik, saya meminta dia untuk mengoreksi tulisan saya. Baik dalam penulisan diksi maupun secara grammar. Kami berdua menulis dalam bahasa Inggris. Hasilnya tidak saya duga. Selain berlatih menulis, kami juga jadi asik membahas grammar.  Semoga latihan free writing ini bisa  membantu Sp dalam pelajaran bahasa Inggris. Alhamdulillah sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.


Apa yang saya lakukan berdua sore tadi dengan Sp, tidak sepenuhnya mengikuti arahan bagaimana seharusnya free writing dilakukan.  Bagi saya yang terpenting  saat menulis selama sepuluh menit Sp tidak mengkhawatirkan kesalahan grammar, tanda baca dan typo. Karena ini yang menjadi persyaratan dalam free writing.🌸

Comments

Popular Posts