Korwil 7: Memulai dari Nol. Kenapa tidak?

Tidak semua orang berani dan berhasil untuk memulai suatu aktifitas dari nol. Apalagi bila saat itu posisi kita sudah cukup nyaman, ‘bekal’ yang dimilikipun tidak minim. 

Narasumber di program berbagi pengalaman ini, beberapa kali melakukan ‘restart’ alias memulai dari nol. Alasannya karena berhubungan dengan ilmu yang  hal dia minati juga panggilan hati. Buat saya semangat seperti ini luar biasa karena  tidak terlena dalam zona nyaman.


Tentang Narasumber

Novi Fitriani kelahiran Pemalang, Jawa Tengah.  Adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Berasal dari keluarga sederhana,  ayah sebagai pegawai negeri dan ibu sebagai bidan di Puskesmas. Masa kecil biasa bermain dengan anak-anak sekampung dimana mereka juga nyambi bekerja menggulung benang di pengrajin tenun. Karena di pelosok desa, dulu anak-anak banyak yang sekolah tanpa alas kaki, orangtua mereka juga tidak terlalu peduli dengan pendidikan. Hanya sedikit yang bersekolah sampai SMA. Banyak yang menikah setelah lulus SMP. Tapi mereka semua teman-teman yang baik.

Ayahanda merupakan pribumi asli kampung tersebut, beliau tetap semangat belajar di antara lingkungan yang tidak mendukung.  Sehingga beliau bisa belajar sampai perguruan tinggi. Beliau suka membaca buku dan mengoleksi banyak buku. Kegemaran ini menurun pada Novi yang suka mengoleksi buku juga walaupun banyak yang belum sempat dibaca.

Novi dibesarkan di kampung halaman sampai lulus SMA.  Ikut PMDK dan diterima di IPB, walaupun sebenarnya itu bukan cita-cita. Tapi tetap diambil karena khawatir tidak diterima UMPTN. Disamping itu untuk membahagiakan orangtua juga.
Di tingkat 2 memilih Jurusan Statistika, bukan karena minat tapi karena di jurusan ini nggak ada hafalannya.

Masa kuliah yang membuat Novi berkesan. Karena bisa menemukan banyak hal baru yang tidak ditemukan di pedesaan. Novi juga suka dengan kegiatan kemahasiswaan,  mulai dari kegiatan agama, seminar.  Mengenal banyak ilmu.  Di sini juga hobi mengoleksi buku agama dan bahasa Arab lebih kuat dibandingkan materi kuliah.

Setelah kuliah bingung lagi mau kemana. Maunya sih jadi ibu rumah tangga, tapi belum ada yang cocok.  Beberapa kali mengirim lamaran, sempat interview tapi gak lolos. Akhirnya pulang kampung sebagai pengangguran. Kemudian mulai berpikir untuk melanjutkan S2. Mengambil Teknik Informatika yang sejak dari awal menjadi minat tapi sempat tidak pede menghadapi UMPTN. Kali ini mencoba ikut test S2 di jurusan Informatika ITB.   Dan diterima di program Study Software Engineering.

Di Bandung, Novi memulai dari nol lagi.  Awal tahun ajaran yang sulit.  Tapi tidak putus asa untuk belajar kepada teman-teman kuliah yang sebelumnya memang sudah berkecimpung di dunia IT.

Di semester 3, Novi nekat mencoba mengajar di sebuah PTS di sela-sela kesibukan kuliah. Awalnya menjadi asisten Dosen. Kemudian semester berikutnya benar-benar menjadi dosen. Masa-masa yang menyenangkan.  Novi menganggap mahasiswanya sebagai adik, karena umur mereka tidak terpaut jauh dari umurnya.

Setelah menyelesaikan program S2, menikah dengan teman sekampus.  Ketika suami pindah kerja di Singapura, cita-cita lama ingin menjadi ibu Rumah Tangga tercapai meskipun sempat kebingungan pada awalnya dalam mendidik anak. Sesuatu yang harus dimulai dari nol lagi. 

Disaat anak pertama berumur 2.5 tahun. Novi mulai baca buku parenting, cari informasi aktifitas bersama anak.  Sampai akhirnya ketemu dengan istilah homeschooling.  Ketemu komunitas homeschooling di Indonesia via milis, ketemu dengan komunitas HS Singapura.  Ketemu Bu Septi saat anak kedua masih bayi. Jadi makin semangat menjalani tugas ibunRumah Tangga.

Keingingan untuk mengHSkan anak-anak tidak disetujui oleh suami.  Akhirnya Novi mempraktekkan HS di rumah diluar jam sekolah.

Aktifitas yang pernah dicoba adalah aktivitas tematik. Jadi misalnya anak lagi suka tentang Kucing.  Bawa anak ke library, pinjam buku tentang kucing, baca bersama,  bikin lapbook tentang kucing, art and craft dan aktivitas lain semua bertema kucing.
Anak-anak suka dengan kegiatan ini.  Kegiatan tentang satu topik ini bisa berbulan-bulan.  Sampai si anak tertarik dengan topik lain, misalnya tentang Gunung, Manatee, Solar System, ini bidang yang disukai anak sulung.

Sementara anak bungsu suka Dinosaurus,  Hippopotamus,  transportasi misalnya Truck,  Pesawat,  Kereta api, dan sekarang lagi suka Singapura jaman dahulu.

Ketika mengenal tentang montessori dan Charlotte Mason, menarik sekali. Dari montessori suka dengan alat-alat peraganya. Karena mahal, jadi mencari cara untuk bikin sendiri. Dari CM suka ide tentang livingbooks, nature study, habit training,  dan motivasinya itu karena Tuhan.
Lalu sekarang ini tertarik dengan belajar tentang Fitrah Based Education.  Terutama bagaimana menumbuhkan fitrah keimanan pada anak.

Tujuan mempelajari metode berbagai HS adalah agar bisa menyampaikan materi pelajaran sekolah dengan cara yang berkesan positif,  agar anak belajar karena suka. Lalu menghubungkan apa yang dipelajari dengan kekuasaan Allah. Dan tidak kalah penting membuat mereka menjadi pembelajar mandiri, menumbuhkan fitrah-fitrah lainnya. Tahu tujuan hidupnya dan bermanfaat untuk orang lain.

Saat ini sedang menikmati peran sebagai ibu. Niatnya sebelum berkiprah di luar tanpa menelantarkan peran domestik.  Kegiatan lain sedang mengembangkan minat baru di craft (menjahit, crochet).


Tanya Jawab

1. Lia - Batam
Bagaimana agar tetap istiqamah/konsisten  menjalankan peran kita terutama sebagai ibu dan istri dengan sepenuh jiwa.

Jawab: 
Ide menjadi ibu rumahtangga pertama saya dapatkan waktu pengajian jaman kuliah,  lalu saya baca-baca majalah Ummi. Jadi makin kepingin. Sebelum menikah terlihat sangat indah dan ideal sekali. Ketika menikah ternyata berat sekali.
Tapi kalau melihat anak-anak, saya jadi merasa bersalah kalau tidak memberikan yang terbaik untuk mereka. Terus banyak baca tentang peran wanita menurut Al Qur'an,  semoga semakin menguatkan kita.

2. Ari - Purwokerto
a. Mbak Novi, saya salut sekali dengan kegigihan Mbak Novi, terutama ketika belajar hal baru (dimulai dari 0 mbak Novi mengistilahkannya) di tengah orang-orang yang paling tidak sudah pernah mempelajarinya. Waktu itu bagaimana perasaan mbak Novi? Bagaimana suka dukanya?

b. Ketika belajar tentang beberapa metode HS pernahkah mbak Novi mengalami kebingungan dengan metode-metode yg bisa jadi berbeda dalam beberapa muatannya? Bagaimana menyelaraskannya Mbak? 


Jawab:
a. Perasaan saya waktu itu antara putus asa dan cemas, bisa sampai selesai apa gak ya kuliahnya. Tapi saya suka dengan ilmunya,  jadi saya banyak bertanya kepada teman-teman yang mau bantu. Kalau saya belum mantap,  saya mengulang lagi ambil mata kuliahnya di tahun berikutnya. Berusaha menahan malu, hehehe... Tapi kalau sudah faham saya puas banget.

b. Saya belum terlalu banyak belajar metodenya sih mbak. Baru baca Montesorri,  CM,  Unit Study,  Unschooling. Menurut saya semua ada kelebihannya masing-masing. Saya ambil yang sesuai dengan kondisi anak saya. Kadang bingungnya itu mau dicoba semua,  tapi ternyata gak sanggup.

3. Shindie - Singapura
a. Apa alasan suami mba Novi belum menerima ide HS?
b. Bagaimana cara mba Novi memotivasi anak-anak hingga mereka unggul di akademik? 
c. Ada jadwal khusus ke library ngga mba untuk anak-anak? Misalnya 2 kali dalam seminggu belajar di library.

Jawab:
a. Alasannya, kekhawatiran untuk melanjutkan kuliah bisa atau tidak. Karena di Singapura yang HS itu lanjut kuliah ke luar Singapur. Alasan ke 2, khawatir sosialisasi. Alasan 3, nah ini yang paling penting, masih meragukan saya, karena saya masih sering tidak konsisten. Dan style belajar menurut dia adalah baca buku, mengerjakan soal-soal. Saya maunya sambil main, jalan-jalan.
b. Tentang memotivasi anak. Kalau saya lihat anak pertama, sepertinya ini tentang masalah tanggung jawab. Anak saya merasa tugas sekolah harus dikerjakan.  Sedangkan anak kedua sepertinya beda tipenya. Jadi saya perlu mencari cara yang berbeda.  Kalau saya baca dari para praktisi homeschooler, katanya sih bagaimana agar anak menjadi pembelajar mandiri.
c. Berikutnya jadwal ke library, gak ada jadwal khusus...tergantung keperluan. Tapi kalau saya sudah bksan membacakan buku,  biasanya saya ajak ke library,  biar bukunya ganti😀

4. Yani - Singapura
Kata-kata apa yang paling sering disampaikan mbak Novi pada anak-anak. Supaya mereka menjadi anak yang cemerlang dunia akhirat in shaa Allah. Dan supaya suka belajar juga.

Jawab:
Saya paling suka share kisah orang- orang yang inspiratif,  yang banyak menebar manfaat, sering lewat di facebook, ketahuan nih emaknya sering fesbukan 😄. Video-video itu saya tonton bareng anak-anak. Dengan harapan mereka pingin juga jadi orang yang bermanfaat untuk sekitarnya.
Dari situ saya tanya kira-kira mereka mau berbuat apa kalau sudah besar. Izza pernah bilang, dia ingin menemukan obat cancer,  biar para penderita cancer bisa sembuh. Sekarang dia mendaftar jadi volunteer yang mensupport para penderita cancer. Lalu di IBN magangnya tentang nano medicine. Kalau Hafizh belum jelas keinginannya. Katanya dia gak mau jadi soldier karena kill people 😄

Dieni - Singapura
Kalau masih boleh tanya, video-video inspirasi dewasa ya kalau misalnya tentang obat kanker, umur berapa kaka Izza waktu nonton itu mba

Jawab:
kalau yang cancer itu dia udah upper primary, di Irsyad ada talk bersama Prof Jackie Ying. Salah satu risetnya adalah tentang nano medicine utk menyembuhkan cancer. Trus pernah masuk labnya juga,  waktu IBN open house. Pengalaman itu membekas dan menginspirasi sekali buat dia.
Sebenarnya nggak harus yang hebat-hebat juga sih. Kadang saya tunjukan misalnya ada mantan PLRT yang buat library. Ada siapa ya yg pernah buat sekolah gratis buat anak-anak yang nggak mampu. Ada yang buat perpustakaan keliling,  dll.
Menurut saya mereka itu cemerlang,  karena bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya.

Closing
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, QS. An Najm 39

Comments

Popular Posts