Merangkai Bahagia dengan Bujo


Pekan ke empat. Mengumpulkan apel-apel dalam keranjang besar.

Apel- apel di dalam keranjang besar adalah makanan utama saya, si ulat dari Rumah Uluwatu. Sesuai dengan topik di mind map, si peta yang saya genggam erat sejak masuk dalam Rimba Pengetahuan. Agar tidak tersesat atau tergoda oleh cemilan-cemilan yang menggiurkan selama dalam perjalanan menuju Rumah Uluwatu.

Pekan lalu, setelah mengenal tiga tehnik manajemen waktu, akhirnya saya memutuskan untuk 
mendalami Pomodoro, Skala Prioritas dan BuJo. Selama enam hari ini saya menjalankan tehnik Bujo dan manfaatnya hari-hari terasa lebih produktif. Bonusnya, ada aja yang ide segar yang hadir. Dan ini menambah semangat dalam menjalankan BuJo.

Meskipun saya belum mendalami beberapa komponen  BuJo seperti Log, Keys dan Index. Tapi hal itu tidak membuat saya untuk berhenti atau menunda. Saya meyakinkan diri untuk mempelajarinya sambil berjalan. Yang penting bisa menuai manfaat. Sesuai dengan personaliti  saya yang Sanguinis apalagi dalam mind map salah satu dari tujuh bakat pertama saya adalah aktivator.  Akan sulit bergerak kalau terlalu banyak aturan yang harus dijalankan. Dengan mood bahagia bergerak atau jalan dulu sambil belajar. Bujo yang gue banget.

Dua kali mengikuti diskusi bersama teman-teman di group kecil Uluwatu BuJo, sangat mecerahkan.  Pada disukusi pertama, nara sumber dari Regional Asia domisili Jepang, Mba Citra memberikan materi keren, salah satu slide materinya saya cantumkan di sini.





Serasa lengkaaaaap! Apalagi ketika membaca pengantar di tutorial dari pencipta Bujo, Ryder Carroll seperti ini


I once read that “you write in order to learn how to think.” Journaling is a great way to get in the habit of writing. Traditional journaling can be a powerful way to improve our mental health by helping us to slow down and take a step back. It grants us the much needed time we need to think things through and straighten out our most tangled thoughts and feelings. That’s why journaling is also used to treat P.T.S.D, O.C.D, depression, anxiety, trauma and other conditions.


Awalnya di pekan ke empat ini saya memutuskan untuk jalan-jalan ke group kecil lainnya di Rumah Uluwatu.  Antara menjaga konsistensi atau skala prioritas. Ssaya menimbang-nimbang. Menjaga konsistensi sangat penting karena konsistensi saya juga rendah. Tapi saya teringat dengan hasil Talent Mapping. Watak disiplin dalam Talent Mapping saya berada di kelompok tujuh terakhir. Usaha apapun yang dilakukan tetap tidak akan maksimal. Saya harus menyiasati hal ini agar tetap bisa produktif dan bahagia. Lalu pilihanpun tertuju pada group kecil Skala Prioritas.

Semalam saya mengikuti diskusi kedua, tidak ada narsum khusus seperti diskusi sebelumnya. Semua  member bisa bebas bahas juga bertanya tentang Bujo. Moderator yang bertugas dan beberapa teman yang sudah berpengalaman berbujo menjelaskan lebih detail tentang komponen Bujo. Saya memberi perhatian khusus pada Rapid log, mood tracker, priority dan migrate.






Ma syaa Allah. Makin semangat mempelajari Bujo. Saya memutuskan untuk tidak bergabung dengan group Skala Prioritas. Fokus memperdalam Bujo yang ternyata dilengkapi oleh komponen-komponen yang bisa membantu saya untuk belajar konsisten, fokus serta membuat prioritas pada kegiatan-kegiatan hari ini dan mendatang.

Dengan demikian pekan ini saya mau mengenyankan diri dengan apel di satu keranjang besar Manajemen waktu.



#janganlupabahagia
#jurnalmingguan4
#materi4
#bundacekatan
#institutibuprofesional

sumber: https://bulletjournal.com/ ; https://www.ewafebri.com/

Comments

Popular Posts