Rahasia Shalat, part 6

Tulisan ini akan menjelaskan tentang aspek ubudiyyah gerakan sujud dan dua di antara sujud, sekaligus memerupakan rangkaian terakhir  tulisan tentang Rahasia Shalat.


Saat bersujud setiap anggota badan mendapatkan bagian tersendiri dalam mengimplemetasikan ubudiyyah kepada Rabb. Menyentuhkan bagian tubuh yang paling mulia, wajah, ke tanah. Menempatkan serendah-rendahnya seraya bertasbih mengakui keluhuran-Nya meliputi kerendahan diri. Jiwa selaras dengan raga, hati ikut sujud sebagaimana wajah. Hidung, kedua tangan dan kakipun ikut bersujud. 

Mengangkat kedua paha dari kedua betis, meregangkan perut dari kedua paha dan kedua lengan atas dari pinggang. Tujuannya agar setiap anggota tubuh masing-masing merealisasikan ketundukan kepada Allah. Tidak saling menunjangantara satu dengan yang lainnya.

Sujud adalah gerakan shalat yang paling menunjukkan makna ubbudiyyah dibanding dengan gerakan-gerakan yang lain. Oleh karenanya sujud dijadikan sebagai gerakan penutup pada setiap rakaat.  Gerakan-gerakan sebelumnya dianggap sebagaipengantar sujud sang hamba di hadapan-Nya. Karena keutamaan dan kemuliaan inilah sujud dilakukan dua kali dalam satu rakaat. 

Posisi duduk di antara dua sujud memiliki makna tersendiri, ini tertuang dalam bacaan yang kita lafazkan yaitu  menghimpun tujuh macam permohonan ini menghimpun kebaikan dunia dan akhirat.  Allahumaghfirlii warhamnii wa'aafinii wahdinii warzuqnii warburnii warfa'nii. Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, selamatkanlah aku, berilah aku petunjuk, anugerahkanlah aku rezeki, tutupi kekuranganku, tinggalkan derajatku. ( HR. Abu Dawud no. 850). 

Anugerah berupa rezeki dapat memenuhi kebutuhan duniawi, anugerah kesela,atan menghindarkan dari mudharat dan bencana dunia, sedangkan anugerah petunjuk memenuhi kemaslahatanakhirat, anugerah ampunan menghindarkan dari mudharat (siksa) akhirat, sementara anugerah rahmat atau kasih sayang menghimpun semua kebutuhan tersebut.  

Hikmah bersujud dua kali mengandung makna pengulangan penghambaan hamba kepada Penciptanya. Bacaannya adalah nutritsi utama bagi hati dan jiwa. Pengulangan ini oleh Ibnul Qayyim diibaratkan seperti pengulangan makan dan minum hingga kenyang. Jika seseorang yang lapar itu makan dengan hanya satu kali suapan saja, lalu menyudahi makannya, apakah ia akan merasa kenyang? Dalam HR. At-Thabrani (no. 3840), Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan seseorang yang tidak menyempurnakan ruku'nya dan terburu-buru dalam sujudnya, seperti orang lapar yang makan satu atau dua butir kurma, yang tidak akan membuatnya kenyang.

Dianalogikan sebagai orang yang sedang merasa lapar, saat menikmati hidangan kita tidak menyantapnya terburu-buru agar terhindar dari gangguan percernaan. Demikian juga ketika kita bersujud, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Abdullah al Asy'ari ra; Bahwa Rasulullah SAW melihat seorang lelaki yang sedang shalat dengan tidak menyempurnakan ruku' dan terburu-buru saat melakukan sujud; maka beilau bersabda: "Jika orang ini mati dengan keadaanya yang seperti ini, maka dia mati dalam keadaan tidak berada di atasa millah (agama) Muhammad SAW."📗



Sumber: Manfaat Shalat, menurut Ibnul Qayyim. Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. Terbit 2016.

Comments

Popular Posts