Liburan maret 2017


Sempat khawatir jelang liburan maret kali ini. Gimana gak, seminggu sebelum berangkat si bungsu, neng Sn sakit batuk parah.  Bahkan dokter keluarga yang hari Senin lalu bilang dua atau tiga hati lagi udah pasti sehat. Dan bisa lanjut dengan program vaksi flu yang direncanakan sebelumnya.

Dokter juga manusia, perhitungannya bisa meleset. Sehari setelah setor muka di hari Senin, saya kembali ke klinik yang sama karena keadaan Sn lebih parah. Langsung dinebu!

Ini kali kedua Sienna dinebu. Pertama waktu dia masih berumur 17-18 bulan. Saat itu Sn jadi salah satu korban gangguan pernafasan karena  kiriman asap dari Sumatra. Masih ingat sekitar jam 4 pagi kita bawa Sn ke Rumah Sakit. Si sulung Sp juga diboyong karena memang gak ada orang lain di rumah.

Melihat bagaimana Sn berontak saat di nebu dan diberi oxigen. Hhhhhh gak bisa nahan air mata, sambil mangku dan setengah meluk dia. Hati terasa lapang ketika hasil xray tidak ada yang serius dengan paru-parunya. Hanya setiap ingat apa yang disampaikan dokter kalau telat sedikit aja bawa Sn ke Rumah Sakit, asupan oxigen yang kurang pada otak bisa membuat kerusakan pada otaknya😰😭

Meskipun hasil xray saat itu memperlihatkan paru-paru Sn baik tidak ada masalah. Karena umurnya yang masih terlalu muda maka disarankan untuk rawat inap.  Lebih mudah untuk mengobservasi. Pemberian inhaler bertahap dari setiap empat jam sekali sampai delapan jam sekali. Dan akhirnya Sn bisa pulang setelah menginap satu malam.

Alhamdulillah, jelang berangkat liburan yang sudah dijadwalkan enam bulan lalu, kondisi Sn jauuuuh lebih baik. Awalnya saya sempat bilang sama mas bojo, kalau kondisi Sn gak memungkinkan, tidak masalah buat saya kalau mas bojo tetap pergi liburan sama Sn. Kasihan juga Sp. Liburan ke disneyland tertunda-tunda karena Sn masih bayi.  Kalau ditunda lagi bisa jadi Sp sudah gak tertarik dengan karakter-karakter disney dan bisa jadi malah merasakan tidak adil.

Akhirnya, minggu subuh kemarin kita bisa berangkat sekeluarga lengkap. Obat tetap dibawa untuk jaga-jaga. Sn tetap dengan keceriaannya. 

Selama penerbangan gak mau berjaket... bilangnya gak dingin padahal pas disentuh hidungnya terasa dingin. Satu jam sebelum landing dengan alasan bermain gaya kanguru dia mau digendong suami sambil berbalutan selimut.

Persiapan kita untuk kisaran cuaca 17-24 derajat celsius sebenarnya berlebih untuk ukuran orang sehat😀 

 

 Tapi gak apa yang namanya juga pengen nikmati liburan dan anak-anak enjoy gak jatuh sakit pada saat beradaptasi dengan cuaca yg lebih dingin dibanding sehari-hari.

Hari pertama kita sampai hanya keliling sekitar hotel tempat kita menginap. Udara cukup dingin bila ada di luar ruangan karena angin. Tidak sampai dua jam kita keliling, kembali ke hotel, karena Sn tertidur. Gimana gak ngantuk... bangun dari subuh dan selama penerbangan aktif main. Kesimpulan buat saya dan suami adalah.... kita  pilih tempat menginap 'pas untuk window shopping'! Karena semua harga di outlet sekitaran kita kebanyakan luxury brand 😀😀

Hari Kedua, pengalaman dengan cuaca hari kemarin, anak-anak lengkap dengan jaket dan beanienya. Tidak jauh dari area hotel ada playground. Duo S bisa main setelah selesai makan pagi.




Daaaan... seperti juga dokter diatas, perkiraan cuaca hari inipun meleset.... matahari muncul waktunya anak-anak ngebuka jaket 😀😀

Manusia bisa berencana, kecanggihan teknologi bisa membantu kita untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di depan. Tapi ketika Yang Maha Agung berkehendak lain....
Pada saat itulah kita dituntut untuk berpikiran positif.

Comments

Popular Posts