Salah Kaprah: Rezeki, Jodoh dan Kematian

Review buku Mengubah Takdirkarya Agus Mustofa topik Takdir dan Nasib: Salah Kaprah; Rejeki Jodoh dan Kematian.

Ada kesalahan takdir disamakan dengan nasib. Maka konsep yag tadinya bernuansa positif, berubah menjadi negatif. Salah kaprah muncul dihampir semua lini keagamaan kita. Wajah Islam yang sebenarnya teduh beubah jadi menyeramkan. Ajaran yang penuh cinta kasih telah menjadi begitu mengerikan.

Pemahaman tentang ayat-ayat takdir mendorong penulis untu melakukan eksplorasi lebih luas tentang konsep kehidupan yang memberikan motivasi positif dalam menghadapi berbagai kenyatan hidup.




Dalam konsep nasib, rezeki, jodoh dan kematian adalah ketetapan mutlak sebelum seorang manusia dilahirkan, dan kita tidak bisa menolak atau mengubahnya. Jadi sehebat apapun usaha kita bila Allah sudah menakdirkan miskin sebelum kita lahir, maka miskin jugalah yang kita dapatkan.

Pendapat ini sangat bertentangan degan ayat-ayat Qur'an. Mana ada orang yang bemalas-malasan bisa menjadi kaya. Allah tidak begitu "menyukai" orang-orang malas. Termasuk mencari karunia Allah berupa rezeki.

Allah mendorong hamba-hambaNya untuk beusaha maksimal.  Bukan hanya meminta dan berdoa lewat shalat dan dzikir. Seperti dalam QS Al Qashash:77 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baikah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu di (muka) bumi.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dalam ayat diatas, jelas menghapuskan konsep nasib bahwa rezeki sudah ditetapkan sejak sebelum mereka lahir. Seperti yang bisa lihat dalam kenyataan besar kecilnya rezeki seseorang dipengaruhi oleh usaha yang dia lakukan.  Sekalipun usaha yang sudah dia tempuh tidak memberikan hasil yang dia harapkan. Karena banyak faktor terlibat dalam mencapai hasil. 

Sebagai contoh konkret penulis mengajak pembaca untuk membayangkan bila kita bekerja dalam waktu satu bulan penuh. Lalu di bulan berikutnya kita bermalas-malasan tidak bekerja sama sekali. Kita tahu hasilnya pasti berbeda. 

Dalam QS Al Israa ayat 17 Allah menjanjikan kepada orang yang menghendaki kehidupan di dunia. Serta kepada orang yang lebih menghendaki kehidupan di akhirat kelak pada ayat 18. Janji Allah kembali tertuang pada ayat selanjutnya yaitu: Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi, QS Al Israa:20.

Jelas janji Allah memberikan bantuan kepada golongan tersebut berdasarkan Kemurahan Allah. Tapi setelah kita melakukan usaha.  Jangan pernah kita salah mengartikan karena Allah Maha Pemurah dan Maha Berkehendak, lalu kita tidak mau berusaha. 

Demikian juga dengan jodoh, tidak jauh berbeda. Ungkapan kalau sudah jodoh tidak kan lari kemana. Adalah ungkapan yang kurang mendidik. Seolah tanpa kita usahapun jodoh kita akan datang. Sesungguhnya jodoh kita adalah sesuai dengan sejauh mana usaha kita dalam menjemput jodoh.

Bila di sekeliling kita banyak orang yang yang bertemu dengan jodoh jelek. Lalu memutuskan untuk bercerai. Dan angka perceraianpun tinggi. Bila ada orang yang nikah cerai nikah cerai. Lalu siapakah jodoh dia? Istri pertama, kedua atau lainnya? Ini adalah kontradiksi dalam realitas kehidupan. Penulis menekankan jodoh bukanlah nasib yang sudah ditentukan sebelum kelahiran kita. Allah menyuruh kita untuk berusaha. Termasuk dalam mencari pasangan hidup. 

Kata jodoh atau berjodoh tidak akan pernah ditemukan dalam Al Qur'an. Perjodohan adalah 'pilihan' bukan sebuah ketetapan yang harus kita terima, anda bisa memilih apa saja dalam urusan perjodohan ini.  Sebagai contoh, jika ada seorang laki-laki mampu secara materi. Dia bisa saja menikah dengan yang dia mau. Dia tidak bisa memaksa wanita yang sudah memiliki pilihan yang kuat. kalaupun dia tetap memaksakan kehendaknya, ada resiko yang harus dia hadapi, resiko yang harus dia bayar mahal yang bisa mempengaruhi reputasi dia.

Dalam QS An Nuur:33, Allah secara gamblang memberikan pemahaman bahwa ada orang-orang yang tidak mampu kawin, maka jagalah kesucian diri. Kalau dia berusaha terus, Allah akan memberikan kemampuan kepadanya untuk kawin. 

Perkawinan adalah seabuah pilihan dan kesepakatan. Meskipun dengan seorang budak yang dimilki oleh orang-orang jaman dulu. Allah melarang untuk memaksa. Setiap orang memiliki hak asasinya. Kita bisa menentukan dengan siapa saja ingin berjodoh dan membentuk rumah tangga. Allah akan membantu dengan KemurahanNya.

Mengenai kematian. Penulis kembali mengulas pendapat bahwa kematian sudah ditentukan oleh Allah sebelum kelahiran kita. Dengan kata lain kita tidak bisa memilih panjang usia maupun cara mati kita. Hal ini berarti merawat kesehatan maupun melalaikannya tidak akan berpengaruh pada usia dan kesehatan kita?

Penulis mengajak pembaca untuk berpikir kenapa di negara-negara maju usia harapan hidupn masyarakatnya lebih panjang dibandingkan dengan negara-negar miskin. Di negara-negara miskin tingkat kematian bayi lebih tinggi. Usia rata-rata harapan hidup juga dibawah 50 tahun. Orang Jepang harapan hidupnya lebih tinggi dibanding orang Indonesia. Betukah semua ini karena sudah nasib?

Allah sangat mengaragai hamba-hambaNya yang berusaha keras untuk mengejar kualitas hidup yang lebih tinggi. Dan tidak suka kepada orang-orang yang lalai, bermalas-malasan apalagi berputus asa. Seperti yang terkandung dalam QS Al Hijr:55 sebagai berikut: 
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".

Sebagai penutup, penulis mengingatkan bahwa takdir tidaklah sama dengan nasib. Kita telah menyimpang dari konsep takdir yang sebenarnya. Lalu membelengu hidup kita sendiri dengan pemahaman-pemahaman yang tidak masuk akal. Dan terjadilah kemunduran umat Islam di berbagai bidang.  Semua itu sangat erat kaitannya dengan pemahaman kita bahwa kesuksesan atau kegagalan hidup kita telah ditentukan sebelum kelahiran kita.📚





Memenuhi KPI poin 2,3&4
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day15






Comments

Popular Posts