NAK: Money Matters

Review buku Revive Your heart, karya Nouman Ali Khan. Topik: Money Matters.

Tidak sedikit ayat-ayat Quran yang memberikan petunjuk bagaimana seharusnya kita mengatur keuangan. Penulis membuka dengan QS Al-Isra ayat 25: Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. Dalam ayat ini Allah memberitahu kita bahwa Dia lebih tahu siapa diri kita. Penulis menggarisbawahi bahwa ini merupakan petunjuk bahwa apapun yang akan diajarkan oleh Allah pada kita hanya akan dirasakan oleh diri kita sendiri. Bukan orang lain. Dengan kata lain, penulis tidak bisa mengoreksi pembaca, demikian juga sebaliknya. Ayat ini mengajarkan tentang bagaimana mencari tahu siapa diri kita, mengetahui lebih jauh tentang hati nurani serta molaritas kita.

Bagi orang yang tidak memperhatikan dirinya sendiri dengan baik, tidak bermuhasabah, mereka tidak akan bisa hidup dengan perintah yang diberikan dalam surat ini. Bila faktanya kita orang baik, berbudi luhur, maka Allah tahu lebih dari itu. Bagi mereka yang setiap saat bertobat kembali ke jalan Allah setelah melakukan berkali-kali melakukan kesalahan, bagi mereka Allah tetap akan menerima tobatnya. Untuk itu penulis mengingatkan sebelum orang lain mengingatkan apa yang sudah kita lakukan. Sebetulnya kita punya kemampuan sendiri mengetahui apa yang sudah kita perbuat, lalu bertobatlah kepada Allah SWT.  Karena rahmatNya kesalahan kita itu tidak diketahui orang lain.

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. QS Al-Isra ayat 26.  Allah menganjurkan kita untuk menggunakan uang kita dan diberikan kepada orang-orang terdekat, keluarga. Siapa saja yang termasuk kategori keluarga ini? Orang yang terikat dengan kandungan. Yaitu terikat karena ayah, ibu, nenek ataupun kakek. Jangan karena ada perasaan nggak suka, karena sering bertengkar ataupun alasan lainnya. Lalu kita tidak mau berbagi dengan mereka padahal mereka termasuk orang yang membutuhkan bantuan materi. Tidak dianjurkan mengabaikan keluarga karena ketidaksukaan kita kepada mereka. Lalu kita lebih suka berbagi kepada orang lain.
Dengan kata lain, uang yang kita miliki itu sebetulnya sebagian merupakan hak keluarga kita yang sedang kekurangan.

Setelah keluarga, siapa kah yang berhak atas harta kita? Wa-l-miskin. Miskin merupakan kombinasi dua kata dalam bahasa Arab, yaitu masaka dan sakana. Artinya orang yang sedang dalam situasi terdesak. Selama ini kita tahu arti kata miskin  tidak memiliki apa-apa. Arti kata miskin yang sebenarnya adalah orang yang tidak mampu menolong dirinya sendiri, baik dalam finansial, situasi politik atau masalah lainnya. Sebagai contoh, bila ada orang yang pekerjaannya sebagai sopir dalam mendapatkan nafkah untuk keluarganya. Dia memiliki masalah dengan matanya hingga harus dioperasi. Sementara dia sebagai kepala keluarga dan tidak memiliki pekerjaan lain. Bila dia tidak melakukan operasi mata dia tidak bisa lagi mencari nafkah. Dia betul-betul dalam kondisi kesulitan. Dia bukan pengemis.


Yang ketiga adalah wa-ibn al-sabil, yaitu orang yang selalu bepergian dari satu kota ke kota lainnya, termasuk orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap alasan materi. Musafir termasuk dalam kategori ini juga.

Lalu bagian akhir dari ayat diatas, janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Menurut penulis ada hikmah yang luar biasa dalam ayat ini. Saat kita menggunakan uang kita untuk membeli sesuatu pastikan yang proporsional, tidak berlebihan mengikuti rasa ingin dan suka. Melupakan fungsi dan manfaatnya bagi kita. Termasuk memanjakan anak dan keluarga yang berlebihan.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.Referensi, QS Al-Isra:27. Ayat ini mengingatkan kita yang senang memanjakan diri dengan belanja. Shopaholics. Orang-oran yang ketagihan belanja. Seringkali barang yang dibelipun tidak terpakai. Bagi mereka belanja itu ibarat terapi.

Bila kita berkata: "Saya gak punya.", ketika dihampiri oleh orang yang sedang membutuhkan bantuan. Orang yang masuk dalam tiga kategori diatas. Lalu berusaha menghindar dan menjauh dari orang tersebut. Disini kita termasuk orang faqir. Faqir akan rahmat Allah. Sesungguhnya Allah menyaksikan apa yang kita perbuat dan katakan. Semoga ini menjadi bahan pengingat bagi kita. Agar senantiasa kita tidak termasuk pada orang-orang yang faqir akan rahmat Allah.📘




Tulisan ini termasuk dalam Tantangan 30 hari BunCek batch#1
Kelas Kepompong 
Hari ke-12


Comments

Popular Posts