NAK : Putting Life in Perspective



Review buku Revive Your heart, karya Nouman Ali Khan. Topik: Putting Life in Perspective 


Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal, QS Asy-syura:36. Pada ayat ini jelas Allah menyampaikan semua objek secara fisik yang kita miliki. Juga tentang apapun yang sudah kita berikan selama hidup. Sebagai orangtua apa yang telah kita lakukan, pengalaman masa muda kita, kesempatan apa yang telah kita dapatkan, pergaulan dan pertemanan kita. 

Ayat diatas semua mengomentari tentan kehidupan kita di dunia. Pintu telah dibukakan untuk kita oleh Allah SWT. Pintu yang dibuka untuk setiap bagian dari kehidupan kita. Dari satu petualangan ke petualangan yang lain. Bagi yang sudah menikah, bagaimana ketika proses sebelum menikah. Semua proses itu adalah jalan dari Allah. Setiap percakapan adalah dari Allah. Setiap bagian dari kehidupan kita yang bahkan mungkin kita sendiri sudah lupa adalah dari Allah.

Setiap apa yang kita alami adalah bertujuan untuk membuat kita lebih matang dan berpengalaman. Semua ini adalah untuk membuat kita tumbuh dan kuat. Baik pengalaman yang membanggakan maupun yang tidak. Lalu kita melihat kembali pada masa lalu dan kita bisa berkata "Beruntung saya bisa lalui hal itu dengan baik." Terhadap pengalaman yang kurang indah, kita berkata, "Seandainya saya tidak lakukan hal itu." Semua itu adalah proses kita untuk menjadi matang. Dan perasaan-perasaan yang kita miliki terhadap masa lalu itu adalah dari Allah. Termasuk penyesalan. Itu tanda sayang Allah kepada kita. Ini poin pertama dari ayat di atas.

Yang kedua adalah apa manfaatnya. Setiap pengalaman yang kita dapatkan dalam hidup bisa kita petik hikmahnya. Sekalipun pengalaman yang membuat  frustrasi. Hanya orang yang matang dan jeli mampu menjadi sosok yang lebih kuat dan tegar dari pengalaman manis dan pahit kehidupan. 

Dengan duo poin di atas, penulis ingin mengajak pembaca untuk membuat perencanaan sepuluh atau lima tahun ke depan. Apa saja yang ingin kita capai, berapa banyak ayat Quran yang ingin kita hapal, demikian juga dengan investasi, bagi yang masih lajang menargetkan kapan akan menikah. Set target kita lalu berjuang untuk mencapainya.

Tapi bila kita telaah ayat diatas lebih dalam, kita membuat target lalu berusaha untuk meraih impian kita sesuai target. Tapi kita lupa semua itu tidak akan ada artinya bila kita tidak mulai membangun untuk akhirat. Segalanya tidak akan berarti bila tidak mendekatkan kita pada Allah SWT. 

Ada perspektif ada juga realitas.  Perspektif kita, perspektif orang dan realitas. Orang bisa berpikir kita sukses, kita berpengalaman dan mampu mencapai impian. Bisa juga mereka berpikir sebaliknya. Apapun pendapat orang terhadap kita tidak akan ada gunanya di hadapan Allah SWT. Baik kritikan maupun pujian orang tidak akan ada pengaruhnya di hadapan Allah. Kenyataannya banyak orang yang terpengaruhi oleh kritikan, sehingga lambat laun kehilangan rasa percaya diri.  Hidupnya pun berubah. Ini disebabkan karena orang tersebut tidak mengenal diri sendiri. Sehingga termakan oleh kritikan orang lain yang belum tentu benar. Bila kita berpegangan pada ayat-ayat Allah, hal ini tidak akan terjadi. Karena kita akan mampu melihat dan menilai siapa diri kita. 

Penulis menyederhanakan arti ayat diatas dengan kalimat yang mudah dicerna. Seakan Allah berkata, 'Aku tidak ingin memberitahu kamu apa yang Aku miliki. Aku punya misteri untuk kamu. Aku memiliki segalanya, dan itu adalah hal yang lebih baik, jauh lebih baik.'

Jadi bagaimana kita menyiapkan diri untuk akhirat? Kita tidak bisa membuat perencanaan untuk sepuluh atau lima tahun seperti kita merencanakan hidup. Untuk akhirat kita membuat rencana harian. Bukan membuat rencana jangka panjang. Tapi rencana apa yang dan bagaimana hari ini kita hidup. Apa yang akan kita lakukan setelah hari Jumat? Bagaimana kita beraktivitas esok hari? Kapan kita akan bangun? Apa yang akan kita lakukan di waktu luang esok? Kapan akan menghapus game yang sudah membuat kita tidak produktif? Kapan akan berhenti nonton tv? Kapan akan berhenti menghabiskan waktu dengan chatting dan jalan-jalan tanpa tujuan? Kapan kita akan menaikkan standar hidup kita kalau bukan hari ini?

Kalau tidak segera melakukan perubahan, apakah kita berpikiran waktu itu bebas tidak bertepi? Waktu itu terbatas. Kita memiliki waktu, kita tidak membeli waktu. Tapi kita semua lupa ada yang harus kita bayar. Dengan mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan dalam mengisi waktu itu. 

Mari mulai dengan diri sendiri sebelum berbagi dengan orang lain. Setiap orang akan memilih jalan hidup. Dan pilihan hidupnya sesuai dengan ucapan tentang hidup saat ini. 'Aku baik-baik aja nggak perlu berubah' - hati-hati akan imajinasi yang kita miliki karena terpengaruh oleh pendapat orang-orang tentang siapa kita. Siapa kita menurut mereka bisa saja itu bukan siapa kita sesungguhnya. Semoga Allah SWT tidak membutakan kita.📘


Memenuhi KPI poin 2,3&4
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day13





Comments

Popular Posts