Pomodoro vs Bullet Journal

Mengenal teknik Pomodoro dan Bullet Journal.

Minggu ini kata manajemen waktu sangat akrab di dengar.  Sehubungan dengan kelas Bunda Cekatan di Ibu Profesional.  Saya igin membuat hari-hari yang produktif dengan mood baik.  Saya merasa manajemen waktu ini kuncinya,

Beberapa istilah dan teknik dalam manajemen waktu, seperti kandang waktu, skala prioritas, heat map, bullet journal dan pomodoro menjadi bahan obrolan dalam kelempok kami yang cukup fantastis, hampir 500 orang!

Ada yang terdengar asing tapi saat beberapa teman berbagi pengalaman teknik mana yang lebih efektif bagi mereka. Dalam diskusi  kupas tuntas teknik manajemen waktu ini bisa membantu semua peserta untuk memilih teknik yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Ada satu hal yang lucu, tidak jarang teman-teman menyebut pomodoro.  Pomodoro merupakan kosakata dalam bahasa Itali yang berarti tomat.  Bagi beberapa teman kata tersebut mengingatkan kepada group bisnis besar di tanah air. Lain lagi bagi saya. Setiap saat saya mendengar kata pomodoro, pikiran melayang ke 13 tahun yang lalu.  Saat itu saya sedang hamil muda. Di usia menginjak lima bulan kehamilan. Saya baru benar-benar bisa makan satu porsi utuh tanpa muntah. Dan salah satu menu yang ramah diperut ini spaghetti saus pomodoro. Sampai suami bosan sendiri melihatnya. 

Kini saya ketemu sama pomodoro lagi. Dan saya merasa kali ini si pomodoropun bisa membantu saya dalam mengatur waktu sehari-hari.  Semoga teknik pomodoro memberi pertolongan maksimal seperti saus pomodoro yang saya nikmati dan kangenin 13 tahun yang lalu.

Lalu teknik lain yang menarik adalah Bullet Journal.  Dari awal saya sudah berpikir untuk mempelajari teknik ini lebih daalam.  Alasannya sih karena selamaa ini saya selalu menggunakan teknik to do list dan skala prioritas.

Pas tahu gimana tampilan bullet journal. Sempat mau mundur teratur. Sangat detail penuh dengan gambar-gambar cantik.  Tapi saat selesai menyimak pengalaman teman yang sudah akrab dengan bullet journal keinginan mundur teratur itu sirna.  Hiasan itu kan bisa pakai sticker ataupun berupa gambar-gambar sederhana saat kita lagi mood pengen ngegambar.  Kalau tidak mau dilengkapi gambarpun tidak masalah. Bisa memainkan warna-waran dari pena yang kita pakai. Yang utama adalah pekerjaan yang akan kita lakukan hari ini, mingguan, ataupun bulanan.

Tadi pagi, saya mencoba membuat bullet journal.  Saya menggunakan pena warna-warni punya anak-anak.  Lalu bukupun saya pakai yang biasa saya pakai corat coret saat main sama si bungsu.

Lagi-lagi, yang penting kan konten dan bagaimana kita melumat bersih rentetan pekerjaan pada to do list.  Sebagai permulaan saya mencontoh design journal harian di aplikasi canva.  Dalam satu halaman ada beberapa bagan yang tertata menarik, seperti:  berapa gelas kita minum hari ini, prioritas, daftar janji, membersihkan rumah, daftar belanja, menu makan sarapan, siang dan malam, catatan.



Canva Journal template


Lalu saya mengganti nama bagian-bagian tersebut dengan yang saya perlukan. Misalnya produktivitas, disini saya bisa menuliskan segala kegiatan yang selain menambah ilmu juga memberi manfaat kepada yang lain. Untuk air, selain saya berapa gelas saya minum air, saya juga mencantumkan berapa cangkir teh dan kopi yang saya minum hari itu.  Hasilnya tidak jelek juga. Saya foto bullet journal (bujo) itu dan kirim kepada teman yang sudah terbiasa menggunakan boju. Kaget juga mendengar responsnya. "Jago gambar!"

Whaaat...? aku ngebatin. Urusan gambar menggambar itu saya suka tapi tidak bisa. Sekarang ini gambar-gambar yang saya bikin lumayan lebih baik. Enak dilihat bila dibandingkan dengan gambar si bungsu yang masih di TK B. Haha.... Setiap dia ingin menggambar hal baru, biasanya saya dampingi dia untuk menggambar sambil melihat tutorial di youtube.  Jadi... nambah juga ini kegiatan untuk mengisi membersamai si kecil. Menggambar-gambar lucu atau menghiasi bujo.  Sekalian mengenalkan bujo juga sama si kecil, kalau seandainya dia tanya tulisan apa itu kok banyak sekali.

Alhamdulillah, minggu ini super sekali informasi dan pengalaman yang saya dapatkan bersama teman-teman komunitas Ibu Profesional.




Comments

Popular Posts