Perjalan seorang Ibu



Persiapan menyambut momongan



Setiap orang  setuju bahwa kehadiran anak dalam sebuah keluargamerupakan suatu kebahagiaan bagi orangtua. Terlebih bagi seorang ibu yang telah berhasil melewati masa kehamilanselama 9 bulan. Tidak hanya sekedar melengkapi anggota keluarga tapi jugamerupakan penerus keluarga tersebut. Begitu pula yang terjadi dengan saya, setelahtiga tahun menanti kehadiran momongan.  Serentetanrencana dalam mengasuh dan mendidik anak yang telah dipersiapkan sebelumnyakini bisa saya praktekan.  Energi positifmemenuhi rongga dada dalam setiap harinya.
Rentetan rencana bagaimana mengasuh danmendidik anak yang saya miliki ini merupakan kombinasi teori dan praktek.  Sebagai anak bungsu dari empat anak dalamkeluarga, saya sangat memperhatikan bagaimana cara ketiga kakak saya mendidikanak-anak mereka. Jadi posisi saya saat itu adalah penonton yang baik.  Dari proses bagaimana ketiga kakak saya itumendidik anak-anaknya hingga hasil didikan yang dicapai tidak luput sayaperhatikan.  Sebagai penonton tentu akanlebih mudah menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik.  Ambil yang baik dan jangan ditiru yang tidakbaik. Bila ada kesempatan tidak jarang saya ikut mengasuh langsung keponakan-keponakansaya itu.  Saya bahkan bisa berhasilmenyuapi keponakan saya yang masih bayi, yang menurut ibunya susah makan tidak seperti abangnya waktu kecil.  Ketika saya yang menyuapi... dalam waktu yangrelatif singkat porsi makanan yang sudah disiapkan ludas!  Hal ini mungkin terdengar sangat sepele bagiibu-ibu lain, tapi sebagai wanita lajang dan berkarir pencapaian ini tentusangat membahagiakan.  Dari pengalamanini ipar saya yang saat itu memiliki momongan dua malah minta tips bagaimana cara menyuapi si bungsu yang susah makan ini.

Selain sebagai penonton yang baik di atas, saya juga membekali diri sendiri bagaimana menjadi orangtua yang benar dalam mendidik anak melalui bacaan, baik dari majalah, koran juga internet. Manfaat dari baca berbagai artikel ini sudah saya rasakan sejak saya mengandung. Ketika itu saya menjadi member salah satu website yang berbasis di Amerika tentang ibu dan anak, website tersebut memberikan info yang luar biasa, bisa membantu saya sebagai ibu hamil (pertama kali) yang tinggal jauh dari keluarga, ditambah jam kerja suami yang tidak beraturan dan panjang. Begitu banyak informasi yang berguna bagi calon ibu, website itu meng-update para membernya setiap minggu mengenai perkembangan janin. Misalnya ketika di usia sekian bulan janin dalam rahim ibu sudah meresakan silau bila si ibu berada di tempat yang terang benderang. Juga hal baru yang sebelumnya tidak saya ketahui, bahwa salah satu untuk menguatkan jantungnya, adalah hal normal janin mengalami cegukan. Informasi yang luar biasa. Berkat informasi ini saya merasakan energi positif yang sangat besar, menyemangati. Terlebih selama kehamilan ini, saya tidak saja mengalami morning sickness, tapi juga afternoon & evening sicknessalias mual & muntahnya tidak kenal waktu. Bisa seharian. Dan itu terjadi bukan pada tiga bulan pertama kehamilan saja tapi terus hingga usia kehamilan saya mencapai tujuh bulan saya masih muntah. Rasa mual baru menghilang dari hari-hari saya setelah saya melahirkan. Ada artikel menarik dari majalah Mother& Baby, yaitu adanya riset yang dilakukan di Amerika, bahwa bayi yang ketika dikandung membuat ibunya mengalami morning sickness yang hebat, biasanya akan terlahir menjadi anak yang cemerlang. Artikel yang sangat menghibur bukan? Entahlah akan kebenaran hasil riset ini yang terpenting saat itu bagi saya adalah upaya saya untuk bisa memberikan ASI selama mungkin, mengingat selama hamil ini asupan gizi saya tidak optimal, hanya tergantung pada susu, telur serta sayur dan buah yang tidak begitu banyak variasinya karena rasa mual yang berkepanjangan
 

Mengasuh momongan

Ketika bayi saya (sayapakai initial Sp)berusia 1.5 bulan, saya mengurus semua keperluan bayi tanpabantuan mama dan kakak saya. Tinggal di Singapura, kembali jauh darikeluarga.  Menikmati bagaimana  malam berakhir dan berganti pagi.  Seperti disaat hamil, saya mengurus Sp dengantenang dan percaya diri berdasarkan rentetan rencana diatas tadi ditambah lagiadanya info berupa update melalui emailtentang perkembangan bayi serta tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untukmembuat si bayi nyaman. Semangat ibu dalam diri saya terbakar...terlebih ketikasaya mendapat pujian dari dokter anak bahwa sebagai ibu yang pertama kalimengurus bayi, saya telah melakukan hal yang sangat baik.
Berjalan denganwaktu, ketika Sp melewati usia 1 tahun. Saat itu saya dan suami mengadakan acara kumpul-kumpul bersama keluarga iparserta teman-teman dekat. Obrolan tentu tidak jauh dari perkembangan anak hinggapendidikan anak.  Bagaimana anak-anakyang tinggal di Singapore menjadi “korban” karena para orangtua yang kiasu. Kiasu adalah istilah yangdikenal di Singapura yang mengandung arti tidak mau kalah. 

Ketika kata kiasu itu menyeruak, setiap orangtuayang hadir saat itu mempunyai pendapat yang beragam.  Ada yang berpendapat menjadi orangtua kiasu  tidak salah karena toh demi kebaikan si anak di masa mendatang, mengingat kurikulumsekolah serta kehidupan yang keras di Singapura.  Disini para orangtua mempertahankanpendapatnya, bahwa mereka tidak mau anaknya merasa tertinggal di lingkungansekolah karena akan membuat down sianak dan hal itu tentu tidak baik buat perkembangan si anak tersebut.
 
Ada juga yangkontra, yakni menjadi orangtua kiasu biasanya akan membuat si anak kehilanganmasa kecil yang ceria, mereka sudah terbebani oleh segala les-les yangseharusnya belum waktunya mereka dapatkan. Saya menyimak dengan penuh perhatian. Semua pendapat dari pro dan kontrakiasu parents masuk akal.  Sejak itu saya lebih rajin lagi membacaartikel di majalah-majalah juga website. Dalam majalah ibu dan anak lokalpun membahas tentang kiasu parents serta apa efek positif dannegatifnya.  Lebih banyak negatifnya!

Dengan pengalaman sebagai penonton yang baikdiatas serta informasi yang saya dapatkan dari majalah serta internet itu,mendorong saya untuk menjadi seorang ibu yang baik. Saya ingin mengoptimalkanperan saya sebagai ibu. Saya harus menjadi orang pertama yang tahu, yangmendengar juga yang melihat perkembangan yang dicapai oleh si kecil Sp.Terdengar selfish? Jangan kaget karena di kemudian hari rasaingin ini bertambah, ha ha...

Di saat menjalani profesi sebagai ibu, sebagaipendidik dan pengasuh. Tidak jarang saya sempat terbawa trend kiasuparents dan sungguh terlalu....alasan di lubuk hati saya itu samadengan alasan teman di atas...demi kebaikan si anak! Tapi terbawa disini hanyasampai dalam tahap pemikiran saja tidak sampai melakukan, seperti mendaftarkananak secara dini (mulai dari usia 12 bulan) ke enrichment programs yang tumbuh menjamur. Program tersebut beragamada yang seminggu sekali atau dua kali, dengan durasi 90 menit. Gimmick yangdiberikanpun sangat menarik: "Serahkan pelatihan kemandirian anak andapada ahlinya." "Apakah Anak anda calon Eisnten di masamendatang?" "Mengajarkan buah hati anda bersosial sehat sejakdini."
 

Progam Bunda Sayang

Dari pengalaman sempat terbawa arus trend diatas,saya menyadari bahwa dalam menjalankan profesi yang tidak mudah ini, saya perlumotivator. Real Motivator  yang mengerti dan berpengalaman di bidang ini.Maka ketika membaca informasi bahwa akan ada workshop Ibu Profesional yangbertujuan untuk mengoptimalkan pernanan ibu dalam keluarga oleh FounderJarimatika, semangat saya menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Siapa yang tidakkenal dengan program Jarimatika? 
Pada pertemuan pertama, saya menyadari bahwaada kesamaan, nyambung  juga klik(saya sengaja menggunakan tiga kata yang memiliki makna sama agar pembaca tahusemangat saya membara ketika mengikuti workshop pertama Ibu Profesional) antaramateri dari kurikulum Ibu Profesional dengan materi yang saya baca dariberbagai media. Pertemuan demi pertemuan saya hadiri tanpa terlewati satu pun. Real Motivator yang selama ini sayabutuhkan kini hadir setiap Senin pagi di layar laptop. Bila orang umumnyamengutip kalimat I dont like Monday,karena kembali kepada rutinitas pekerjaan yang melelahkan setelah melawatiakhir pekan bersama orang-orang terdekat. Itu tidak berlaku bagi saya, justrukebalikannya.

Senin adalah sebagai hari pencerahan.  Maka saya memberikan beberapa istilah kerenuntuk hari Senin, yaitu:
Bright Monday:karena setiap selesai mendengarkan kuliah online di Senin pagi semangat sayakembali membara dan lebih termotivasi.
Bright/awesome alarm: bagaimanatidak, kuliah online itu rutin setiap minggu waktu yang sama. Seperti alarmindah yang mengingatan saya untuk kembali menjalani profesi ibu yangbenar. 
Kalimat sakti penyemangat di Ibu Profesionalyaitu “Membentuk kemandirian (life skills) anak sejak dini”, akan selalu melekat dalam pikiran sayadisaat mengasuh si kecil Sp.  Bukan suatukebetulan bila jauh sebelum kehadiran si kecil Sp saya telah tersihir olehmakna satu kalimat dalam buku James Redfield bahwa “Anak bisa bersikap dewasa di usia dini.”

Ketika disaat membacabuku James Redfield tersebut hanya disampaikan untuk mengurus dan mengasuh anakpenuh dengan cinta, tidak lebih detail. Tapi dengan mengikuti kurikulum Bunda Sayang dari Ibu Profesional ini,informasi dan tindakan apa yang harus kita lakukan diterangkan lebih rinci.  Menjawab rasa keingintahuan saya selama ini.  BravoIbu Profesional.
 
Dengan adanya real motivator dan fixed alarm yang memotivasi,akhirnya berujung menghasilkan dirisaya penuh percaya diri dalam mendidik dan mengasuh anak. Terlebih sangmotivator telah memberikan contoh nyata, dengan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh buah hati mereka di usia belia. Bila sebelum mengikuti program Bunda Sayang di Ibu Profesional sayabuntu atau khawatir dengan pencapaian Sp yang tidak sesuai harapan, atauobjektif dari program yang saya terapkan berdasarkan bacaan.  Kini dengan prinsip yang dahsyat yaitu:  Janganmeratakan lembah tapi meninggikan gunung; semua anak cerdas. Membuat hati saya nyaman, karena setiap anak memilikikekurangan dan kelebihan.  Semua anak itupintar adanya hanya kelebihan dan kepintaran setiap anak berbeda satu denganyang lain.  Ketika pemikiran sayatersiram dan terkontaminasi olehprinsip diatas yang dianut oleh Ibu Profesional, maka artikel dalam majalahMother & Baby tentang hasil riset bahwa bayi yang membuat ibunya mengalami morning sickness berlebihan selamadikandung akan menjadi anak yang cemerlang, tidak lagi menjadi isu besar yangmenghibur diri.   Kini prinsip dan acuansaya tertuju akan hal yang sudah pasti dan menjalaninya dengan sungguh-sungguhagar terrealisasi sesuai kemampuan si anak. Bila kita sebagai orangtua mampu mengasuh dan mendidik anak dengan baik,maka kelemahan pun tidak mustahil akan menjadi nilai plus.

Dan yang lebihpenting untuk diingat adalah bila kita telah menemukan kelebihan si anak, makakita harus mampu untuk lebih meningkatkan pencapaian maksimal dengan penuh rasakasih sayang dan cinta tentunya.  Jaditidak berhenti dan puas disaat mencapai kata bagus...baik, karena “Good is not enough anymore we must bedifferent”.
 

Setelah mengikuti program Bunda Sayang
 
Dari 12 kurikulumBunda Sayang, saya akui belum semuanya berhasil saya implementasikan. Sayamelaksanakan sesuai kondisi dan keadaan, mengkombinasikan dengan cara sendiriyang terasa lebih cocok dengan karakter si kecil (Sp).  Ketika satu cara sudah dirasa kurangmenantang bagi Sp, yang menimbulkan kebosanan. Maka saya coba dan ciptakan cara lain yang lebih menarik.  Misalnya di saat Sp sudah mulai bosan berlatih spelling, dan dia lebih tertarik pada games di handphone.  Makasaya ajak dia untuk menggunakan aplikasi whatsappuntuk main games.  Saya minta dia membaca setiap pesan dari sayadengan suara keras.  Dan membalas setiappesan saya dengan mengetik, maka dalam satu kali aksi dia telah berlatihmembaca, menulis juga mengeja.  Bermainsambil belajar.  Sejak itu Sp selalumengajak saya bermain di whatsappsampai saya kewalahan. Dari situ terbersit ide untuk membuatkan blog dia.  Pembaca pasti ada yang berpendapat ide saya inisudah berlebihan. 
 
Tentu dengan penuhkasih dan cinta, isi blog hanya berupa rangkaian kalimat singkat dan sederhana.Mengingat Sp belum lancar menulis, dan disaat dia malas untuk menulis ya sudahtidak ada memaksa karena saya khawatir hal itu malah akan membuat dia tidaksuka menulis dan membaca ke depannya. Saat menulis di blog dia lebih tertarik ketika saya ajarkan pergantianwarna-warna pada huruf setiap kata. Lagi...hal ini membuat saya kewalahan haha.
Mengoptimalkan penggunaanmedia yang positf juga merupakan salah satu kurikulum  Bunda Sayang. Salah satu alat komunikasi anggota Ibu Profesional yang tidak terbatasyaitu melalui media social facebookselain website Ibu Profesional itu sendiri. Suatu hari saya pernah membaca tulisan bunda Septi dalam groupfacebook.  Beliau menggunakan satu katasederhana tapi sangat menarik.  “Ayo, mari kita sebarkan virus-virus  Ibu Profesional di sekitar kita”.  Sepintas disaat kita mendengar kata virus,pikiran kita akan membayangkan sifat virus yang menularkan wabah penyakitdengan cepat.  Nah bila kita menularkanatau menyebarkan semangat yang dimiliki oleh ibu-ibu profesional yang telahterbekali dengan baik bagaimana mengurus dan mendidik anak dengan baik, mengapatidak? Tentu orang yang kita dekati untuk ditulari oleh semangat positif initidak akan menghindar, dilain pihak kita sebagai orang yang menulari virus ini pun menjadi orangyang produktif, dengan berbagi ilmu dan pengetahuan.  Luar biasa! 

Jadi apa efek virusBunda Sayang terhadap Sp, anaksaya?  Berkat buku bintang, kemandirian dankedewasaan dia sudah terlihat. 
1. Selalu mencucipiring setiap selesai makan siang dan makan malam.  Untuk sarapan saya bisa maklumi karena dia sudahharus pergi ke sekolah pagi. Setelah terbiasa untuk beberapa hari, diamenawarkan diri untuk mencuci piring bekas saya atau bapaknya makan.  Dengan bangga dia bilang bahwa dia sudahcukup besar dan bisa membantu saya.
2. Ketika melihatsaya membersihkan kamar mandi, dengan manis dia menawarkan diri membantu untukmembersihkan dinding kaca shower roomserta pintu kamar mandi. Ini sangat luar biasa. Karena sebelumnya saya tidakmengajari dia dan memberikan alasan seperti halnya kenapa dia harus mencucipiringnya sendiri setelah makan. 
Ketika saya tanyakenapa kamu mau bantu membersihkan kamar mandi? Dia menjawab ingin membantuagar saya tidak terlalu cape mengerjakan pekerjaan rumah. Empati timbul dengan sendirinya.
3. Bila diamelakukan perubahan dari permintaan atau keinginan dia sebelumnya. Diamenawarkan secara langsung untuk melakukannya sendiri setelah mengemukakanalasannya. Misalnya di pagi hari sebelum sekolah dia sudah minta makan nasidengan sayur bayam dan ikan.  Sepulangsekolah seleranya berubah ingin makan bubur. Karena keinginan dia yang berubah maka dia akan bertanggung jawab.  Dia akan memasak bubur sendiri denganpengawasan saya.  Tanggung jawab untuk keinginin sendiri. 
 
Pada salah satukurikulim Bunda Sayang tentangkomunkasi yang efektif terhadap anak, yaitu mengurangi bahkan mencoretpenggunaan kata-kata negatif.  Dalammelaksanakan sesi ini sungguh luar biasa tidak mudah. Karena semua kata negatifgabungan dari kata tidak/tidak boleh¸tapijuga banyak kata negative yang berdiri sendiri. Misalnya berbohong, bully, cheat. Saya berusaha memperlambatmemperkenalkan kata-kata negatif.  Karenadisaat si anak mengetahui makna dari kata tersebut, maka cenderung untukmelakukannya. Disaat dia mendengar atau mengalami dari kata negatif tersebutselama bermain dengan teman-temannya. Maka itu merupakan kesempatan baik sayauntuk menerangkan arti dari kata atau perlakuan tersebut.  Dari situ si anak akan merasakan imbasnegatif dari perlakuan atau arti kata tersebut. Sehingga hal ini merupakan pelajaran yang akan terus dia ingat, bahwamelakukan hal itu atau menggunakan kata tersebut kepada orang lain akan membuatmereka merasa tidak senang.
 
Sementara disaatsaya mengajari Sp untuk tetap semangat dalam mengembangkan kemandirian sertakecerdasannya, saya menggunakan kata-kata yang menarik.  Teringat dengan pengalaman sendiri ataupunkomentar dan reaksi teman-teman sekolah dulu ketika disuruh belajar.  Pasti malas, paling susah disuruhbelajar.  Maka saya tidak menggunakankata ‘belajar’ disaat mengajarkan si kecil Sp sedang belajar membaca, menulis& menghitung.  Sebagaigantinyasaya  menggunakan kata latihan (exercise).Mengingat salah satu kegiatan di sekolah yang dia sukai adalah olahraga(exercise).   

Exercise your brain
Ketika saya tanyaSp apa gunanya berolahraga? Dia menjawab untuk membuat badan fit dan tetapbugar.  Ketika saya tanya lagi bagaimanakalau kita ingin membuat otak kita tetap sehat? Sebab disaat otak kita sehat,kita akan mempunyai banyak ide untuk menggambar (anak seumuran Sp memang sedanggemar-gemarnya menggambar). Mohon pembaca jangan kaget bila saya terdengar cukup‘berat’ untuk menggunakan istilah ini. Sp sudah mengenal pelajaran sciencesederhana tentang bagian-bagian tubuh manusia serta fungsinya.

Kembali kepermasalahan otak yang sehat diatas.  Bahwadengan memelihara otak tetap sehat  (fit) membuat kita miliki banyak ide. Sayamenghindari penggunaan kata pintar.  Kenapa?Karena kata pintar sering saya gunakan disaat memuji dia. Jadi apa yang terjadibila kita bilang exercise your brainakan membuatmu pintar.  Saya khawatir sikecil Sp akan berkata Lho bukannya selama ini saya sering dibilang pintar? Jaditidak perlu lagi melakukan olahraga otak dong! Ingat pembaca semua anak pintarhehe...

Saya sampaikanolahraga otak (exercise your brain) itu sangat sederhana.  Dengan sering menggambar, mewarnai sertamembaca. Semakin sering melakukan ketiga hal itu, maka semakin banyak ide barumuncul.  Hasilnya? Alhamdulillah...setiap keluar rumah si kecil Sp akan menyiapkan buku bacaan, pensilwarna¸kertas atau buku serta buku mewarnai. 

Pernah suatu harisaya sedang kumpul-kumpul bersama teman lama di suatu restoran.  Sp asik mewarnai atau membaca buku.  Salah satu teman berkomentar, kasihan Sp kokhari libur aja mesti harus baca, mesti menulis. Libur sekolah berarti kanberisitirahat dari belajar, apalagi dia masih kecil. 

Saya menggelengkankepala, bahwa dalam pemikiran Sp itu bukan belajar, tapi dia sedangmengolahragakan otaknya, agar otaknya tetapfit dan bugar.

Penasaran, temansaya itu bertanya kenapa Sp perlu mengolahragakan otak? Biar pintar ya? Spmenjawab bahwa dia ingin punya banyak ide. Dia melajutkan, bahwa mengolahragakan otak itu sederhana, dengan caramenulis, membaca dan mewarnai atau menggambar.

Exercise your heart
Sebelumnya sayasampaikan bahwa saya ingin jadi orang pertama yang tahu dan melihat setiapperkembangan dan pertumbuhan pada diri bayi si kecil Sp.  Kini keinganan itu meluas menjadi saya inginmenjadi orang pertama yang mengajari si kecil Sp dalam mengembangkankemandirian dalam hidup (life skills).  Orang lain boleh menyebut saya ibu yang sokjago atau apalah terserah.  Yang pentinghal ini malah mendorong saya untuk menambah berbagai ilmu untuk menunjangkeinginan saya ini.
Setelah menjadiguru yang mengajarkan membaca, menulis dan menggambar diatas.  Saya juga mengajarkan nilai-nilai moral sejakdini termasuk bacaan-bacaan doa dan mengenal huruf-huruf Al Quran dengan carasederhana dan ringan. 
Ketika mengajarkanhapalan surat-surat pendek Al Quran dan puji-pujian kepada Allah SWT.  Saya menyebutnya exercise your heart.  KetikaSp sudah mampu mengucapkan istighfar, takbir dan dua kalimah sahadat.  Maka kita berdua sambil menyentuh dada kiri untukmerasakan denyut jantung, kita berdzikir. Satu kalimat per denyut. 
Saya terangkanbahwa itu cara membuat hati kita kuat dan bugar.  Selain itu doa bisa membuat mood kita tetapbagus, karena doa merupakan serangkaian kata-kata indah yang mengandung energipositif yang tinggi.
Dalam kesehariansaya lebih sering menyebut positif and negatif untuk setiap perbuatan baik danburuk, hal ini demi menghidari kata-kata negatif seperti yang telah dibahassebelumnya.

Apa yang saya petikdari penerapan ini kepada si kecil Sp?
Suatu malam sebelumtidur, setelah mengucapkan doa. Sp menutup doanya dengan mungucapkan kalimattauhid berkali-kali.  Setelah selesai diatanya saya, kenapa saya berkali-kali mengucapkan kalimat itu? Saya menggelengkankepala dan meminta penjelasan.  Diasampaikan bahwa dia berdoa bukan saja untuk kebaikan ibu bapaknya, tapi jugauntuk kakek yang sudah meninggal, nenek juga tante dan sepupunya dia sebutkansatu persatu.
Pernah suatu hariketika saya sedang sakit flu cukup berat, dia bilang, bahwa dia akan membacasurah Al fatihah tiga kali agar saya cepat sembuh! Subhanallah.
 
Jadi bila di halaman sebelumnya salah satu prinsipIbu Profesional adalah Being good is not enough anymore, we mustdifferent.  Kepada Bunda Septi, Ijinkansaya mengembangkan prinsip itu, Being good and different is awesome.
 

Bunda cekatan
 
Setelah mengikutikurikulum lengkap Bunda Sayang.  Untuknaik kelas menjadi peserta program selanjutnya yaitu Bunda Cekatan.  Seperti anggota lainnya, saya melakukanpresentasi untuk berbagi pengalaman dan tips selama mengimplementasikan programdalam kurikulum Bunda Sayang.  Biladisaat berbagi pengalaman ini kita mampu menularkan semangat baru kepada memberlain, maka kita bisa dikatakan sebagai member produktif.  Alangkah indahnya hadir dan menjadi anggotaIbu Profesional ini, tidak semata mengukur sesuatu dengan materi seperti halyang sudah menjadi umum saat ini.
Dengan uraiantulisan saya di atas, saya sangat merasakan nilai-nilai positif menjadi anggotakomunitas Ibu Profesional.  Saya tidaksabar untuk mendengar, memahami dan mengimplementasikan ilmu-ilmu darikurikulum Bunda Cekatan ini.  Betapatidak, pengalaman ketika menjadi anggota Bunda Sayang, saya menyimpulkan, tujuandari materi kurikulum sudah tepat sasaran. Informasi dan tindakan nyata yang harus kita laksanakan sangatprofesional dan dilandasi pengetahuan yang luar biasa.  Tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengankarakter anak kita dalam mengimplementasikannya.  Tidak jarang dari sini kita secara otomatismendapatkan ide-ide.  Wow...rupanya menjadi anggota IbuProfesional telah membuat saya mengolahragakan otak sehingga saya bisamelahirkan ide-ide baru (*_*)!

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, sayaingin berbagi tentang Filosofi toples diisi batu, kerikil &pasir.

Saya mendapatkantulisan ini dari seorang teman yang dulunya terbilang anak berprestasi dibangku sekolah dan juga memiliki karir bagus selepas mengecap pendidikan disekolah.  Kini dia berprofesi sebagai iburumah tangga dengan dua anak. Kegiatan lainnya adalah menulis di majalahberbahasa Indonesia yang diterbitkan dan beredar untuk para WNI yang tinggal diAbu Dhabi. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.

Seorang Professor berdiri di depankelas filsafat, mengambil toples kosong dan mengisinya dengan bola-bola golf.Kemudian bertanya kepada murid-muridnya..... apakah sudah penuh?
Kemudian dia menuangkan batu koral kedalam toples, mengguncangkan dengan ringan. Batu-batu koral tersebut mengisi tempat yang kosong diantara bola-bolagolf. Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya....apakah sudah penuh?
Selanjutnya dia menaburkan pasir kedalam toples, tentu saja pasir menutupi semuanya.
Kemudian dia menuangkan kopi ke dalamtoples dan secara efektif mengisi ruangan kosong diantara pasir.
Sang Professor pun berkata, “Sayaingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu; bola golf iniadalah hal penting seperti :agama, keluarga, anak dan kesehatan. Jika yang lainhilang maka dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh.  Batu-batu koral adalah hal-hal lain sepertipekerjaan, rumah dan mobil.  Pasir-pasirmerupakan hal-hal yang sepele.  Jikakalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisiruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf.

Hal yang sama akan terjadi dalamhidupmu.  Jika kalian menghabiskan energiuntk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yangpenting buat kalian.  “Jadi beri perhatian untuk hal-halyang penting untuk kebahagianmu. Bermainlah dengan anak-anakmu, luangkan waktu untuk check-up kesehatan,ajak pasangamu untuk keluar makan (berikan perhatian khusus). Hal-hal yang pentinguntuk mengatur prioritas dalam hidup.”
Ketika seorang murid bertanya“Bagaimana dengan kopi dalam toples itu?”

Sang Professor tersenyum danmenjawab, “Pertanyaan bagus, kopi dalam toples itu mengandung arti, sekalipunhidupmu tampak sudah sangat penuh, tetapi selalu tersedia tempat untuksecangkir kopi dengan sahabat.”

 

 

 

 




Comments

Popular Posts