Membersamai Remaja


Tidak ada rasa gugup yang saya rasakan saat si sulung, Sp, masuk usia aqil baligh. Rasa gugup justru sudah menyerang sebelumnya. Ini jitu banget membantu saya dalam mempersiapkan diri sebagai ibu yang akan memiliki remaja putri.

Pendidikan seksualitas terasa lebih ringan bagi saya karena sudah dikenalkan di Sekolah Dasar sejak kelas 1. Mulai menghindari pelecehan seksual yang dilakukan orang dewasa dari lingkaran keluarga. Maupun orang asing yang bersikap ramah.

Pengenalan pendidikan seksualitas lebih lanjut diberikan tahun ke lima dan enam. Pihak sekolah akan mengirimkan formulir kepada orangtua murid. Apakah mereka mengijinkan anak-anak untuk mengikuti program tersebut.
Bila keberatan, bisa menyampaikan alasan. Sangat fleksibel. 

Selama program berlangsung, anak-anak akan dibagi ke dalam dua kelompok sesuai gender. Guru pembimbing juga merupakan guru pilihan yang sudah mengantongi ijin khusus dari Kementrian Pendidikan.

Bila di tahun-tahun awal para murid dikenalkan bagaimana menghindar dari pelaku pelecehan seksual. Di akhir tahun ini mereka dikenalkan tentang alat-alat reproduksi manusia lebih lengkap dari pelajaran science. Termasuk perubahan-perubahan fisik dan psikis saat memasuki usia puber. Lengkap dengan langkah-langkah apa yang harus dilakukan. 

Meskipun tidak merasa gugup, bukan berarti saya mampu mengatasi semua persoalan yang ditimbukan Sp. Termasuk kejadian kemarin sore.

Sejak masuk sekolah menengah, Sp males membuat jadwal harian. Beberapa kali saya ingatkan. Kalaupun membuat jadwal keliatan banget gak niatnya. 

Padahal saat liburan panjang di bulan Desember dia minta daily planner 2020 yang saya dapatkan setiap tahunnya secara gratis. Pas saya periksa lebih banyak tanggal ulang tahun teman-teman. 

Saat saya mengenal Pomodoro di kelas Bunda Cekatan, saya memberikan dua link di channel youtube. Sengaja saya cari penjelasan pomodoro yang ringkas dan jelas. Lalu saya ajak ngobrol bahas pomodoro. Sebatas ngobrol saja. Saya tidak meminta dia mempraktekkan juga tidak menanyakan apakah dia tertarik sama teknik belajar seperti itu.

Sehari-dua hari masih nggak ada progres. Lalu malam itu saya mengajak dia ngobrol. Menanyakan kesiapan dia untuk Spelling bahasa Mandarin besok. Sambil menjawab gugup, matanya tetap ke arah handphone. Dia ngaku sedang menunggu pesan dari teman sekelasnya.
Ternyata dia lupa membawa text book pelajaran bahasa Mandarin. Dia simpan di locker sekolah. Nah kesemptan yang nggak saya sia-siakan! 

Semua ini tidak akan terjadi kalau dia menuliskan jadwal dan to do list yang biasa dia lakukan waktu masih di Sekolah Dasar.  Dia mengaku males dengan cara tehnik BuJo juga pomodoro. 

Sambil senyum saya sampaikan, kalau dia merasa kurang sreg dengan dua teknik itu. Berarti dia masih cocok dengan tehnik to do list. Mau dilengkapi dengan waktu dan durasinya maupun tidak.

Saya menambahkan, sangat wajar kalau dia merasa nggak suka dengan BuJo dan pomodoro, karena dua teknik itu biasa dilakukan oleh orang dewasa. Setidaknya para mahasiswa di perguruan tinggi.
Jadi kesimpulannya saat masuk usia remaja, bukan berarti meninggalkan hal-hal yang baik yang biasa dilakukan di Sekolah Dasar. Jangan merasa itu akan membuatnya masih kekanak-kanakan.
Sekarang terbukti kalau teknik yang biasa dilakukan oleh orang dewasa untuk tetap fokuspun tidak dia sukai.
  
Lalu saat saya meminta dia melanjutkan menggunakan tehnik to do list. Dia meminta saya untuk mengenalkan Bullet Journal. Dia cerita saat di bangku Sekolah Dasar selain diajarkan membuat schedule, gurunya juga menyebutkan teknik Bullet Journal. 

Saya menyetujui dengan syarat dia membuat schedule dan to do list lalu bersama saya membuat Bullet Journal. Matanya berbinar. 

Apa yang selama ini saya dengar dari para ahli. Bahwa anak remaja atau abg, memang merasa sudah gede. Gak mau melakukan hal-hal yang dulu mereka kerjakan. Karena ingin diakui sudah bukan kanak-kanak lagi.

Strategi saya dengan memberikan Sp program atau teknik yang biasa dilakukan oleh young adult jni ternyata berhasil. Si remaja merasa butuh belajar hal-hal baru agar bisa membedakan dirinya dengan dia yang dulu. 😅




Comments

Popular Posts