NAK: How We Earn
Review Buku Revive Your Heart karya Nouman Ali Khan, topik Our Financial Dealing:How we Earn
Dalam bahasan ini, penulis merefleksikan QS Al-Nisa. Surat yang banyak menceritakan tentang Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, awal mula lahirnya masyarakat muslim. Sebelumnya di Mekah mereka belum bisa bersatu dalam satu kesatuan karena keterbatasan yang ada. Mereka bahkan tidak bisa shalat terang-terangan.
Surat An-nisa ayat 29 ini sangat penting perannya saat komunitas Muslim sedang tumbuh dan berkembang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Tapi begitu sampai di Madinah, sudah ada masyarakat yang solid dan menerima kehadiran Islam dan Rasulullah. Dan memberikan posisi pemimpin kepada beliau. Di masa ini wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT tentang petunjuk dan hukum/dalil. Bila kita melihat ayat-ayat Quran yang diturunkan di Mekkah tidak banyak membahas tentang hukum atau dalil, dua per tiganya Qur'an.
Lalu dalam Qur'an surat Al-Baqarrah:18 Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Secara harfiah penulis mengingatkan saat berbisnis melibatkan politik, korupsi akan terjadi. Lalu orang kaya akan punya peran kuat dalam menyetir politikus. Akhirnya orang-orang yang tidak memiliki kekuatan finansial, warga negara biasa yang akan jadi korbannya.
Allah menyerukan aturan finansial dalam Islam, apapun jenis usahanya pastikan ada perjanjian yang jelas antara penjual dan pembeli. Tidak boleh ada yang disembunyikan. Kita sering dengar atau mengalami sendiri ketika membeli mobil atau barang berharga lainnya, ada dokumen yang harus ditandatangani. Mungkin kita tidak sempat membaca seluruhnya karena saking tebalnya dokumen tersebut lalu kalau kita tanya kepada penjual, aah itu hanya dokumentasi biasa aja. Beberapa bulan atau tahun kemudian kita punya masalah dengan kendaraan atau barang tersebut, saat komplain penjual/dealer menyampaikan kerusakan itu tidak masuk asuransi. Kita tidak bisa protes karena sebelumnya kita sudah tanda tangan dokumen perjanjian tanpa membaca lengkap. Hal ini tidak diperbolehkan dalam Islam.
Orang bisa berpendapat, yang penting sudah usaha. Bagaimana caranya, baik atau buruk. Yang penting hidup tetap jalan. Tapi janji Allah adalah ketika kita dapat uang dengan cara yang salah, maka kesalahan itu akan kembali menghantui diri kita. Dengan cara apapun, mungkin dengan kehidupan pribadi atau pada keluarga kita sendiri. Ibaratnya uang itu seperti kututkan, tidak membawa berkah. Ini tertuang dalam surat An-Nissa ayat 28: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Bila uang tidak berkah itu lalu disumbangkan pada masjid. Tinggal menunggu waktu untuk membuktikan ketidakberkahannya. Bisa langsung terjadi atau beberapa tahun kemudian. Mungkin masjid itu menjadi sepi. Atau ada keributan antar jama'ah atau bahkan perkelahian terjadi dalam masjid tersebut.
Sebaliknya bila uang itu didapatkan dari usaha yang baik. Maka akan memberi berkah. Kebaikan selalu melahirkan kebaikan. Tidak ada kebaikan muncul dari keburukan. Jadi bagaimana kita mencari nafkah, cara mempergunakannya dan bagaimana cara kita berbisnis adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Dan jadikan hal ini sebagai prioritas. Tidak perlu khawatir berlebihan. Selama kita melakukannya dengan benar dan baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh Qur'an in syaa Allah hidup kita akan berkah.
Jadi bagaimana kita mencari nafkah, cara mempergunakannya dan bagaimana cara kita berbisnis adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Dan jadikan hal ini sebagai prioritas. Tidak perlu khawatir berlebihan. Selama kita melakukannya dengan benar dan baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh Qur'an in syaa Allah hidup kita akan berkah.
Tulisan ini termasuk dalam Tantangan 30 hari BunCek batch#1
Kelas Kepompong
Hari ke-11
Dalam bahasan ini, penulis merefleksikan QS Al-Nisa. Surat yang banyak menceritakan tentang Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, awal mula lahirnya masyarakat muslim. Sebelumnya di Mekah mereka belum bisa bersatu dalam satu kesatuan karena keterbatasan yang ada. Mereka bahkan tidak bisa shalat terang-terangan.
Surat An-nisa ayat 29 ini sangat penting perannya saat komunitas Muslim sedang tumbuh dan berkembang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Lalu dalam Qur'an surat Al-Baqarrah:18 Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Secara harfiah penulis mengingatkan saat berbisnis melibatkan politik, korupsi akan terjadi. Lalu orang kaya akan punya peran kuat dalam menyetir politikus. Akhirnya orang-orang yang tidak memiliki kekuatan finansial, warga negara biasa yang akan jadi korbannya.
Allah menyerukan aturan finansial dalam Islam, apapun jenis usahanya pastikan ada perjanjian yang jelas antara penjual dan pembeli. Tidak boleh ada yang disembunyikan. Kita sering dengar atau mengalami sendiri ketika membeli mobil atau barang berharga lainnya, ada dokumen yang harus ditandatangani. Mungkin kita tidak sempat membaca seluruhnya karena saking tebalnya dokumen tersebut lalu kalau kita tanya kepada penjual, aah itu hanya dokumentasi biasa aja. Beberapa bulan atau tahun kemudian kita punya masalah dengan kendaraan atau barang tersebut, saat komplain penjual/dealer menyampaikan kerusakan itu tidak masuk asuransi. Kita tidak bisa protes karena sebelumnya kita sudah tanda tangan dokumen perjanjian tanpa membaca lengkap. Hal ini tidak diperbolehkan dalam Islam.
Orang bisa berpendapat, yang penting sudah usaha. Bagaimana caranya, baik atau buruk. Yang penting hidup tetap jalan. Tapi janji Allah adalah ketika kita dapat uang dengan cara yang salah, maka kesalahan itu akan kembali menghantui diri kita. Dengan cara apapun, mungkin dengan kehidupan pribadi atau pada keluarga kita sendiri. Ibaratnya uang itu seperti kututkan, tidak membawa berkah. Ini tertuang dalam surat An-Nissa ayat 28: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Bila uang tidak berkah itu lalu disumbangkan pada masjid. Tinggal menunggu waktu untuk membuktikan ketidakberkahannya. Bisa langsung terjadi atau beberapa tahun kemudian. Mungkin masjid itu menjadi sepi. Atau ada keributan antar jama'ah atau bahkan perkelahian terjadi dalam masjid tersebut.
Sebaliknya bila uang itu didapatkan dari usaha yang baik. Maka akan memberi berkah. Kebaikan selalu melahirkan kebaikan. Tidak ada kebaikan muncul dari keburukan. Jadi bagaimana kita mencari nafkah, cara mempergunakannya dan bagaimana cara kita berbisnis adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Dan jadikan hal ini sebagai prioritas. Tidak perlu khawatir berlebihan. Selama kita melakukannya dengan benar dan baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh Qur'an in syaa Allah hidup kita akan berkah.
Jadi bagaimana kita mencari nafkah, cara mempergunakannya dan bagaimana cara kita berbisnis adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Dan jadikan hal ini sebagai prioritas. Tidak perlu khawatir berlebihan. Selama kita melakukannya dengan benar dan baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh Qur'an in syaa Allah hidup kita akan berkah.
Tulisan ini termasuk dalam Tantangan 30 hari BunCek batch#1
Kelas Kepompong
Hari ke-11
Comments
Post a Comment