Tauhid Membebaskan Jiwa dari Syirik



Setiap muslim mengetahui bahwa syirik adalah dosa besar. Karena syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah. Percaya terhadap dukun, peramal adalah sebagain dari contoh. Bila hanya perbuatan seperti itu tentu kita bisa hindari. 

Di zaman modern ada syirik yang begitu halus dan tanpa disadari bisa menjerumuskan kita. Buya Hamka dalam bukunya Membincang Rukun Iman dalam Bingkai Wahyu dan Akal, menyampaikan syirik zaman modern bisa membahayakan kemanusiaan, perdamaian dan kerukunan hidup. Yaitu menyekutukan Tuhan dengan tanah air.

Ketika menyekutukan Tuhan dengan tanah air, orang senantiasa dalam kebenaran walaupun salah menurut orang lain. Benar atau salah adalah tanah airku. Darah bangsaku adalah darah yang paling bersih. Bangsakulah yang berhak mengatur dunia ini. Bangsa lain yang tetangga harus menggabungkan diri kepada bangsaku, bila mereka menolak, ingkar maka halallah untuk diperangi dengan misi "tugas suci", mission sacre. 

Karena tanah air itu tidak dapat diangkut dan diangkat ke mana-mana lalu dilambangkanlah dengan berbagai macam simbol. Dan tunduklah muka tafakur kepadanya. Untuk mempertahankan status ini dibuatlah senjata-senjata kuat dan canggih. Rasa damai dan aman hilanglah dari hati manusia.  Ini merupaan contoh dalam skala besar,  pada skala kecil yaitu suku dan golongan, masih terjadi juga. Adanya pembantaian satu golongan tertentu oleh golongan lain.  

Lalu bagaimana dengan perseorangan? Dengan mengikuti hawa nafsu, orang bisa mengikis dinding tauhid dan menjebloskan dirinya terhadap syirik. Dia ingin benda dan kemegahan sehingga lupa akan tujuan hidup sebenarnya. 

Selain hawa nafsu, perbuatan lain yang bisa menjerumuskan kita pada syirik adalah Riya. Berbuat kebaikan dan beramal karena mengharapkan sanjungan belaka. Ketika seseorang melakukan kebaikan karena untuk mendapatkan pujian dan penghargaan. Tentu dia bisa mendapatkan itu. Tapi dia lupa, tidak semua orang mempunyai pemikiran dan pendapat yang sama. Baik menurut dia, baik menurut beberapa golongan belum tentu baik bagi golongan lain.  Sehingga timbulah koreksi, kritisi bahkan cemooh. Akhirnya orang mengetahui kelebihan sekaligus kelemahannya, dan galaulah dia! Bila berkepanjangan rasa kecewa atas cemoohan yang dia terima bukan mustahil dia berhenti berbuat baik dan beramal. Kegalauan ini tidak akan terjadi bila dia memiliki niat atas segala yang dia lakukan karena Allah. 

Adalah tauhid, aqidah yang dianut oleh pemeluk Islam dalam mengakui keesaan Allah SWT. Dasar tauhid yang kuat akan membebaskan seseorang dari perbuatan syirik. Tauhid yang mendalam menimbulkan rasa cinta pada keadilan dan kebenaran. Seseorang yang bertauhid itu akan melihat alam dengan penuh perhatian dan tafakur. Bertambah halus perasaan tauhid maka akan bertambah penuhlah jiwa dengan keinginan akan yang lebih sempurna. Bersatu dan memelihara alam dengan baik akan memupuk tauhid dalam jiwa, sehingga melahirkan akhlak yang baik. Hubungan dengan sesama manusiapun terjaga. 💚 

Comments

Popular Posts