Ramadhan 1439 H




Selama bulan puasa ini, saya memudahkan semuanya buat si sulung Sp. Semoga tahun ini Allah memberikan kesehatan dan kekuatan. Tahun lalu tidak puasa penuh sebulan karena perjalanan mudik dan sakit. 


Saya ingatkan Sp untuk menjaga kesehatan. Tetap makan meskipun ada perasaan malas saat sahur. Dan menyantap buah atau sayur yang saya siapkan. 


Bulan depan Sp akan berulang tahun ke sebelas. Maka tahun ini betul-betul kesempatan Sp untuk bisa berpuasa penuh dalam satu bulan. 


Bukan tidak mungkin tahun depan ketika Sp berusia dua belas tahun akan memasuki usia aqil baligh. Sudah pasti puasa tidak akan bisa penuh sebulan.


Satu minggu pertama, Alhamdulillah dia tetap aktif di perpustakaan setelah jam sekolah selesai.  Sebagai Reading Ambassador diperbolehkan membantu petugas perpustakaan untuk ikut mengerjakan tugas ekstra.  Dari sekedar membereskan buku sesuai dengan daftarnya, maupun pekerjaan administrasi ringan dengan  menggunakan komputer.  


Melihat dia punya kegiatan positif di lingkungan sekolah yang menurut saya aman bagi dia. Terlebih tugasnya berdekatan dengan buku-buku, membuat saya lebih senang.


Sebegai community leader di kelas 5 akan terpilih dalam program pertukaran siswa di bidang budaya.  Tahun ini Sp dan teman-temannya akan pergi ke Bangkok.  Salah satu kegiatannya adalah berkunjung ke sekolah dan rumah yatim piatu untuk melakukan bakti sosial.


Kembali pada kemudahan yang saya berikan selama bulan ramadhan ini. Selain bertugas di perpustakaan setelah selesai jam kurikulum, tidak jarang Sp menelpon saya untuk minta ijin. Mengajak seorang atau dua temannya ikut pulang ke rumah. 


Biasanya mereka main kartu monopoli deal atau uno. Meskipun demikian, Sn si adik bisa menikmati kebersamaan dengan kakak dan teman-temannya. 


Jadi buat saya selain bermain dengan teman-temannya, Sp juga masih bisa mengajak adik. Biasanya saat bermain di taman dekat rumah.


Selain playdate di rumah sendiri atau kegiatan di perpustakaan. Ada satu hari yang membuat saya bertanya-tanya pada diri sendiri apakah saya terlalu memberikan kebebasan pada Sp?


 Hari itu Sp menelpon saya sepulang sekolah  nanti sekitar jam 4.30 giliran Sp yang pergi ke rumah temannya dan melakukan buka puasa bersama di sana.


Sekali lagi, saya ijinkan.  Sebagai kaum minoritas, memiliki teman dekat sesama muslim disekolah terlbih saya juga kenal dengan orangtua si teman itu, adalah hal yang baik bagi saya.  


Setidaknya saat melakukan aktifitas temannya juga berpuasa, kemudian sebgai lokal muslim, keluarga temannya pun lebih leluasa tahu tempat-tempat nyaman untuk dikunjungi baik untuk berbuka puasa maupun setelah buka puasa.


Sepulang tarawih saya mencoba menghubungi Sp, tapi handphonenya....


Comments

Popular Posts