Aliran Rasa #7



Semua Anak adalah Bintang
Bandingkahlah anak-anak kita dengan dirinya sendiri, bukan dengan anak orang lain.
Membuat Gunung Meratakan Lembah
ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN

Rangkaian empat kalimat saya tuliskan di Buku Harian (Agenda).  Sebagai penyemangat dan pengingat diri disaat membersamai anak-anak. 
Semua anak adalah Bintang, karena produk Allah tidak ada yang gagal.  Hanya kita sebagai orangtua yang memang harus mengasah kemampuan diri, menambah dan mengembangkan wawasan  Agar meningkatkan kemampuan daya jelajah  (dicovering ability) saya sebagai orangtua untuk menemukan potensi anak-anak.

Dalam materi di level 7 ini disebutkan bahwa kemampuan anak-anak seluas samudra. Bukan tidak mungkin bila kita tidak mengupgrade kiri dalam membersamai malah akan meredupkan bahkan mengubur kemampuan si anak.  Hal yang tidak mudah.  Untuk mengupgrade diri ini bagi saya bisa dikatakan keluar dari zona nyaman.  Bukan sekedar mengajarkan anak-anak sesuai dengan umurnya.  Mengenalkan berbagai aktifitas dan mengamatinya. Mengenalkan berbagai profesi.  Mengasah bidang yang dia sukai, apakah hanya karena rasa penasaran atau memang sudah menjadi hobi atau mungkin ini bakat dia.  Butuh waktu panjang.  Mood dan stamina bagus pun diperlukan.  Karena sering juga di saat si anak mengajak kita bermain, kita sedang sibuk dengan pekerjaan lain.  Atau bersamaan kita butuh beristirahat setelah sibuk seharian dengan urusan pekerjaan rumah.

Seperti biasa disaat membersamai anak-anak, selain mengiktuti kemauan anak, juga berdasarkan studi banding (Case study).  Case study terasa lebih efektif bagi saya. Karena bisa mencegah hal yang tidak diinginkan pada anak. Juga mengajak si anak untuk berpikir apa yang harus dia lakukan bila hal ini terjadi pada dia.  Apa pendapat dia terhadap reaksi yang terjadi dalam kasus tersebut. Dari sini saya bisa lebih menguatkan konsep diri pada si sulung yang sudah 10 tahun.  Sementara untuk si bungsu yang baru berumur tiga tahun saya lebih sering menyediakan berbagai mainan.  Kemudian ikuti apa yang dia mau.  Maka selama lima belas hari dalam menjalani tantangan game level 7 ini, saya lebih banyak berfokus pada pengembangan konsep diri, hubungan dengan sesama dan melek spiritual. 

Pada si sulung, saya sudah melihat dia masuk tahap Enjoy, Easy dan hasilnya Excellent dalam satu mata pelajaran.  Karena dia mengerti dan menguasai dia malah ingin terus melakukan latihan soal dan berujung dengan hasil excellent.  Kalau sudah begini saya tidak bisa kendor dalam membersamai. Karena ketika ada kegiatan lain di ranah yang berbeda membuat si anak juga Enjoy, ketka saya lalai, si anak lebih fokus sama kegiatan baru tersebut, melupakan aktifitas pertama. Melupakan ranah akademi karena lebih tertarik dengan hobi baru, memperlihatkan betapa konsep diri dia masih lemah.  Itulah alasan yang membuat saya lebih fokus kepada kematangan konsep diri pada anak-anak.


Comments

Popular Posts