Tuturut Munding; latah

Kindle.  Pertama kali tahu merk ini waktu kumpul-kumpul sama teman. Waktu itu kita lagi bahas tentang hobi. Saya bilang paling susah buat yang hobi baca buku.  Biasanya kalau sudah suka satu pengarang atau membaca buku yang bagus, suka pengen jadi hak milik juga.  Gak puas kalau hanya pinjem ke teman atau perpustakaan. Tapi gak punya tempat luas untuk menyimpan koleksi buku.  Temen sebelahku nyeletuk, "Kenapa gak pake ereader aja? Suamiku juga pake. Dari sekian banyak produk dia pilih kindle produk dari amazon."

Saya jentikkan jari tangan, happy, bilang, "Mau doooong, itu tuh yang saya cari-cari, pengen beli, tapi kalau pesan online bisa kelibas sama ongkos kirim dari Amerika ke sini. by the way, kapan  suami ada business trip ke sana? Kasih tahu yaaa mau nitip beliin kindle." Iiisssh gak mau sia-siakan😀

Sepulang dari kumpul-kumpul langsung searching deh tipe-tipe kindle. Pilihan jatuh ke tipe Paperwhite, saat itu produk layar hitam putih yang tergolomg baru.  Produk terbaru dan andalan mereka saat itu kindle fire. Tampilan layar berwarna dan bisa main games bahkan nonyon film!  Saya pikir, kan cari ereader buat baca buku bukan untuk main games, itulah salah satu alasan pilih tipe paperwhite. 

Selang satu bulan setelah itu, sedang ngopi-ngopi habis kelas yoga.  Ada teman yang mau berbulan madu kesekian kalinya ke hawaii. Dia nawarin ada yang mau nitip barang dari States? Ah gak mau sia-siakan dooong. Langsung kasih detail si paperwhite. 

Tiga minggu kemudian, ahooooy.... hati senang sekali si Paperwhite sudah di tangan, harga saat itu setelah dikurskan ke dalam SGD 105. Teman cerita dia beli bukan di toko tapi di vending machine! Oh My..... beli gadget di vending machine??? hahah apa kabarnya si vending machine itu kalau ada di  tanah air ya 🙈.

Kesulitan pertama adalah, ternyata ebook yang tersedia kindle store itu tidak memberi banyak keleluasaan bagi penggemar yang tinggal di luar US. Beruntung punya teman yang sering belanja online, dia sewa alamat/ po box di Amerika.  Jadi akhirnya nebeng alamat dia aja hahah. Urusan belanja berbelanjapun suksesss... harga tentu lebih murah, tidak perlu lahan untuk nyimpan buku pula. Super! 

Awalnya sempat ada rasa khawatir, si sulung Sp berpikir ibunya lengket terus sama gadget, dan dia akan ikut-ikutan pakai gadget lain dan main games! Biar dia tahu kalau gadget yang ini  gak bisa dipakai main games, saya download buku cerita untuk anak-anak yang gratis dari kindle store.

Memilih buku yang sesuai dengan usianya, saya download Mia's tooth fairy.  Bersamaan dengan masa-masa tanggalnya gigi seri.  Saya membacakan cerita sesekali minta dia untuk membacanya. Saat itu dia baru mau 6 tahun.  Setelah buku itu dia tidak lagi tertarik untuk baca buku di kindle, karena jarang ada gambar. Sementara anak seumuran dia tentu masih tertarik dengan buku-buku yang lebih banyak gambarnya.  Anyway tujuan awal saya memang membuat dia tahu apa yang ibunya lakukan kalau asik dengan kindle.

Waktu berjalan dengan cepat tanpa terasa. Si sulung Sp tahun ini akan berumur 10 tahun. Alhamdulillah senang baca buku. Genrenya gak jauh dari yang disukai saya.  Dari mulai cerita anak biasa, cerita petualang, misteri dan.... yang satu ini berbanding terbalik dengan maminya, horor! Oh my.... sudah tiga kali trip antar dia ke perpustakaan sekali pinjam bisa 7-8 buku, semuanya cerita horor! Ketika ditanya apa senangnya baca buku horor dia jawab "Seru tahu mami. Tapi aku gak mau baca malam yaaa... siang hari aja."
Bahahahahhahaah kita berdua ngakak.

Tapi minggu lalu pas saya lagi nyoba sharing ebook gratis di account facebook.  Siapa tahu bisa diakses di website secara gratis juga bagi yang baca postingan saya dan berminat untuk baca buku tersebut.  Sp bilang boleh lihat koleksi buku untuk anak-anak di kindle store.

Gak lama dia nanya "Aah mami, could I read this book? 'twas about Primary School life, cool and it costs $ 2.99 too."
Setelah dengan beberapa kondisi disepakati akhirnya si buku masuk dan jadi penghuni koleksi perpus kindle saya.  Dan kurang dari satu jam! Sp sudah selesai baca buku tersebut?! Saya tanya bagaimana bukunya? Dengan muka sumringah dia bilang. "Sesuai dengan bukunya, benerkan gak mudah lho jadi murid Sekolah Dasar itu. Sebaiknya mami baca buku ini deh, jadi mami bisa lebih ngerti dunia aku dan teman-teman."
Eeeeeaaaaaaa..... terpaku sesaat sebelum merespons, "Yeaay... I'd love too! So I could be back to be like kid like you and remembered my childhood when I was Primary School pupil like you." Seneng banget!  Memang tanpa disuruh juga saya pasti akan baca untuk bahan obrolan di "girls' talks'.  Acara berdua antara saya & Sp untuk ngobrol santai sambil ngemil makanan kesukaan.  Biasanya sih saya yang lebih banyak dengerin dia bicara, sesekali masukin nasihat.

Baru tiga hari setelah malam itu, kemarin malam Sp menghampiri saya dengan Kindle di tangannya, bilang "Mom, look!  This book about Picky Eater. It cost 0.99$. I wanted to read it.  Please.....!"

Alamaaaak..... Apa yang sering saya dengar atau baca bahwa anak itu makhluk yang paling pinter meniru apa yang dilakukan orangtuanya itu benar adanya. Memang saya baru melakukan transaksi eraly bid untuk novel Dragon Teeth, buku terbaru karya author favorit saya, Michael Crichton.

Tapi saya kan baru satu kali transaksi di awal tahun ini, itupun early bid, karena bukunya akan terbit pertama kali bulan mei 2017.  Nah neng Sp dalam seminggu sudah dua buku aja. Kalau seperti ini siapa meniru siapa ya? Tuturut munding kalau istilah basa Sunda. Latah. Biarlah latah kalau dalam hal kebaikan.😊😊

Comments

Popular Posts