Mengenal Serunya Potluck Pengetahuan



Potluck-ku

Menyimak tugas minggu kedua di kelas ulat-ulat ini sempat kesetrum lalu tertegun. Terutama tugas yang akan dijadikan menu potluck. Yaitu keterampilan yang disukai atau dikuasai dan akan disajikan kepada teman-teman di kelas Bunda Cekatan. 

Bu Septi menyampaikan bila seseorang ahli dalam satu ilmu, maka cobaannya akan berhubungan dengan ilmu tersebut. 

Saya langsung menyederhanakan pendapat itu menjadi ketika seseorang menyukai satu hal, cobaan bisa datang dari hal yang sedang disukai itu. Jenis cobaan yang dirasakan oleh yang bersangkutan bisa saja tidak disadari. 

Agar tugas yang dikerjakan seduai dengan mind map si telur oren, saya berusaha untuk tetap mengembangkan dari tugas minggu sebelumnya. 

Pada minggu lalu, saya memang sengaja fokus kepada satu topik di kind map, yaitu manajemen waktu dengan subtopik skala prioritas. Lalu mengenai keterampilan yang saya kuasaipun saya mencantumkan keterampilan yang tifak menyentuh topik lain pada mind map. 

Saya mencantumkan keterampilan yang saya kuasa saat dulu masih bekerja. Kini tindaklanjutnya berupa video atau audio berdurasi maksimal 3 menit dengan High End Energy. Sangat menantang mengingat kemampuan saya dalam merekam sangat minim.

Sempat terpikir untuk merubah keterampilan untuk menu potluck ini, yaitu berupa tutorial menjahit craft. Lebih mudah sih tapi menjahit merupakan topik yang ada di telur hijau. 

Masa iya ketemu tantangan dikit harus langsung berubah. Serasa kurang tepat berada di kelas Bunda Cekatan. Inilah menu potluck yang saya sajikan untuk teman-teman. 

Kembali kepada momen kesetrum dan tertegun diatas. Tertegun sesaat apakah lanjut dengan menyajikan bagaimana membangun teamwork sesuai dengan pengalaman? Apakah akan ada cobaan tentang membangun teamwork ini? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menerus menggema. Satu bisikan untuk lanjut. Apa yang mesti dikhawatirkan karena pengalaman serta masukan dari teman-teman saat bekerja dulu yang memang justru merasakan kehilangan setelah saya tidak lagi bekerja dengan mereka. Pendekatan saya yang sederhana dan personal justru tidak mereka rasakan. Merasa sebagai teman biasa tapi dalam bertugas tetap sesuai dengan koridor yang ada. 

Rasa khawatir akan cobaan itupun makin menipis karena saat ini saya sedang tidak berada dalam lingkaran membangun teamwork. Tetiba...deng!  

Kata komunikasi serasa menghujam dada! Komunikasi. Komunikasi kuncinya! Pendekatan yang personal, rileks membangunkan semangat, membangunkan potensi diri teman-teman kerja yang selama ini saya lakukan dan berhasil membangun teamwork itu yang tidak saya gunakan disaat saya memasuki dunia si sulung yang saat ini menginjak aqil baligh. Dunia remaja.

Ini dia tantangan di depan mata! Membangun teamwork adalah hal yang saya sukai di dunia kerja, dan sempat saya praktekkan juga saat menjadi ketua kelas di kelas Bunda Sayang dan menjadi Leader di Ibu Profesional Asia. Kenapa saya tidak melakukan switch... dari dunia kerja, dunia komunitas dalam pendekatan dengan remaja yang selama ini cukup memakan waktu saya karena rasa khawatir. 

Kata Switch... muncul ketika ingat dengan tulisan ustad Adriano Rusfi tentang ilmu analogi. Salah satu yang dicontohkan ustad Adriano saat itu juara catur, ahli Aljabar yang tidak mampu memiliki strategi dalam kehidupan. 

Ma syaa Allah... semoga dengan pencerahan ini saya bukan saja bisa berbagi pengalaman dalam membangun teamwork di dunia kerja atau komunitas tapi juga bisa mengimplementasikan di dunia baru, remaja milenial. 

Keseruan potluck pengetahuan di kelas Bunda Cekatan ini berhasil mengantarkan saya pada Aha!moment.


Makananku

Setelah memasuki rimba pengetahuan, alhamdulillah saya menemukan makanan yang diperlukan. Ilmu yang menunjang manajemen waktu. 

Setelah mengantongi dua menu potluck dari Rimba Pengetahuan dan satu dari hasil diskusi di wag HIMA IP Asia. Akhirnya saya memutuskan untuk menambah satu sumber ilmu dari Rimba Pengetahuan, potluck milik bunda Iffah Zakiyyah tentang Manajemen Waktu.

Penjabaran dari bunda Iffah sangat lengkap dan ini yang membuat saya untuk memutuskan membawa makanan ini ke dalam goa pengetahuan. 

Selain penjabaran yang lengkap, makanan ini juga bia mengganti dari dua sumber ilmu dari bunda Yuherina. Secara garis besar sudah saya serap, bila ingin menambah saya harus ikut workshop online berbayar. Dan ini tentu memerlukan komitmen yang tinggi mengingat waktunya belum bisa ditentukan.

Sementara menu dari bunda Riky Vickyan Kusuma, meskipun judul sumber ilmu tentang Manajemen Diri dan waktu. Intisari dari penjabaran ilmu tersebut lebih kepada Manajemen Emosi. 




Semoga diberikan kemudahan dan kelancaran dalam memahami ilmu yang sudah saya pilih ini. Aamiin.



#bundacekatan
#thejungleofknowledge
#institutibuprofesional
#kelasulatulat






Comments

Popular Posts