Obrolan di Korwil 7: BunShe Cadaaaas..!
Korwil 7 adalah group online Bunda Sayang program dari Institut Ibu Professional. Pesertanya merupakan gabungan beberapa kota di Indonesia dan Luar Negeri.
Kali ini member korwil 7 berbagi pengalaman kerja yang seru. Sejak umur 19 tahun Sherly Iskandar yang akrab disapa BunShe sudah bekerja untuk mensurvey tanaman dan binatang di hutan! Dari mulai burung Enggang, reptil hingga harimau.
Di rumah, BunShe boleh jadi berperan seperti ibu umumnya, tapi kalau sedang bertugas di hutan BunShe jadi wanita perkasa! Gimana gak, salah satu tugasnya 'ngabsenin' buaya.
Tentang Narasumber
BunShe asli minang Pariaman, Sumatera Barat. Ibu dari dua anak, berumur 7 dan 5 tahun.
Setelah lulus dari Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) di Pekanbaru tahun 2003. BunShe bekerja di sebuah instansi pemerintah, yaitu Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Jambi.
Materi
Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Kata Berbak diambil dari nama tanaman sejenis rumput. Tumbuh di hutan ini dan dijadikan nama untuk sungai dan nama taman nasional di Jambi.
Saking luasnya taman nasional ini, BunShe punya pengalaman berangkat ke hutan jalan kaki hampir 7 km. Dan itu baru sampai pertengahan jalan! Karena sudah malam akhirnya tidur di alam terbuka. Mendirikan tenda dan alasnya terpal. Tidur di tanah. Satu group saat itu terdiri dari 19 orang dan BunShe satu-satunya perempuan.
BunShe juga pernah menyaksikan kebakaran hutan tanpa melihat api. Ternyata apinnya ada di bawah permukaan tanah. Karena Berbak itu adalah lahan gambut.
Gambut adalah pelapukan dari tanaman yang sudah ribuan tahun. Ketika gambut kering dan terbakar akhirnya gambut tidak bisa dilalui air sehingga berbak akan terendam air terus dan terjadilah banjir yang berkepanjangan.
Indonesia itu luar biasa. Berbak ini adalah kawasan lahan basah yang terluas di Asia Tenggara.
Kalau gambut di Berbak habis atau sudah hilang, negara-negara yang berada di bawah permukaan laut akan tenggelam.
Tanya Jawab
1. Melly - Jerman
Seru banget ruang lingkup kerjanya dan baru paham ternyata menekuni bidang ini sudah sejak sekolah menengah. Saat memilih sekolah menengah bidang ini, apa yang melatarbelakangi keinginan tersebut? Apakah memang passion?
Adakah ide project bersama anak-anak di bidang yang BunShe geluti, selain camping?
Jawab:
Pertanyaannya keren banget, agak mikir jawabnya. Ya betul, sekolah kehutanan ini memang untuk mendidik tenaga terampil di bidang kehutanan dan semua tamatan sekolah ini ditempatkan di instansi kehutanan seluruh Indonesia. Untuk wilayah Sumatera sekolah nya di Pekanbaru, dan sekolah ini hanya ada 5 di Indonesia.
Saya sudah tahu tentang sekolah ini sejak saya kelas 1 SD. Ketika paman saya sekolah di sini. Sejak itu saya bercita-cita menjadi insinyur kehutanan pada zaman itu. Dari kecil sampai kelas 5 SD saya tinggal di sebuah desa kecil bersama nenek di Pariaman. Karena orangtua saya kerja di Padang sehingga pulangnya hanya sabtu dan minggu. Masa kecil saya penuh dengan petualangan dan permainan yang seru. Apalagi nenek saya tidak pernah melarang saya jadi semua saya kerjakan, mulai dari panjat pohon, keluyuran di sawah, main sepeda. Dari dahulu saya suka dengan yang berbau alam terbuka. Bisa dibilang ini pasion saya.
Kalau soal ide untuk bermain bersama anak-anak itu banyak sekali yang ingin saya lakukan bersama anak-anak. Untuk saat ini saya suka mengajak anak-anak keliling komplek melihat tanaman yang ada di kebun sekitar komplek. Kadang saya juga mengajak anak-anak ke hutan kota. Kalau saya pulang ke Pariaman saya ajak anak-anak untuk mengeksplor alam sekitar. Mulai dari pantai sampai ke gunung. Kadang hanya mengetahui bahwa pisang itu punya jantung aja sudah membuat mereka sangat senang. Mereka suka bertanya tanaman apa saja yang mereka lihat mereka. Masih banyak lagi yang akan kami rencana kan untuk belajar dari alam. Rencana tahun ini saya dan suami mau pindah ke makassar (kampung suami) dan kita akan tinggal di desa supaya anak-anak lebih dekat dengan alam.
2. Dian - Singapura
Mau denger cerita kali pertama bertugas di hutan?
Setiap bertugas biasanya berapa orang dalam satu kelompok. Ada berapa banyak wanita?
Jawab:
Kalau pertama kali masuk hutan sih itu sudah dari jaman sekolah di kehutanan. Setiap tahun ada PKL ke hutan alam. Biasanya rombongan. Waktu di sekolah satu angkatan murid nya 80 orang. Terdiri dari 10 perempuan dan 70 laki-laki. Karena masih rame-rame jadi ngga takut. Kalau di tempat tugas itu saya sudah hampir lupa rasanya. Sakingnseringnya bertugas di hutan. Paling yang agak pusing kalau ngga ada signal telpon.
Selama bertugas ke hutan, saya hanya satu-satunya perempuan.
3. Shindie - Singapura
Bunshe, selama bertugas pengalaman seru apa yang paling berkesan?
Jawab:
Pengalaman yang paling berkesan itu waktu saya ke arah laut. Saya naik speedboat fiber yang ngga ada atap nya. Saya dan teman-teman berangkat jam 5 sore. Karena kalau mau ke laut harus tunggu pasang dulu, di dalam speed ada 4 orang kalau ga salah. Saya perempuan sendiri. Waktu sampai di Kuala keluar dari sungai kata teman itu ada buaya putih menghadang jalan kami. Tapi waktu itu teman tetap lanjut, akhir nya di pertengahan jalan mesin speedboad mati di laut dan saat itu sudah masuk waktu maghrib. Di suasana gelap itu kita berusaha mengeluarkan air dari speedboat. Tidak berapa lama kita melihat seperti cahaya lampu di kejauhan. Untung angin bertiup ke darat, dan kami sampailah di desa itu. Setelah sampai desa itu baru teman cerita, "Untung yang kita lihat lampu tadi kampung beneran."
Setengah bingung saya tanya, "Emang kenapa?"
Ternyata, menurut teman ada cerita, namanya 'kampung kampungan'.
Begitu lampu yang terlihat dari kejauhan itu didekati. Lampunya hilang alias tidak ada lampu atau desa! Oh my god serem banget saya nulis ini aja sambil merinding disco!
4. Uput - Bandung
Bagaimana awal terbakarnya gambut? Kok apinya tidak keliatan pada saat kebakaran?Dari dalam tanah begitu? Atau ada yang membakar dulu?
Jawab:
Kalau gambut itu ketika musik kering atau kemarau ga dibakar pun bisa terbakar sendiri. Kebakaran itu ada 3 macam
1. Kebakaran di bawah permukaan. Itu maksudnya di dalam tanah.
2. Kebakaran di atas tanah
3. Kebakaran di puncak, yaitu kebakaran di ujung tajuk dari pepohonan.
Selama musim kemarau, kondisinya terlalu kering tidak ada air sehingga gambut yang sangat rapuh itu bisa terbakar sendiri. Kalau kaki kita menginjak gambut itu bisa jeblos sepaha.
Waktu itu ada teman nggak pakai sepatu boot berjalan di area gambut yang habis terbakar. Kita lihat diatas itu sudah nggak ada api atau asap. Begitu kepijak rupanya ada masih api di dalam dan kakinya melepuh kena panas api.
5. Uput - Bandung
Pernah ketemu suku asli ketika masuk hutan?
Jawab:
Tidak semua taman nasional punya suku. Di Jambi ada empat Taman Nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Nasional Berbak.
Hanya di Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang ada suku anak dalam.
Di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, suku penduduk hutannya disebut Suku Talang Mamak.
Seru banget dengar cerita BunShe. Masih mau tahu pengalaman seru lainnya selama BunShe di hutan, simak di sini ada foto-foto serunya juga.
Obrolan di korwil 7 sebelumnya:
Homeschooling
Comments
Post a Comment