Antara Takdir dan Kehendak

Mengikat makna buku Mengubah Takdir karya Agus Mustofa. Topik: Antara Takdir dan Kehendak


Pada topik ini, saya makin tertarik dengan penyampaian penulis. Kurang lebih proses terjadinya takdir adalah sebuah proses 'negosiasi' antara seorang manusia dengan Allah.  Manusia punya kehendak bebas atas takdirnya.  Tapi Allah juga punya Kehendak yang Maha Bebas.  

Takdir bakal terjadi dalam skala maksimal juga kehendak manusia dan kehendak Allah bertemu dalam sebuah 'komromi' yang harmonis.  Jika tidak, maka takdir tersebut bakal terjadi dalam skal yang minimal. Atau bisa gagal sama sekali. Alias memperoleh takdir jelek.

Kunci keberhasilan untuk mencapai takdir baik adalah pada keselarasan antara kehendak kita dengan Kehendak Allah.  Karena penentu keberhasilan kita adalah Allah.

Allah-lah yang mementukan takdir kita. Tapi Kehendak Allah itu akan terjadi ketika kita berkehendak duluan untuk mencapainya.  Jadi kehendak kita menjadi kunci berlakunya Kehendak Allah dalam hal takdir.

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. QS Ali Imran:145.

Kehendak Allah dalam hal takdir manusia bersifat menunggu kehendak dan usaha kita.  Sebab Dia telah memberikan kebebasan kepada makhluk sempurna yang bernama manusia ini sebebas-bebasnya.  Tentu saja degnan konsekuensi dan resiko yang ditanggungnya sendiri.

Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah dan Pengasih.  Ia memberikan apa saja yang kita minta kalau kita sungguh-sungguh.Terlepas dari hasilnya baik atau tidak bagi kita.  Allah mengajak kita untuk berpikir dan mempertimbankan dengan akal yang telah dikaruniakan kepada kita.

Sebenarnya Allah selalu menghendaki yang terbaik buat kita. Yang bermanfaat. Tapi kita suka 'merengek' kepada-Nya, dan bernafsu untuk segera mencapainya.  Meskipun sebetulnya tidak baik. Allah akhirnya memberikan juga. Tapi resikonya ada pada kita sendiri!


Dalam hal yang tidka baik itu.  Allah biasanya mengulur-ulur takdir-Nya, agar kita sdar bahwa itu kurang baik buat kita.  ATau munkin belum tepat waktunya.

Bila kita tergesa-gesa ingin segera memperolehnya, maka yang terjadi adalah takdir jelek. Tidak member manfaat dan banyak mudharatnya. Itulah yang dikatakan Allah dalam beberapa ayat-Nya.

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. QS Al Isra:11.

Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. QS Anbiya:37đŸ“˜



#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day25

Comments

Popular Posts