Aktivitas Untuk Mengenal Bakat Pada Anak

Mengikuti program yang diadakan oleh Online Talent for Children memang sangat menarik. Selain melakukan berbagai aktivitas berbarengan dengan teman-teman, juga bisa bebas berdiskusi tentang tema yang berbeda di setiap pekan. 

Berdiskusi saat anak-anak menolak melakukan aktivitas yang menurut mereka yang sudah remaja merasa gak gue banget. Sementara untuk anak yang belum masuk usia aqil baligh dilanda rasa malu.

Nah, untuk aktivitas pada pekan kedua di bulan Agustus ini adalah Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Hari Senin pagi, 17 Agustus 2020 diadakan upacara bendera secara virtual. Sayang, saya dan anak-anak tidak bisa ikut bergabung. Karena di Singapura bukan hari libur nasional jadi anak-anak tetap hari pergi ke sekolah. Sebelumnya saya sudah excited banget anak-anak akan ikut upacara bendera virtual ini. Karena dipikir akan diadakan sore hari.  

Selain upacara secara virtual, tugas yang harus dilakukan oleh anak-anak adalah membuat video dengan tema tersebut di atas. Tantangan yang berat bagi saya karena selama tinggal di Singapura, perayaan hari kemerdekaan RI biasa dirayakan anak-anak berupa perlombaan asik dan seru. Tidak ada upacara bendera, tidak ada program-program yang kental dengan perjuangan dan nasionalis. Anak-anak teman ada yang membuat video upacara bendera bersama keluarga, ada yang berakting sebagai pahlawan nasional juga. Tertohok juga saya sebagai orangtua, tidak mampu mengenalkan semangat perjuangan para pahlawan.

Anak-anak saya memang memegang dua kewarganegaraan, Indonesia dan Singapura, hingga usia 18 tahun, mereka harus memilih mau menjadi warga negara mana. Betul, bukan alasan karena tinggal di Singapura lalu tidak cinta tanah air asal Ibu mereka. Kalau boleh jujur banyak juga anak teman-teman yang orangtuanya warga negara Indonesia tidak hapal Pancasila, Pembukaan UUD 45 dan melakukan upacara bendera seperti yang diadakan di Indonesia. Sebagai murid-murid di sekolah Singapura, mereka terbiasa upacara tiap hari sebelum kegiataan kurikulum dimulai. Tapi tentu saja upacara bendera ala Singapura. 

Melihat kondisi ini, Koordinator Online Talent for Children mengijinkan anak-anak membuat video bertema bebas, termasuk monolog, membaca puisi. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat video terpisah antara si kaka dan si ade. 

Si bungsu memutuskan untuk membaca buku, seperti yang sering dia lihat Storytelling yang diadakan oleh Public Library. Buku cerita yang dia pilih buku yang penulisannya spesial. Adanya beberapa kata yang menggunakan huruf besar semua atau kata yang diucapkan terbata-bata oleh si tokoh dalam cerita. Sienna terlihat mendramatisir saat mengucapkan kata-kata itu. Termasuk membuat gerakan-gerakan ceria ketika dalam cerita si karakter bersuka cita karena berhasil meraih apa yang diinginkan.

Saya tanya dia apakah kalau mendapat giliran membaca di kelas juga dia seperti itu? Dia menjawab, tidak. Kerana di buku sekolah dia jarang menemukan kata-kata yang menggunakan huruf besar semua, paling tanda seru.

Lalu video si kaka yang sedikit susah. Seperti anak remaja umumnya dia malu share video kepada orang yang tidak dikenal. Saya harus kembali mengingatkan dia bahwa dengan mengikuti aktivitas ini dia bisa mengetahui bakat apa yang dia miliki.

Sempat saya ingin mengirimkan video-video tiktok dia. Cukup banyak di gallery photo, tapi tidak diposting di tiktok atau media sosial lainnya. Senang ikut kekinian tapi tidak mau mempostingnya. Sebelum memutuskan untuk melakukan ini, saya akan mencoba lagi untuk meminta dia membuat video. Mungkin dengan storytelling seperti si ade atau monolog tentang riddle-riddle yang dia sukai. Seharusnya sih lebih mudah, karena hari ini dia sedang senang sekali tahu hasil ujian Literature nya mendapat nilai A1.  


Comments

Popular Posts