Emosi Itu Menular


Pilek dan batuk menular bukan hal yang aneh didengar, tapi bagaimana dengan emosi? Benarkah Emosi bisa menular?

Menurut artikel dalam Scientific American yang berjudul Is a Bad Mood Contagious bila kita berdekatan dengan orang yang sedang kesal atau mengeluh pasti tahu apa yang harus kita lakukan. Menurut penelitian tidak mustahil kita akan tertular ikut-ikutan kesal. 



Dalam penelitian fenomena ini dinamakan Emotional Contagion (EC), artinya orang bisa saling menularkan emosi seperti rasa marah, sedih, takut, senang dan antusias. 

Penularan emosi ini terjadi dengan cara mengikuti ekspresi dan bahasa tubuh. Ketika melihat orang menguap, padahal kita sedang tidak bosan atau lelah tapi ikut menguap. Melihat orang mengerutkan kening, kita ikut mengerutkan kening. Saat orang sedih kita juga jadi sedih. Semua ini terjadi begitu cepat tanpa disadari. 

Dalam penelitian Max Planck Institute for Cognitive and Brain Sciences, yang bekerjasama dengan  the Technische Universitat in Dresden Jerman, berada di sekitar orang yang sedang stress akan meningkatkan tingkat stress kita. Ini terjadi karena adanya hormon yang dilepaskan dalam peredaran darah yang mengaktifkan tingkat stress kita. 

Bagaimana emosi menular 

Emosi positif dan negatif sama-sama bisa menular. Emosi negatif seperti marah, kesal, takut dan sedih lebih kuat penularannya. Karena ini terekam kuat dalam otak agar kita tetap untuk waspada dan berada pada zona aman.

Orang yang sensitif dan atentif sangat mudah tertular emosi. Selain itu emosi juga lebih kuat penularannya pada orang-orang yang memiliki hubungan dekat. Apa yang kita rasakan saat melihat anak kita menangis tentu beda saat melihat orang yang tidak kita kenal menangis. 
      
Tidak saja secara individual, emosi juga menular dalam group. Kalau seorang guru dalam kelas marah, tentu murid-murid di kelas itu akan merasakan dampaknya. Demikian juga dengan tim-tim olahraga. Saat satu tim semangat tentu para atlet yang tergabung di dalamnya akan bermain dengan baik.   

Emosi juga bisa menular melalui interaksi digital seperti media sosial, kita bisa terpengaruh oleh follower teman kita. Padahal kita belum bertemu dan tidak kenal dia sama sekali.  


Memilih Emosi yang Baik

Baik emosi negatif maupun positif sama-sama menular. Seandainya bisa memilih kita tentu ingin tertular emosi positif. Selain tertular, kita juga bisa menularkan emosi. Bila tubuh kita dapat asupan nutrisi baik, tidur cukup dan berolahraga secara teratur kita bisa menularkan emosi positif pada orang-orang terdekat.

Menghindari emosi negatif bisa dilakukan dengan memilih lingkungan yang terdiri dari orang-orang antusias dan penuh semangat. Ini tidak sulit sebetulnya, hanya butuh kekuatan dalam diri kita untuk menjauhkan diri dari orang-orang yang sering menebar emosi negatif.  

Melatih diri untuk memulai hari dengan bahagia, melakukan aktivitas dengan senang. Tidak pelit senyum dan menyapa orang-orang sekitar kita. Sering kali ucapan selamat pagi, apa kabar hanya kita lakukan di kantor atau sekolah. Kenapa tidak melakukan hal yang sama di rumah. Bagun tidur keluar kamar berpapasan sama anak kita ucapakn selamat pagi. Jadi penular emosi positif tentu akan lebih sehat bagi diri sendiri juga orang-orang sekitar kita. 💜








sumber:www.eehealth.org

Comments

  1. Bad mood itu emang contagious ya Teh,, aku juga percaya. Makanya suka dg Teh Endang yg suka sering² senyum n ramah, ku juga ikutan ketularan friendly nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaah bu dosen, meninggalkan jejak di sini dengan menularkan semangat❤️ Terima kasih 🙏🏼

      Delete

Post a Comment

Popular Posts