Yuk, Kita Membaca Secara Ngemil!

 Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca deretan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas. (Jostein Gaarder & Klaus Hagerup)




Siapa sih yang tidak pernah mendengar kata ngemil? Kata yang berasal dari bahasa Jawa ini mengandung arti makan kudapan yang dilakukan secara sedikit demi sedikit dan atau secara perlahan dalam waktu yang lama.  Lalu bagaimana dengan pengertian dari membaca secara ngemil?

Hernowo Hasim dalam bukunya Flow di Era Socmed, Efek - Dahsyat Mengikat Makna, mengenalkan istilah Membaca Ngemil. Artinya membaca dengan cara memasukan materi bacaan ke dalam pikiran dengan perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit agar si pembaca merasakan sesuatu yang sedang dibacanya.

Membaca bukan kegiatan yang mudah dan ringan. Membaca teks membutuhkan konsentrasi pikiran yang tinggi. Dalam membaca, ada banyak kegiatan yang sangat kompleks dan memeras pikiran, seperti: mengingat, menghubung-hubungkan, mencerna dan menyimpulkan. 

Apabila kegiatan membaca teks tidak disertai konsentrasi pikiran yang tinggi bisa jadi kita hanya membaca huruf atau membaca kehampaan. Bukan membaca makna yang ada di balik deretan teks. 

Agar terhindar dari kegiatan membaca huruf atau membaca kehampaan, para ahli menekankan anak-anak dibiasakan membaca buku yang menyenangkan diri mereka. Ini yang disebut Free Vountary Reading (FVR) oleh DR. Stephen D. Krashen, yang artinya seesorang menjalankan kegiatan membaca karena dia memang menginginkannya. 

Dari pemahaman saya tentang FVR yang dibahas tuntas dalam buku The Power of Reading, saya membuat contoh senderhana. Misalnya ada dua anak membaca buku, si A membaca buku yang dipilihkan oleh orangtuanya, si B diberi kebebasan membaca buku pilihan dia sendiri. Dua-duanya bisa selesai membaca buku, tapi pengalaman mereka membaca buku mungkin akan berbeda. Ini bisa berpengaruh pada minat baca mereka saat dewasa nanti. 

Tidak masalah bila orangtua memberikan buku yang memang disukai anak-anak dan berefek bagus pada minat bacanya.  Tapi tidak sedikit orangtua yang memilihkan buku karena trend, yang belum tentu disukai oleh anak. 

Ini akan mematikan minat baca pada anak, karena mereka tidak menikmati proses membacanya. Menamatkan buku karena disuruh orangtua. Berbeda bila keinginan membaca buku itu tumbuh dari diri sendiri, mereka menginginkannya.

Lalu buku apa yang baik dan bisa menumbuhkan minat baca pada anak? Ada baiknya orangtua menyimak apa yang disampaikan oleh Maya Angelou, seorang penyair, penulis dan aktivist asal Amerika, Buku apapun yang membantu seorang anak membentuk kebiasaan membaca - menjadikan membaca sebagai kebutuhannya yang mendalam dan tiada habis - adalah buku yang baik baginya.

Kembali kepada membaca ngemil yang digagas oleh almarhum Hernowo Hasim. Di sini kita diajak untuk mengerti kegiatan membaca dengan menganalogikan buku bacaan sebagai makanan. Selain membaca secara ngemil, ada juga istilah mencicipi bacaan. 

Umumnya orang ingin mencicipi dulu makanan sebelum membeli. Ada juga yang langsung membeli karena sudah tahu jenis makanannya dan siapa yang memasaknya. 

Bagaimana mencicipi bacaan? Teman-teman bisa mengikut gaya Hernowo mencicipi terlebih dahulu rasa buku yang akan dibaca. Caranya dengan membuka secara acak halaman sebuah buku., kemudian membaca ngemil sederet teks yang ada di halaman buku itu. Sebaiknya membaca lantang hingga telinga pun ikut merasakan kalimat-kalimat yang dibaca. 

Apabila kalimat yang dibaca terlalu panjang, hingga membuat terengah-engah saat membaca. Tentu ada yang salah dalam bahasa tulis buku tersebut. Hernowo menyarankan jangan mau disksa oleh sebuah buku. Bahasa tulis yang dimaksud adalah struktur kalimatnya bukan pada diksi-diksi yang digunakan. Diksi asing justru akan memberi kita pengetahuan baru seperti yang disampaikan oleh Taufiq Pasiak, penulis buku Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-Quran.

Ketika anda membaca buku, carilah terus kata-kata baru sebab pengetahuan akan kata-kata baru yang anda temukan dalam buku, sebenarnya merupakan salah satu cara mengolah otak. Bacalah kata-kata baru itu dan ucapkan secara keras, serta cari tahu maknanya. Tunggulah beberapa saat, saya yakin, otak anda akan segera menyala. (Taufiq Pasiak).


Mencicipi buku ini tidak diperlukan bila kita ingin membaca buku yang penulisnya sudah kita kenal. Genre dan gaya bahasanya sudah kita ketahui.  Tidak jarang justru kemahiran si penulis dalam merangkai kata itu yang membuat pembacanya jatuh cinta. Kualitas buku bacaan akan sangat mempengaruhi pembacanya. Karena membaca akan meluaskan wawasan dan meningkatkan kualitas pikiran. Maka jangan sampai salah pilih buku.

Nantikan tulisan saya selanjutnya tentang Tips Membaca untuk Memperkaya Diri dan Meningkatkan Kualitas Pikiran. 📚 




        




Comments

Popular Posts