Manusia dan Semesta bagian 2


Pagi itu saat saya sedang berolahraga keliling kompleks rumah. Matahari yang hangat menyinari tanaman yang masih basah karena hujan semalam. Sekitar jogging track yang saya lalui, bunga warna cantik nan segar. Saya melihat tanah yang membasah tempat bunga-bunga itu tumbuh. 

Tiba-tiba saya teringat akan maut. Suatu ketika saya akan kembali tanah. Pikiran terus berlanjut. Apakah saya merupakan jenis tanah subur yang mampu memberikan nutris i baik kepada tumbuhan? Atauhkah menjadi tanah gersang sehingga tidak satupun tanaman tumbuh karena ku. Bagaiman kelak permukaan kuburku?

Saya tersadar, apakah terlalu jauh saya berpikir? Saya jadi teringat pikiran yang tertuang di tulisan manusia dan semesta.

Pikiran berlanjut berkelana sampai pada ayat dimana Allah SWT bersumpah atas matahari dan cahaya di pagi hari. 

"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari." (QS. asy-Syams : 1)

Bila mentadabburi ayat diatas dalam Tadabbur Hidayah Qur’an. 
Allah SWT bersumpah dengan makhluk-makhluk dan fenomena-fenomena alam semesta. 

Pikiran dan perasaan manusia berhubungan dengan fenomena alam semesta ini, jika mereka merenungkannya. 

Antara alam semesta dan jiwa manusia saling merespon tanpa bunyi dan suara. Ia berkata kepada jiwa, dan berisyarat kepada pikiran manusia tatkala berhadapan. Maka mereka dapat merasakan keramahan, bisikan dan isyarat-isyarat dari pemandangan di alam semesta jagat raya ini. 

Waktu dhuha saat matahari naik sepenggalan. Matahari tampak indah dan menawan. Itulah pemandangan pada waktu udara dingin yang memerlukan kehangatan dan semangat, dan ketika udara panas, sinar mentari memancar cerah tetapi tidak terik seperti tengah hari. 

Matahari diciptakan dengan segala manfaatnya bukan hanya untuk dinikmati keindahannya saja, apalagi untuk disembah, tapi untuk melihat perintah Allah kepada manusia agar bertauhid, tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya.

Manusia sebagai bagian dari semesta, bila mau mencerna dan peka. Mereka akan mampu membaca fenomena alam. Kepedulian terhadap alam tentu sangat penting, mengingat alam bergerak akan mempengaruhi kehidupan manusia.

Sering kali sifat kesombongan dan kepongahan manusia merusak alam. Tapi mereka tidak siap denga segala akibat dari sifat tersebut. 
  

Comments

Popular Posts