Gamifikasi Mini



Pernah mendengar kata gamification atau gamifikasi?

Saya lebih dulu mencicipi dan terjun dalam gamifikasi dibanding mengerti kata ini secara harfiah. Menurut Cambridge Dictionary, the practice of making activities more like games in order to make them more interesting or enjoyable. Gamifikasi belum masuk dalam KBBI.

Dalam kolom Telematika detik.com, gamifikasi adalah proses menggunakan mekanisme atau aturan permainan pada aktivitas non-permainan untukmencapai tujuan tertentu yang lebih menyenangkan dan meningkatkan interaktivitas pengguna.

Dengan gamifikasi segala hal terasa lebih fun sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak akan mudah merasa bosan. Pertama kali nyemplung mencicipi serunya gamifikasi tahun 2017. Di program Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP).

Racikan founder IIP, ibu Septi Peni Wulandani, betul-betul ampuh. Para member IIP yang aktif secara online mampu membangun tali silaturahmi yang kuat. Saling berbagi informasi, pengalaman dan ilmu. Karena semua dilakukan oleh orang-orang yang memiliki visi yang sama.  





Gamifikasi telah membuat kami merasa sudah saling kenal lama. Padahal kebanyakan kami belum bertemu sama sekali.  Terlebih di kelas saya saat itu merupakan gabungan kota dan luar negeri.  Boro-boro kopdar, jarak tempat tinggal kita ratusan hingga ribuan kilometer. Tidak dihitung kami yang tinggal di luar negeri. Baik negara-negara di benua Asia, Australia, Eropa serta Amerika.

Gamifikasi mampu menciptakan keseruan, kompetisi sehat, produktivitas, kreativitas serta self-expression. Keseruan yang saya dapatkan di IIP ini, mendorong saya untuk mempraktekan gamifikasi yang saya modifikasi sendiri. Kalau dalam istilah komunitas Ibu Profesional, mengATM gamifikasi. Amati, tiru dan modifikasi.

Kenapa mesti dimodifikasi bila saya sendiri sudah merasakan manfaatnya? Sederhana saja, karena dalam mempraktekannya perlu persiapan yang matang dan juga target peserta. 

Sehubungan dengan awal tahun ajaran sekolah. Saya ingin mengajak si sulung untuk lebih interaktif dalam mengenal mata pelajaran di Sekolah Menengah.  Terbiasa dengan empat mata pelajaran selama di Sekolah Dasar, kini harus siap melahap sembilan mata pelajaran. 

Langkah pertama bisa mengajak si sulung yang terbiasa posting quiz di akun media sosialnya.  Sebagai selingan, quiz diambil dari topik-topik pelajaran.  Terutama untuk pelajaran yang baru dikenal, seperti Geografi dan Sejarah.  Bergantian antara quiz dan tips atau lesson of the day. Semoga dengan cara ini si sulung jauh dari jenuh menghadapi tumpukan text book yang tebal  dan berat itu. 

Selalu ingat pesan sang mentor, salah satu kelebihan berbagi/bercerita tentang mimpi kita kepada orang lain adalah mendapatkan doa. 

Respons orang-orang yang mengaminkan mimpi kita adalah doa. Kalaupun mendapat respons negatif, jadikan itu sebagai semangat. Karena sesuai dengan janji Allah SWT dalam QS Az-Zalzalah: 7-8)  "Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya'dia akan melihat (balasan)nya. Dan,  barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,"  

Dalam ilmu pengetahuan kita kenal dengan istilah Law of Attraction; kita menebar kebaikan dan bersungguh-sungguh, maka semesta akan mendukung. Jangan biarkan respons negatif mempengaruhi semangat kita. Bismillah❤️







Comments

Popular Posts