Saling Melengkapi dalam Program Mentorship

Program Mentorship di kelas Bunda Cekatan.

Pada pekan ke empat dalam tahap Kupu-kupu, para mentor dan mentee masuk program yang dinamakan check in.  Disini mentor tidak saja bisa melihat perkembangan dan kemajuan mentee selama tiga pekan terakhir.  Juga melakukan review apakah ada kekurangan dan hal lain yang perlu perbaikan selama berinteraksi dalam diskusi.  Termasuk penyusunan action plan.

Alhamdulillah mentor saya sangat proaktif, tidak perlu menunggu lama setelah materi diberikan, langsung menghubungi saya. Komunikasi untuk berdiskusi diadakan melalui Facebook Messanger dan whatsapp. Tidak ada banyak perubahan dalam Perencanaan dan Action Plan yang sudah saya buat pekan lalu.  Hal baru adalah adanya buku baru masuk dalam wish list saya, yaitu Quantum Reading karya almarhum Hernowo Hasim.

Buku ini cocok untu ilmu tambahan bagi saya yang ingin cekatan dalam membaca. Buku tentang sekumpulan teknik yang praktis untuk memunculkan potensi membaca secara mudah dan menyenangkan. Ada beberapa teknik yang memungkinkan cocok dengan karakter pembaca. Saya tertarik untuk mendalami teknik Fast atau Speed Reading. Selama ini saya belajar melalui youtube, anak sulung saya yang sebelumnya mendapatkan pelajaran ini di sekolah, terakhir dapat ebook tentang cinta membaca dari mentor di program mentorship ini. 

Bila hubungan dengan mentor semuanya berjalan lancar. Saya sedikit mendapat tantangan dengan mentee. Saya memiliki dua mentee. Dua-duanya sedang mendalami Manajemen Emosi. Alasan mereka ingin menjadi mentee karena topik yang saya tawarkan dalam mentorship ini merupakan salah satu teknik untuk bahagia, menghilangkan rasa sungkan dan gugup.  

Pada awalnya memang ada jeda dalam komunikasi, tapi itu bukan merupakan masalah besar mungkin karena terkait skala prioritas. Dari awal secara resmi kita menjadi mentor dan mentee, kami sudah membuat jadwal waktu luang masing-masing.

Saya tidak langsung memberikan questionnaire dalam berdiskusi dengan mentee. Mengikuti seperti yang ibu Septi sampaikan, mentor harus mampu menggali apa yang diperlukan dan sampai mana pengetahuan mentee tentang bidang yang ingin ditekuninya.  Tantangan mulai muncul di pekan kedua. Ketika saya membaca journal kedua mentee saya. 

Salah satu mentee saya memiliki lebih dari satu mentor. Padahal di pekan sebelumnya saya sempat berdiskusi dan saling terbuka tentang perjalanan kami mendapatkan mentor. Saya memulai dengan bercerita memutuskan untuk ganti mentor pertama karena setelah berdiskusi kurang cocok dengan bidang yang ingin saya tekuni. Mentee  menyampaikan awalnya dia memiliki 4 mentor, lalu memutuskan untuk fokus dengan Manajemen Emosi. 

Di pekan ke empat ini saya memutuskan untuk mengakhiri program mentorship ini dengannya, karena ketika membaca journal pekan ketiga, mentee saya masih fokus pada dua bidang , yaitu Manajemen Emosi dan Manajeman Waktu.  Saya menekankan agar dia mempertimbangkan saran dari fasilitator untuk fokus dalam satu bidang. 
Komunikasi dengan mentee satu lagi juga sudah dilakukan. Meskipun dia tidak share perencanaan dan action plan pada diskusi pekan ketiga. Saat saya membaca journal yang dikirimkan sangat lengkap. 
Dia sudah merasa senang dengan apa yang saat ini dia terima. Dengan bahasa yang santun dan selalu enak didengar dia  merasa semuanya sudah baik, mendapat ilmu dan pencerahan baru tidak ada hal yang harus diperbaiki dalam menjalankan program mentorship ini.📗




#pekanke4
#janganlupabahagia
#kelaskupukupu
#pekanke4
#buncekbatch1
#institutibuprofesional


Comments

Popular Posts