Program Mentorship

Setelah lulus tahap kepompong, kini memasuki tahap kupu-kupu yang akan berlangsung selama delapan minggu.

Di tahap ini para member akan masuk program mentorship. Setiap orang akan menjadi mentor sesuai dengan bidang yang dikuasai.  Dan sebagai mentee untuk keahlian yang ingin didalami. 

Sebagai mentor saya menawarkan topik untuk menghilangkan rasa canggung dan mengalirkan emosi untuk menciptkan energi positif. Sempat ragu apakah topik ini akan tenggelam mengingat saat memasuki Rimba Pengetahuan, begitu banyak topik-topik pengembangan diri yang jauh lebih canggih seperti Public Speaking.  Tapi hal ini tidak mengendorkan saya, karena sering mendengar sulit untuk memulai percakapan dalam pertemuan yang dihadiri oleh banyak orang yang tidak  kenal.

Dan di hari yang sama saat mendaftarkan diri jadi mentor. Saya mendapatkan respons tiga orang. Besoknya ada dua orang yang ingin menjadi mentee. Tiga hari kemudian ada tiga orang lagi yang berminat untuk dipandu dalam topik yang saya tawarkan ini. Waaah.... tidak disangka mendapat respons yang baik.

Tapi karena saya belum memahami bagaimana nanti pelaksanaan program mentorship ini. Apalagi selain mentor saya juga harus menjadi mentee. Akhirnya saya memutuskan menerima dua mentee,  dari IP Gresik dan IP Suramadu.

Sementara sebagai mentee, ada pengalaman menarik. Di hari yang sama saya mendaftar jadi mentor. Saya langsung mencari mentor yang sesuai dengan keahlian yang ingin saya dalami yaitu teknik membaca buku dan mengikat makna agar tidak mudah lupa apa yang sudah dibaca.  Keahlian yang telah saya asah dalam Tantangan 30 hari di tahap Kempompong kemarin. 

Karena program mentorship dalam platform facebook ini merupakan pengalaman pertama, saya tidak banyak mengutak-ngatik. Setelah memasukkan kata kunci membaca, ada beberapa nama mentor yang muncul. Lalu seperti biasa kecepatan tangan melebihi kecepatan otak berpikir, kebiasaan buruk saya yang sulit dirubah. Saya memilih nama yang muncul di deretan teratas.  Langsung klik start conversation button.  

Sang mentor ternyata lebih menekankan love reading untuk anak-anak agar tumbuh menjadi pembaca sejati serta melatih untuk mendirikan rumah baca.  Beda dengan topik yang saya inginkan. Tapi setelah diskusi tentang membaca buku, saya menepis keinginan untuk mencari mentor lain dan memutuskan untuk berguru kepadanya. Keren juga nantinya bisa mengkombinasikan hobi saya membaca buku lalu menularkannya pada anak-anak di rumah. 

Dua hari kemudian saya merasa ditarik ulur, karena mentor saya kembali menanyakan apa apa alasan saya memilih dia sebagai mentor. Dia khawatir topik yang dia tawarkan tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Dia lebih menanamkan bagaimana untuk mengelola atau membangun rumah baca. Lho, jadi begini? Saya kembali mengingatkan kesepakatan yang sudah kita capai pada obrolan terakhir. Singkat cerita saya meminta ijin untuk mencari mentor lain.

Alhamdulillah dalam hitungan menit saya mendapatkan mentor yang cocok dengan topik yang saya inginkan. Langsung mengirimkan permohonan diri untuk menjadi mentee, dan diterima. Setelah berkenalan untuk saling mengenal, ternyata mentor baru ini adalah mantan Penanggung Jawab Rumah Literasi IP Bekasi. Aahhh senang sekali rasanya dapat mentor yang berpengalaman.

Bismillah, dalam tujuh pekan mendatang saya akan mengasah keterampilan membaca buku didampingi seorang mentor. 📕




#janganlupabahagia
#kelaskupukupu
#bundacekatanbatch1
#iip





Comments

Popular Posts