Mengelola Menu Mingguan






Salah satu resolusi di 2018 adalah mengenalkan variasi menu sehari-hari dalam keluarga. Resolusi ini juga saya masukan ke dalam program #changemaker, yang merupakan tagline Institute Ibu Profesional di tahun ke-6, The Change Maker Family.

Jujur, kalau anak-anak agak sedikit picky eaters itu nggak aneh, karena saya juga perlu waktu lama untuk bisa makan makanan di luar rumah yang bukan hasil masakan mama.  Sementara suami, variasi makanan yang dia suka sangat terbatas.  Terutama sayuran.  Tapi dibalik itu ada hal positifnya bagi saya sang istri.  Menu yang itu lagi - itu lagi tidak membosankan suami, karena memang itulah makanan kesukaan dia.  

Sadar dari kelemahan kami berdua, saya tidak ingin anak-anak mengikuti selera kami.  Sejak kecil saya kenalkan berbagai olahan sayuran dan juga buah-buahan.  Tapi tetap saja, misalnya mereka kurang menyukai buah asal negara tropis.  Dari mulai disajikan buah langsung, sampai divariasikan penyajiannya.  Dengan agar-agar atau dalam minuman segar seperti es campur atau es buah. Mulut mereka tertutup rapat. 

Strategi saat ini yang saya lakukan adalah, meminta si sulung, Sp yang akan berumur 11 tahun pada bulan Juni nanti, untuk menyusun menu yang dia suka.  

Saya minta dia untuk menyusun menu selama sepuluh hari agar perputaran menunya tidak terlalu membosankan.  Tapi dia tetap dengan pendiriannya untuk menyusun menu selama seminggu.  Alasan dia selain lebih mudah untuk menerka menu karena setiap minggu akan sama, juga memudahkan saya untuk menyetok makanan yang harus dimasak.  Dari sini kelihatan banget keterbatasan variasi makanan saya dan suami nurun pada Sp.

Hampir sebulan saya mengikuti menu yang disusun, Sp.  Karena Sp pencinta sayuran, dia tidak banyak mencantumkan sayuran pada menu yang dia susun.  Sayur apapun yang saya masak, kecuali pare, pasti akan dia makan.  Kalaupun dia menuliskan sayur pada daftar menu, itu menandakan bahwa dia sudah kehabisan sumber protein, karena dia hanya suka ikan dan processeed food. 

Saya tidak mempermasahkan Sp suka processed food, meskipun tahu kandungan nutrisinya tidak banyak. Biasanya saya variasikan dengan sayuran dan mengijinkan Sp untuk minum sup tanpa makan dagingnya. Berbeda dengan si bungsu, Sn 4 tahun, lebih mudah sekalipun kurang suka pada sayuran. Dia pecinta buah dan sumber protrein.

Setiap dua minggu sekali saya mengenalkan menu baru sebagai makanan tambahan.  Apapun akan saya lakukan termasuk menyuapi anak-anak ketika mengenalkan menu baru.

Minggu pertama saya mengenalkan sup jamur. Jenis jamur yang berbeda dari jamur enoki dan shitake yang merupakan makanan favorit mereka.  Alhamdulillah keduanya nampak menikmati sup jamur tersebut.

Minggu ketiga, saya masak pepes ayam. Sn si pencinta sumber protein tidak masalah dengan menu baru, kebalikannya dengan Sp yang sempat mogok makan.  Kalau sudah mogok begini, biasanya saya akan mengingatkan dia, bahwa makanan yang kaya nutrisi itu ibarat obat agar badan kita tetap fit, kuat tidak gampang sakit.  Hasilnya tidak manjur siiiiiy, setidaknya dia makan sedikit demi sedikit. 
 “Mau mami suapin?” 
Sambil ngelirik ke adiknya yang asik makan, dia jawab: “Nooo, im not baby!” 

Jelang memasuki bulan kedua, bersiap mengenalkan dua menu baru lagi.✅

Comments

Popular Posts