Mendadak Mind Map



Hari Sabtu kemarin saya mengikuti workshop parenting di sekolah si bungsu.  Workshop ini bagian dari program Parents' Engagement Tools (PET).  Sekolah anak saya bukan termasuk sekolah yang memiliki program ketat secara akademi.

Yang saya maksud ketat secara akademi ini dengan memberikan PR hampir setiap hari kepada anak-anak.  Ataupun juga memberikan projek prakarya mingguan atau bulanan yang kebanyakan malah dikerjakan oleh orangtua tanpa melibatkan anak-anak. 

Tahun lalu ketika anak saya masih TK A, tugas membuat prakarya diberikan sekali dalam satu semester. Semua harus menggunakan bahan bekas pakai alias daur ulang.  Selain prakarya dipajang selama satu minggu di sekolah. Diakhir masa pameran itu, setiap anak diminta menceritakan tentang prakaryanya masing-masing di depan kelas ditemani oleh orangtua. Program yang lebih dikenal dengan show and tell. 

Pada pembukaan workshop kemarin para guru menjabarkan kurikulum TK B.  Yang akan lebih intensif dibanding tahun sebelumnya tapi tetap akan membuat anak-anak rileks.  Bahkan program spelling sudah ditiadakan.  Biasanya anak-anak di TK A akan mendapatkan daftar kosakata untuk dihapalkan. Setiap satu minggu sekali ada test spelling sesuai dengan daftar kosakata tersebut.

Guru akan menyebutkan kosakata satu persatu, lalu murid menuliskannya. Program spelling ini berlaku dalam bahasa Inggris dan bahasa ibu. 

Di Singapura umumnya ada tiga bahasa Ibu yaitu Bahasa Mandarin, Bahasa Melayu dan Bahasa Tamil. Di beberapa sekolah  ada satu tambahan yaitu bahasa Hindi.

Hal yang menarik pada workshop ini, para guru menyarankan kepada  orangtua untuk menggunakan mind map pada setiap kegiatan anak-anak. Mereka mencotohkan mind map yang digunakan untuk program field trip minggu ini ke china town.

Simulasi dilakukan dalam melengkapi mind map field trip tersebut. Seru, ada lucunya juga. Selesai melengkapi mind map, saya jadi ingat dengan tugas minggu ini di kelas Bunda Cekatan, program Institut Ibu Profesional, juga tentang mind map. Ini bukan suatu kebetulan minggu ini serasa mendadak mind map.

Alhamdulillah si sulung yang tahun ini masuk Sekolah Menengah Pertama juga sudah diajarkan  mind map saat duduk di kelas 4 SD.  Tinggal melaksanakannya yang belum maksimal. Dengan melibatkan si sulung dalam mind map adiknya, saya harap bisa menginspirasi dia untuk kembali aktif membuat mind map. Apalagi di bulan pertama menjadi siswa Sekolah Menengah, semangatnya tinggi.

Dalam laman inspiration.com, manfaat mind map bagi pelajar antara lain:
1. Membantu pelajar untuk mengeksplorasi ide, konsep atau masalah.
2. Mempermudah untuk menyusun perencanaan.
3. Lebih mudah menghubungkan antara ide dan konsep.
4. Menuangkan ide baru serta melihat progres yang berlangsung.
5. Mudah mengingat kembali informasi lama. 

Untuk membuat mind map kita bisa menggunakan program digital (software) maupun manual sesuai dengan selera kita.  Terlebih bila ktia suka menggambar, akan lebih seru.

Comments

Popular Posts