ApresiAKSI: Bahagia dan Selesai dengan Diri Sendiri

 





Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” Albert Einstein

Everybody is unique and different. Nobody is the same as anyone else. There is no 'normal' - it is a lie taught to us by a system so flawed that it is threatened by the awesome diversity of nature.” Chistina Engela - Author 


Saya yakin teman-teman yang mambaca tulisan ini sering membaca atau mendengar salah satu quote di atas. Atau mungkin keduanya. kita sering mendengar atau bahkan mengucapkan bahwa: 
Setiap orang adalah unik. 
Jangan membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang berbeda.
Jadilah diri sendiri. 

Biasanya kalimat ini menjadi penyemangat diri sendiri setelah membaca buku yang menginspirasi, selesai mengikuti workshop atau webinar. Lalu kita fokus pada kekuatan sendiri, berselancar mencari-cari rekomendasi bagaimana menyiasati kelemahan atau kegiaatan lain dalam rangka self-enrichment.

Tapi hal ini tidak berlangsung lama. Semangat kita "melempem" di tengah jalan. Kenapa? Ada yang salah? Bila iya di mana letaknya? Apakah kita butuh coaching agar kita tetap semangat dan agar berada di jalan yang tepat?

Hal yang paling cepat dan mudah dilakukan memang memiliki coach untuk membimbing kita sesuai dengan target yang kita inginkan. Dan ini biasanya membutuhkan biaya yang tidak murah. Semakin berpengalaman seroang coach semakin tinggi pula bayarannya. 
Lalu apakah ada cara lain? 
Tentu... kita mengikuti pepatah: Banyak jalan menuju Roma.

Penjelasan di atas adalah alasan kuat saya dalam membentuk tim di perkuliahan Program Bunda Salihah - Kampus Ibu Pembaharu. Founding Mother selalu mengulang menyampaikan bawah kurikulum yang disusun di Institut Ibu Profesional berdasarkan pengalaman dalam membangun komunitas sehingga para member bisa melakukan jumping start dengan mengaplikasikan materi kuliah dalam keseharian. 

Mengutip apa yang disampaikan oleh seorang bijak asal Roma, Seneca, bahwa pelajaran paling penting dan paling banyak kita dapatkan adalah hal-hal yan g memenuhi pikiran kita sehari-hari. Dan bagi saya ini sudah diarahkan oleh Founding Mother pada program perkuliahan Bunda Cekatan, semua mahasiswa diberi tugas membuat mind map apa yang menjadi prioritas dalam hidup mereka. Semua terasa lebih ringan ketika dijalankan dengan metode gamifikasi. Para mahasiswa lebih mudah untuk bisa fokus pada apa aktivitas yang selalu memenuhi pikiran mereka dalam keseharian. 

Lanjut di kelas Bunda Produktif kita belajar untuk menjadi pribadi yang passionate person. Mengikuti panduan sang mentor, alhamdulillah saya sampai pada poin yang tidak terduga sama sekali dalam menemukan siapa diri saya! Tercerahkan, bahagia... ini saya sampaikan kepada beliau dan kami berdiskusi tentang hal ini.

Memasuki program Bunda Salihah, perkuliahan yang didesign untuk menjadikan para mahasiswa sebagai inovator sosial. Wah...berat! Lalu ada secercah cahaya atau tepatnya harapan menepis pikiran itu ketika beliau menyampaikan caranya adalah menemukan problem statement diri sendiri atau sosial lalu temukan akar masalahnya. Cintailah segala hal yang berhubungan dengan problem statement itu. 

Dengan berbekal pengalaman di akhir pekuliahan Bunda Produktif itu , saya memutuskan untuk mendalami pengalaman atau bisa dikatakan menambah jam terbang. Saya memilih  menggapai bahagia dan selesai dengan diri sendiri sebagai SMART GOALS. Akar masalahnya adalah rasa minder. Saya yakin setiap orang pernah merasa minder. 

Bersama Bengkel Bunda, saya mengajak teman-teman untuk selesai dengan diri sendiri dan tentu indikatornya akan berbeda. Saya meminta mereka untuk bersikap pro aktif tidak melulu harus disuapin. Dan memberi peringatan kepada mereka bahwa SMART GOALS kita ini akan terlihat abstrak bagi orang lain, karena progress dan hasilnya hanya bisa dirasakan sendiri, kecuali panduan yang saya berikan dilakukan oleh mereka secara intens. Pasti orang di sekitar mereka akan melihat perubahan  signifikan pada diri mereka. Salah satu member sudah menyampaikan kemajuan yang signifikan dan berpengaruh kepada produktivitas tim bisnis dia. 

Di materi keenam, AKSI untuk Solusi, kami sedikit melakukan kampanye solusi kepada umum. Karena harus memastikan mereka tetap on track dan merasakan perubahan dalam diri sendiri. Saya memberikan To do list, Weekly Planner dan Monthly Planner. Melakukan afirmasi setiap hari dan review setiap minggu, Butuh kejujuran dalam melakukan ini, kalau semua yang mereka tuliskan dalam templet itu lalu disetorkan kepada saya adalah dibuat-buat ya mereka sendiri yang merugi karena tidak akan mengalami kemajuan. 

Materi ketujuh, ApresiAKSI ini bagi saya bukan sekedar lancar atau tidaknya mengisi templet jurnal. Tapi lebih kepada pembuktian kesungguhan mereka menuju SMART GOALS tim dan individu.  Harapan saya ketika para member bisa mencapai target, Bengkel Bunda akan berbagi dan memberi manfaat serta dampak yang besar bagi para perempuan untuk menyelesaikan permasalahan mereka dipandu Bengkel Bunda dengan keunikan mereka. Yang dibutuhkan adalah keseriusan dan konsistensi dalam mengakui diri mereka sebagai individu yang unik. Ataupun sebagai diri yang jenius seperti yang disampaikan oleh Albert Einstein pada quote di atas. 

Pengisian lima templet jurnal Social Impact, Theory of Change, The Logic Model, Risk Management serta Stop Start & Continue akan bisa dilihat di sini.   Untuk tim verification sources kami mengacu pada kutipan yang selalu disampaikan oleh Founder dan Inisiator IIP. Sedangkan untuk indvidu saya memberikan kebebasan kepada masing-masing member sesuai dengan pengetahuan tambahan dengan membaca buku sesuai bidang yang mereka dalami.  
Image of: Project Management and Requirements Analysis Wiki - Fandom



Hal yang menyenangkan bagi saya, ketika berdiskusi The Logic Model. Apa yang kami tulisan untuk Indicator dan Goals terlihat seperti itu lagi - itu lagi. Terlihat simple dan kenapa demikian? Selain memang smart goals kita bersifat abstrak dan relatif. Ini juga berhubungan dengan diri mereka sendiri. Tentu terasa kenal alias tidak asing, karena apa yang sedang kita bahas adalah mengenal diri yang sudah kita kenal seumur hidup kita. 
Saya sampaikan, ini adalah tanda yang baik.... saya sampaikan bahwa mereka sudah setengah jalan. Melihat dengan jelas apa yang harus dilakukan dalam mencapai Smart Goals.  

Pilihannya ada pada diri mereka sendiri, mampukan mengalahkan ego dan nafsu yang selama ini menjadi musuh utama mereka dalam menggapai kebahagian sejati.  Dan ini sesuai dengan rumus yang disampaikan oleh Founding Mother di perkuliahan Bunda Salihah. Mencintai apapun yang ada dihadapan kita. Memilih bahagia untuk melakukannya sekalipun kita tidak senang dengan hal itu!

Harapan saya, ke depannya saya mampu mengajak Tim Bengkel Bunda sebagai Agile Team, seperti pada gambar di atas. Dalam tim ini semua member memiliki kebebasan untuk proaktif  tidak menunggu instruksi dari pemimipin ketika bertugas. Modal utama adalah para member harus mengerti peran dan tugas serta memiliki komitmen yang tinggi. 
Di awal saya sudah mencoba untuk mengimplementasikan hal ini tapi belum berhasil. Wajar saja karena waterfall management  system (tradisional team) pola manajemen yang seperti tergambar di sebelah kiri atas lebih popular dilakukan. Bukan tidak mungkin ketika saya mengimplementasikan agile team malah dinilai sebagai pemimpin yang pengen memanfaatkan membernya... haha semoga tidak demikian.  I love my team as it is, not perfect but I'm confident to hit the target. 

Mengimplementasikan agile management serta meluaskan dampak dan manfaat Bengkel Bunda adalah impian saya. Bila saya masuk10% untuk bergabung dalam ekosistem Ibu Pembaharu,  saya akan menambah daftar keinginan saya untuk melakukan strategi dengan menggunakan metode first principle. 

Bersambung untuk melengkapi templet jurnal. 



#apresiAKSI
#materike7
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia
#ibuprofesionaluntukindonesia











Comments

Popular Posts