Korwil 7 : Menuntut Ilmu di Turkey

Korwil 7 adalah kelas Bunda Sayang, program bagian dari Institut Ibu Profesional. Pesertanya merupakan gabungan dari beberapa kota di Indonesia dan Luar Negeri. 



Tentang Pembicara

Noor Yasmin Ishmah biasa di panggil yasmin.  Ibu dari satu anak bernama Achmad jazuli ilkizumi (3y). Saya menikah saat berumur 21 tahun, saat itu masih  kuliah di Necmettin Erbakan Universitesi di kota Konya Turki. Mendapatkan beasiswa penuh, tidak hanya dapat uang saku tapi juga ongkos pulang dua tahun sekali. 

Pertama kali merantau dan langsung jauh, awal-awal  suka homesick. Tapi rencana Allah selalu luar biasa, Selama di Turki Yasmi selalu di pertemukan dengan orang-orang baik, orang-orang hebat dan ini membuat Yasmin bersyukur. Pengalaman yang mendewasakan  karena semua harus dilakukan sendiri. Ada masalah harus selesaikan sendiri dengan bahasa apa adanya. Tinggal bersama orang Turki yang rata-rata ngga bisa bahasa Inggris.   Pertolongan Allah tidak pernah berhenti. 

Tahun 2013 awal, ibu menyampaikan bahwa guru adik Yasmin mengajak ta'aruf. Tidak terpikir jauh, sempat mau mentolak. Tapi ibu menasihati tidak baik menolak laki-laki sholeh.  

Yasmin menikah  di bulan Juli. Setelah menikah kembali lagi ke Turki. Rencananya, mau kuliah bersama, suami bisa mencoba untuk mengajukan beasiswa S2 di Turki. Manusia berrncana Allah yang memutuskan. Sampai Turki Yasmin bamil dan suami belum juga dapat kabar tentang beasiswa yang diajukan. 

Hamil pertama, sendirian di negeri orang jauh dari suami dan keluarga. Pihak pemberi beasiswa tidak memperbolehkan Yasmin memberi tahu teman serumah (semua orang Turki).  Sampai usia kandungan memasuki 7 bulan, Yasmin  pulang ke Indonesia untuk melahirkan. Rencananya akan kembali melanjutkan kuliah setelah melahirkan. 

Kembali Allah punya rencana lain, meskipun kedua orangtua bersikukuh minta Yasmkn balik lagi ke Turki menyelesaikan kuliah. Yasmin memutuskan untuk cuti selama satu tahun karena tidak mau berpisah dengan anak yang baru dilahirkan. 

Mengenal komunitas IIP Bandung. Gaya belajar di IIP itu yang selama ini Yasmin cari. Enjoy langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Suami yang juga merasakan langsung efeknya. Mendukukng untuk aktif di IIP.


Tanya Jawab

1. Ari Rahma - Purwokerto
Bagaimana cara agar bisa survive tinggal di negeri orang sendirian, dalam kondisi hamil dan jauh dari suami?

Jawab:
Berdoa terus sama Allah minta pertolongan dan perlindungan. Dan saya suka ingat pesan suami "Walau saya jauh dan mgga setiap waktu bisa nanyain kabar tapi saya selalu berdoa dan meminta kepada Allah semoga kamu selalu di lindungi Allah, hanya itu yang bisa saya lakukan saat ini" Alhamdulillah teman-teman Indonesia dan teman kuliah juga pada baik. Sampai teman sekelas saya (orang Turki) ngasih banyak hadiah buat Bayi saya dan suka ngundang saya makan di rumah mereka, katanya ibu hamil makannya harus yang bergizi kalau di rumah mahasiswa makanannya kurang bergizi hihi.

2. Novi - Singapura
Mbak Yasmin di Turki kuliahnya pake bahasa apa? Jurusan apa? Penasaran kalau theology itu belajarnya apa saja.

Jawab:
Bahasa Turki campur arab soalnya saya ambil jurusan theology.  Perbandingan agama. Semua matpel di pelajari kaya tafsir, hukum, hadist, fiqih dll. Kalau di Indonesia kaya usuluddin dan bisa milih satu jurusan kalau di Turki semuanya harus di pelajari.

3. Dian - Singapura
Jadi setelah anak berusia 1 tahun, baru kembali melanjutkan kuliah di Turki? Selama cuti justru menimba ilmu di IIP Bandung begitu, mbak?

Jawab:
Saya belum balik lagi ke Turki mbak. Karena ngerasa jurusan theology itu bukan passion saya,saya waktu ikutan tes ke Turki hanya rasa pengen karena ada beasiswanya pengen kuliah tapi ga mau nyusahin orangtua.  Iya betul, saya mendampingi anak malah dapet buanyak sekali ilmu baru,termasuk bertemu bu Septi dan keluarganya.

4. Mulia - Batam
- Apakah Teh Yasmin mengalami "culture shok" saat awal-awal berada di Turki?
- Adakah perbedaan yang mencolok antara habit masyarakat di sana dengan kita di Indonesia?

Jawab:
Banyak banget hehehe Kalau di sana anak muda dan bapak-bapaknya suka bawa-bawa tasbih kalau lagi di jalan, angkutan umum.  Awalnya saya pikir subhanallah di sini laki-lakinya soleh-soleh.  Ternyata itu tasbih cuma untuk mainan aja (Kaya latah gitu mba ga enak kalau ga ada yg di mainin di tangan kali ya). Tapi kalau orang yang paham agama ya beneran bertasbihnya.

5. Melly - Jerman
1. Ingin tanya mba, jadi kuliahnya sudah diselesaikankah? Kalo iya bagaimana mengafirmasi diri saat ngga bersama anak?.
2.  Apa yg menjadi alasan orang tua teh Yasmin membesarkan hari teh Yasmin, sebelum mengawali taaruf?

Jawab:
1.Belum mba, saya lanjut kuliah di IIP saja karena sudah merasa cocok disini dan ilmu yang di dapat lebih bermanfaat.
2. Karena melihat suami orangnya sholeh dan sayang anak-anak. Selama masa ta'aruf ibu saya tanya sana sini tentang kepribadian suami saya sampai akhirnya berhasil meyakinkan saya.

6. Shindhie - Singapura
Terus sekarang teh masih berniat melanjutkan kuliahnya nggak teh?

Jawab:
Kangen sih iya,tapi saya rasa ruh saya bukan disitu teh. Pengen balik lagi ke aturki buat nostalgia aja hehe

7. Dieni - Singapura
Baru mau tanya, kenapa dulu tertarik ngambil beasiswanya ke Turki? Sempat menimbang-nimbang beasiswa ke negara lainnya?

Jawab:
Saya sebenarnya ngga pede mba untuk nyobain daftar beasiswa apalagi ke luar negeri. Ini mah asli pertolongan Allah yang memudahkan saya saat tes beasiswa
⁠⁠⁠

8. Yani - Singapura
Maaf mbak, sekarang kerja dimana?
Lalu cuti satu tahun, sampai sekarang anak umur 3th, ngga apa-apakah?

Jawab:
Saya kerja di ranah domestik mba alias ibu rumah tangga.
Bersama suami sedang merintis bisnis yang bermula dari projek keluarga untuk mengikuti acara PERAK.
Kalau di turki bebas mba cutinya mba

Shindie - Singapura
Teh Yasmin, pelajaran paling berharga dan berkesan apa yg diperoleh selama merantau?

Jawab: 
Yang paling berkesan itu cara mereka menjamu tamu, benar-benar menerapkan yang ada di hadist kalau tamu adalah raja.
Banyak lagi mba hehe.

Closing:
Karena dulu saya kuliahnya di jurusan usuludin jadi yg saya temukan laki-lakinya pada sholat di mesjid. Iya di Turki negara liberal apalagi di ibu kota Turki, Ankara, di sana sangat terlihat  sekali liberalnya, terus di kota-kota yg pinggiran pantai juga begitu.

Sebenarnya masih lebih mending Islam di Indonesia karena kita di ajarkan mengaji dari kecil, kalau di Turki banyak yang sudah besar masih belum bisa baca Al-qur'an jadi mereka bacanya pakai huruf latin. 

Comments

Popular Posts