Aliran Rasa BunCek











Kamis malam kami mengadakan selebrasi belajar bersama Mahasiswa Bunda Cekatan batch 1 secara online. Setiap mahasiswa diundang hadir bersama suami dan anak-anak. Tugas di pekan terakhir adalah membuat video selebrasi bersama dengan teman-teman satu regional. 

Di regional Asia jumlah mahasiswa yang lulus sebanyak 28 orang dari total 31. Tiga orang mengundurkan diri. Sehari setelah menerima tugas, kami mengadakan diskusi online menggunakan aplikasi Zoom. Karena perbedaan waktu dan waktu yang mendadak, tidak semua member bisa hadir. Tapi itu tidak menjadi hambatan. Semua yang hadir berkontribusi memberikan ide dan di malam itu juga skenario sudah pasti. Penanggung jawab setiap empat scene adalah orang-orang yang hadir. Sehingga memudahkan untuk memberikan panduan kepada yang berhalangan hadir. Dua hari sebelum deadline, video sudah selesai. Rasa rahu, bangga dan bahagia campur aduk dengan kekompakan teamwork kami. 

Dari awal program BunCek kami semua saling mendukung. Berdiskusi tentang materi setiap pekannya sampai proses dalam mencari buddy hingga program mentorship. Tidak ketinggalan memberi semangat untuk pembuatan jurnal, terutama penggemar jam Cinderella. 

Bagi saya pribadi, materi di program BunCek ini betul-betul membantu dalam mengenal diri lebih dalam. Membuat target mingguan, menyusun action plan dan melakukan selebrasi atas segala pencapaian. Perubahan sekecil apapun diapresiasi, karena perubahan besar dalam mencapai sukses itu berasal dari hal kecil. Akan sangat berat bila kita langsung ingin melakukan loncatan yang besar dalam merubah diri. 

Meraih sukses dan merayakannya betul-betul memberi dampak positif. Dan ini dilakukan berulang sehingga membentuk pola pikir yang sehat dan kuat. Apalagi dengan tagline Merdeka Belajar, Belajar Merdeka serta jangan lupa bahagia karena bahagia itu menular. Segala sesuatu akan lebih mudah dilakukan saat kita sedang bahagia. 

Bagaiman caranya untuk bisa bahagia setiap saat? Ya kita harus berdamai dengan diri sendiri. Kriteria bahagia kita yang menentukan bukan bahagia menurut takaran orang lain di luar sana. Kalau menurut Quraish Shihab, kurangi tuntutan hidup dan hargai apa yang kita miliki karena Allah SWT, itulah hidup penuh berkah. 

Dalam fase kepompong saya berpuasa begadang dan screentime. Ini merupakan dua alasan hari-hari saya menjadi kurang produktif. Alhamdulillah sampai sekarang masih tetap berlanjut. Hanya untuk screentime akhir-akhir ini meningkat karena beberapa aktivitas rutin sudah kembali aktif tapi dilakukan secara online. Saya pikir ini tidak jadi masalah karena kegiatan ini menambah pengetahuan juga menjalin silaturahmi. 

Dalam program Mentorship saya mencari mentor dengan topik Cinta Membaca dan Mengikat Makna. Sekalipun ini berbeda dengan topik saya di fase ulat-ulat dan kepompong yaitu Manajemen Waktu. Tapi ini masih berhubungan dengan Tantangan 30 hari, yaitu Membaca dan Mengikat Ilmu dengan menuangkan dalam menulis. Saya ingin merubah kebiasaan lama kalau sedang membaca buku suka lupa sama kegiatan lainnya. Menurut saya ini saling terkait dengan topik Manajemen Waktu. 

Berakhirnya program BunCek ini bukan berarti selesai juga saya saya menyerap materi. Justru tantangan baru sudah terbentang di depan. Mengimplementasikan semua ilmu yang didapat bersama anak-anak. Tentu dengan porsi yang ringan mengingat usia mereka dan sesuai dengan karakter mereka.

Tidak kalah penting, melalui program BunCek juga saya menjadi tahu teman-teman yang sudah ahli dalam satu ilmu. Karena kami semua berada dalam satu frekuensi sekalipun kami belum pernah ketemu langsung, tapi kami bisa berkomunikasi dengan hangat dan akrab. BunCek betul-betul seperti miniatur Komunitas Ibu Profesional yang merupakan wadah bagi para ibu atau calon ibu untuk mengenal dan menggali potensi diri, mendampingi anak agar bahagia bebas berekspresi. 💖 

      



#aliranrasabuncek1
#selebrasibuncek1



















Comments

Popular Posts