Paduan AKABA Fitrah Seksualitas



Diskusi malam mengenalkan fitrah seksualitas kali ini menggunakan panduan AKABA. Terus terang ini kali pertama saya mendengar istilah akaba, yang merupakan singkatan dari Apa - Kapan - Bagaimana.



PENDAHULUAN
Tantangan yg dihadapi dalam menumbuhkan fitrah gender saat ini pada umumnya berada dalam konteks pengasuhan.
Pola asuh berwawasan gender adalah pola asuh yang didasarkan pada nilai-nilai gender yang lebih memberikan peluang terhadap akses, partisipasi dan penguasaan kepada laki-laki dan perempuan (baik orangtua maupun anak) terhadap berbagai hal yang lebih adil dan proporsional,".
( DR. Aski Mariska, Psikolog, staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, )
Tantangannya : 
Internal 
- kesiapan orang tua memahami kesetaraan gender sebagai bekal membersamai dan mendidik anak memaksimalkan potensi diri. 
- kemampuan ortu untuk cepat belajar dan tanggap  terhadap penyimpangan2 terkait gender dalam menjalankan peran pengasuhan. 
- kemampuan ortu mengarahkan tentang gender (peran) terkait dengan seksualitas, karena masalah seksual membutuhkan pengarahan bukan pembentukan atau pembangunan. 

External
- canggihnya teknologi yg seolah tanpa filter kemudian menyebar segala informasi.
- isu gender yg bablas digulirkan (propaganda) yg seperti sengaja dari pelaku industri kreatif.
Dengan mengamati beragam tantangan tersebut, tentunya kita bisa melihat bahwa fokus dan prioritas utama kita sebagai orangtua, adalah untuk menjawab tantangan internal. 
Keteladanan dan kedekatan antara orangtua dan anak adalah kunci utama dalam menumbuhkan fitrah seksualitas, sebagaimana telah dijelaskan oleh Ust. Harry Santosa, bagaimana kehadiran ayah dan ibu dalam tahapan usia anak merupakan bagian dari Pendidikan fitrah seksualitas.

Di samping keteladanan dan kedekatan, tentu ada hal lain yg perlu dipersiapkan oleh ayah dan ibu agar anak anak tumbuh menjadi dewasa yg bertanggung jawab dengan fitrah seksualitasnya. Salah satu hal yg perlu menjadi perhatian adalah bagaimana memberi pengarahan kepada anak agar dapat memenuhi fitrah seksualitasnya, dan salah satu cara memberi arahan yg baik adalah dengan memberikan  pendidikan seks.
Anak anak kita bertumbuh di dunia dengan akses informasi yang tak terbatas, untuk menghindari mereka dari asupan informasi yg salah, sebisa mungkin, orang tua harus bisa menjadi referensi utama mereka untuk mengetahui segala hal terkait seksualitas.
Seksualitas mencakup banyak hal, yg didalamnya tentu membahas aktivitas seks. Bagi beberapa orang tua, pembicaraan terkait topik ini masih terasa tabu, yg kemudian membuat kita merasa kesulitan dan bingung harus memulai dari mana dan membahas apa. DI sisi lain, bila orang tua merasa angkat tangan dan memilih untuk meniadakan pembahasan terkait seks, anak anak bisa mendapat informasi yg salah dari lingkungan luar. Panduan AKABA ini dipersiapkan agar bisa menjadi solusi para orang tua dalam mempersiapkan Pendidikan seks bagi anak.
 
 


AKABA
Apa – Kapan dan Bagaimana cara menyampaikan pendidikan seks kepada anak? Sebuah panduan bagi orang tua.
 
APA?
Informasi apa saja yg perlu disampaikan kepada anak tentang seks dalam konteks pendidikan?
Pendidikan seks adalah mengajarkan totalitas kepribadian seseorang, mencakup: cara berpikir, merasa, bereaksi, berbudaya, dan beragama serta berinteraksi sosial dalam kapasitas kepribadiannya. (Ibu Elly Risman, Psi.) 
Pendidikan seks meliputi proses terjadinya pembuahan, proses kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan secara jelas dan benar. Pendidikan seks juga meliputi pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak. (Ibu Septi Peni Wulandani )
Pendidikan seks adalah mempelajari tentang perbedaan jenis kelamin, perbedaan peran perempuan dan laki-laki, cara merawat organ biologis, adab interaksi antara perempuan dan laki-laki, mempelajari proses reproduksi dan cara merawatnya, termasuk mempersiapkan ilmu pranikah dan adab berhubungan suami-istri. Beberapa hal ini berkaitan dengan norma yang berlaku, agama yang di anut dan sistem sosial tempat tinggal kita. (Ibu Lita Edia, Psi)
Mencakup penjelasan tentang pentingnya respek (rasa menghargai, rasa hormat) terhadap tubuh yg telah diciptakan, terhadap keajaiban sistem reproduksi, juga bahwa pernikahan adalah konteks yg paling tepat dalam mengekspresikan diri secara seksual.

KAPAN?
Kapan waktu yg tepat untuk menyampaikan informasi tertentu pada tiap tahapan usia?

Rentang usia anak (tahun)
Informasi yg disampaikan
  • 0-2 tahun
Nama anggota tubuh termasuk bagian privat dengan nama yg sebenarnya (penis, scrotum, vulva,vagina).

  • 3-5 tahun 
Jelaskan tentang “sentuhan boleh” dan “sentuhan tidak boleh”

  • 5-6 tahun
Gambaran umum tentang asal mula bayi, aurat dan rasa malu.

  • 6-7 tahun
Penjelasan dasar tentang mekanisme reproduksi.
Informasi dasar tentang pubertas dan apa yang akan mereka hadapi dan alami saat pubertas. 
Bila dalam rentang usia ini anak sudah bertanya apa itu’seks’?  Beli penjelasan yg sebenarnya bahwa seks adalah ketika lelaki memasukkan penis ke dalam vagina perempuan, dan tidak perlu beri informasi lanjutan, jawab sesuai yg ditanyakan saja.

  • 8-9 tahun 
Jelaskan tentang relasi dan perasaan, juga bedanya seks dan pelecehan seksual.

  • 9-12 tahun
Kembali menjelaskan tentang puertas, dan bahwa semua perubahan fisik sebagai efek pubertas adalah normal (hadirnya jerawat, mimpi basah, perubahan bentuk payudara, menstruasi, dll) karena di titik ini anak akan merasa malu, enggan untuk membahas, namun masih membutuhkan dukungan moral dari orangtua.
Perlu juga menjelaskan tentang resiko yg ditimbullkan oleh aktivitas seksual bila dilakukan tidak sesuai aturanya (dalam konteks pernikahan), seperti resiko terkena infeksi menular seksual.

  • 13-18 tahun 
Jelaskan bahwa yg digambarkan media tentang seks hanyalah ilusi, jauh dari keadaan nyata.
Jelaskan tentang hak dan kewajiban untuk melindungi tubuhnya, maka bila ada yg melakukan pelecehan harus bisa melaporkan.


BAGAIMANA?
Bagaimana cara menyampaikan informasi sensitif agar tidak salah tangkap, dan membuat transfer informasi berlangsung nyaman?
Berikan respon yg santai bila anak bertanya tentang seks,  dan hanya berikan jawaban untuk hal yg ditanyakan saja
Bila anak tidak pernah bertanya apapun tentang seks,  mulailah pembicaraan tentang ini. 
Ketika pembicaraan berlangsung,  pastikan kita lebih banyak mendengar aktif daripada berbicara
Gunakan buku yg sesuai untuk dibaca bersama
Bila anak pemalu dan bingung untuk memulai,  bagi anak yg sudah cukup besar,  selipkan buku ttg edukasi seks di kamarmya,  lalu buka pembicaraan apakah dia sudah membaca buku tsb? 
Sederhanakan respon
Berlatihlah untuk membahas topik yg dirasa sulit untuk dibahas
Bersabar dalam menyampaikan,  dalam merespon pertanyaan
Ajukan pertanyaan untuk mengetahui opini anak ttg topik seks
Bagikan nilai yg dipegang dalam keluarga.


#harike7
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11
Sumber: 

Comments

Popular Posts