NAK: Small Beginnings

Review buku Revive Your heart, karya Nouman Ali Khan. Topik: Small Beginnings


Al Quran tidak bisa dipahami tanpa guru terbaik yang dipilih oleh Allah SWT untuk mengajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut penulis kita bisa menganggap Quran seperti kurikulum asalkan sebagai kurikulum yang baik sebaik guru yang mengajarkanya. Dan Allah telah memilih Rasulullah SAW sebagai guru yang mengajarkan semua pelajaran yang terkandung dalam Al Quran kepada manusia. 

Makna ayat Al Quran sangat kuat, tapi dampak dan pengaruhnya akan nampak saat Rasulullah menyampaikan ayat tersebut kepada para sahabat r.a. Allah bersabda, "Kamu beri contoh kepada mereka, ketika kamu memberi mereka contoh maka akan terlihat efeknya berbeda.'  Dari sini kita bukan saja belajar betapa pentingnya peran Rasulullah SAW sebagai guru yang mengajarkan Qur'an, kita juga belajar Sunnah Allah azza wajalla.

Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu, QS Al-Kahfi:45

Sesama orang beriman harus saling mengingatkan tentang ajaran Quran. Ini akan memberi efek lebih baik dibanding kita sendiri membaca Quran sekalipun dilengkapi tafsirnya. Akan lahir komunikasi yang baik dan nasihat. 

Ibaratnya ketika ada dua benda beradu akan menimbulkan suara yang menarik perhatian orang-orang di sekitar. Bila kita sedang kerja di ruangan yang sepi lalu mendengar ada suara tabrakan di luar ruangan, kita pasti akan berdiri dan untuk mengetahui apa yang terjadi. Saat kita mau tidur ada suara jatuh di dapur, kita pasti ingin memastikan dulu benda apa yang terjatuh. 

Allah mengajarkan  bahwa kesempatan-kesempatan baik akan hadir saat kita saling memberi perhatian satu sama lain.  

Di lain waktu adakalanya kita ingin memberikan nasihat atau saran kepada seseorang tapi yang bersangkutan sedang fokus pada hal lain, sehingga kurang tepat rasanya untuk memulai.

Allah menyampaikan, bahwa kehidupan ini paling rendah - jangan terlalu terperangkap didalamnya. Artinya ktia jangan terlalu duniawi.  Jangan terbuai dengan kebahagiaan yang indah dan terseret dengan tragedi yang begitu sulit untuk dilalui. Tanamkan dalam pikiran bahwa in hanya sementara dan ada hal yang lebih besar di masa mendatang. Dengan demikian apapun yang terjadi pada kita di dunia ini akan terasa ringan. 

Contoh yang lain, bila kita bertengkar dengan adik atau kakak. Lalu saking kesalya kita tidak tegur sapa meskipun rumah kita bersampingan. Bila suatu saat rumah kita kebakaran, apakah kita akan mendatangi rumahnya dan memberitahukan bahwa rumahnya juga akan terbakar? Atau kita akan acuh karena masih ada rasa kesal di hati. Tentu kita memilih untuk memberitahu dia bukan. Pertengkaran sengit saat itu tidak ada artinya dibandingkan dengan bahaya kebakaran. Kita lebih baik menghindari bahaya yang lebih besar. Demikian juga dengan akhirat. Apa yang terjadi di dunia ini, tidak ada artinya dibandingkan dengan kehidupan di akhirat kelak. Kita harus bersiap untuk kehidupan yang lebih besar.

...Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin... Allah mencontohkan dengan air hujan yang melahirkan tanah subur. Allah mengajarkan kita Dia memberi kita sedikit rezeki, sedikit manfaat, dan secara berkelanjutan akhirnya  manfaat yang besar yang kita rasakan. Kita bahkan tidak tahu bagaimana pintu-pintu rezeki itu dibukakan oleh Allah. Cara Allah bisa dengan mengirimkan seorang teman, sebagai kontak. Lalu kita memulai berniaga. Memulai dengan modal kecil, lalu usaha kita tumbuh menjadi bisnis yang besar. Semua atas ijin Allah.

Banyak orang yang bercerita dengan bangga bagaimana mereka memulai usahanya. Dengan modal kecil, hanya dengan bermodalkan laptop. Ada juga yang memulai dengan modal baju yang dimilki lalu membuat investasi kecil-kecilan. Allah tidak menyampaikan setitik air dan banyaknya tanaman yang tumbuh. Yang Allah sampaikan adalah air yang diturunkan dari langin, lalu menumbuhkan tanaman-tanaman. Jadi investasi yang kita lakukan itu, dari mana asalnya kalau bukan karena kehendak Allah SWT.  

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan, QS Al-Kahfi:46

Kita sering mendengar orang dengan bangga menceritakan mobil barunya, rumah baru, gadget model teranyar tanpa kita tanya. Juga orangtua yang membanggakan anaknya yang berhasil masuk jurusan kedokteran, yang sudah bergelar Phd, yang tahfiz Quran. Sekalipun anak-anak tersebut saking sibuknya tidak punya waktu lagi untuk orangtuanya. Mereka tetap bangga. 

Padahal Allah sudah mengingatkan, harta dan anak adalah perhiasan kehidupan. Tidak akan kekal, tapi perlakuan kita terhadap harta dan anak yang justru akan kekal dan memberikan bekal kita di akhirat kelak.

Allah mengijinkan kita untuk merangkai rencana dan harapan  jangka panjang melalui pendidikan dalam menggapai pekerjaan impian. Tinggal di rumah impian di mana kita menikmati hidup. Semua itu tidak abadi. Tapi amal perbuatkan kita dalam menggapai impian itu yang kekal. Usaha menjalankan shalat tepat waktu itu kekal. Semua itu akan memberikan manfaat bagi kita di akhirat. Orang yang pernah kita tolong tanpa diminta akan menjadi investasi kita kelak. Kita tidak perlu memeriksa amal perbuatan dan ibadah kita. Investasi kita ini akan Allah tumbuhkan berlipat. 📘



Tulisan ini termasuk dalam Tantangan 30 hari di kelas Bunda Cekatan
Hari ke-14 


  


Comments

Popular Posts