Takdir dan Nasib; Konsep yang Kontraproduktif.

Review buku Mengubah Takdir karya Agus Mustofa.  Topik: Takdir dan Nasib; Konsep yang Kontraproduktif.

Kekeliruan yang utama menyamakan konsep nasib dan takdir. Banyak kalangan Isla yang berpendapat bahwa manusiatidak memiliki peranan bebas dalam hal takdr.  Sementara di dalam kehidupan nyata mereka harus berhadapan dengan kerasnya persaingan untuk meraih sukses.

Sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai orang-orang bingung dalam bersikap. Mereka sulit untuk menentukan sikap. Ada beberapa golongan,diantaranya orang yang percaya sepenuhnya bahwa nasib telah ditetukan Allah. Kelompok ini tidak melakukan usaha untukmeraih kesuksesan. Mereka yakin bahwa rezeki, jodoh dan kematiannya telah ditetapkan sejak mereka belum lahir.

Kelompok kedua adalah orang yang mengikuti konsep takdir. Memiliki motivasi positif  kebalikannya dari konsep nasib yang cenderung mendorong kita untuk bersikap pasrah statis dan malas. Takdir mengajari hidup produktif, nasib cenderung mengarah pada kontraproduktif.

Penulis mengenalkan bahwa dalm dunia kedokteran jiwa dikenal ada pribai bertipe A dan tipe B.  Tipe A adalah orang yang ingin selalu sempurna dalam bekerja. Dia yang tergolong ambisiusuntuk menjadi orang nomor satu. Semangat kerjanya menggebu,dan menginginkan hasil yang sepurna. Dia peerja keras yang pantang menyerah.

Kelemahan tipe A ini serin kali tidak mampu mengelola kondisi kejiwaannya scara baik. Mudah stres jika keinginannya tidak terpenuhi, juga mudah kecewa. Akibatnya orag seperti ini berpotensi terserang penyakit kejiwaan diakibatkan oleh jiwa yang selalu dalam keadaan terforsir. Adrenalin tinggi. Tipe ini yang digambarkan dalam ayat-ayat Qur’an sebagai pengejar kemewahan dan kehidupan duniawi.  

Sementara orang tipe B adalah tipikal penyabar dan mudah menerima kenyataan hidup. Seberat apapun kegagalan yang dia alami dapintar memanage kondisi kejiwaannya, sehingga terbebas dari stres. Kelebihan ini dilengkapi dengan kelemahan berupa sulitnya untuk diajak maju dan “alergi” akan perubahan. Cenderung statis.   

Kita sebagai muslim harus bersikap diantara tipe A dan tipe B.  Semangat dalam bekerja, punya keinginan maju dengan standar kualitas yang tinggi. Ini adalah tipikal orang-orang yang berimankepada takdir. Orang yang menyeimbangkan antara kenikmaan duniawi dan kenkmatan ukhrawi secara simultan. Produktif dalammmbuatkebajikan, bukan yang bermalas-malasan dan berikap pasrah.  Seperti ungkapan alon-alon sukur kelakon. 

Allah mengajari kita untuk menjadi umat yang produktif dan pekerja keras. Sekaligus menjadi orang yang ulet,tekun, penyabar dalamberjuangmenapai tujuan, seperti dalam QS Al Baqarah :44 Mengapa kamu suruh orag lain mengerjakankbajikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kamu berpikir?


Memenuhi KPI poin 2,3&4
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day16

Comments

Popular Posts