Membincang Rukun Iman dalam Bingkai Wahyu dan Akal 2

Banyak perkara yang tidak dapat diputuskan oleh akal. Puncak kesulitan perkara itu ialah tentang "Zat Yang Maha Kuasa". Sampai disitu memang akal tidak sanggup lagi meneruskannya. Maka kedatangan para nabi dan rasul sebagai utusan Tuhan ialah memberikan tuntunan dan kata putus tentang siapa "Dia". Dialah yang wajibul ujud" yang pasti adanya.




Ini merupakan buku seri kedua dari buku Hamka yang berjudul Pelajaran Agama Islam. Membincang Rukun Iman dalam Bingkai Wahyu dan Akal. Di buku pertama khusus mengupas rukun iman pertama dan kedua. Pada buku ini berlanjut rukun ke tiga dan ke empat, Percaya pada Kitab-kitab dan Rasul-rasul.

Percaya kepada Kitab-kitab

Kitab memiliki dua arti, yaitu Perintah dan Tulisan di atas kertas dan biasanya dijadikan buku. Bagi kitab suci arti yang pertamalah yang sesuai dan dipakai. Perintah.

Untuk kebahagiaan manusia dan guna menuntun akalnya yang telah tumbuh itu, datanglah wahuu dari Tuhan, dibawa oleh Malaikat. Disampaikan kepada manusia-manusia terpilih, yaitu nabi-nabi dan rasul-rasul guna disampaikannya kepada manusia. 

Sebagai seorang muslim belumlah cukup kalau dia hanya percaya kepada yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tapi juga kepada kitab-kitab atau wahyu suci yang disampaikan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Wahyu terbagi atas dua kumpulan, pertama suhuf, kedua kitab. Setelah wahyu diterima oleh para nabi dan rasul, maka dikumpulkanlah menjadi suhuf yaitu semacam brosur-brosur kecil. Beberapa nabi yang memiliki suhuf tersebut adalah Nabi Adam as, Nabi Syist as, Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as

Suhuf itu terkumpul menjadi kumpulan besar yang dinamai Al-Kitab, jelas bentuknya lebih besar dari suhuf itu sendiri. Empat kitab itu adalah seperti yang sudah kita kenal yaitu:
Taurat, Kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa as
Zabur, Kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud as
Injil, Kitab yang dirutunkan kepada Nabi Isa Almasih as
Qur'an, Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw 

Dalam buku ini, Hamka menuliskan beberapa isi dari kitab-kitab diatas. Seperti 10 hukum terkenal dalam Kitab Taurat yang diterima oleh Nabi Musa as di Puncak Gunung Thursina. Yaitu pokok-pokok ajaran yang diberikan kepada manusia. 

Untuk Kitab Zabur, seperti yang tertuliskan dalam QS An-nisa ayat 163 dan QS Al Isra ayat 55 :"Dan telah kami datangkan kepada DAud akan Zabur." Berdasarkan ayat ini orang berpendapat bahwa zabur adalah satu diantara kitab suci yang empat. Tetapi setelah diselidiki ternyata Zabur bukanlah satu kitab ygn tersendiri memakai nama Zabur. Sebagai wahyu kepada Nabi Musa as bernama at-Taurat dan wahyu kepada Nabi Isa as bernama al-Injil dan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw bernama al-Qur'an. Zabur sama artinya dengan sebuah buku. Kalau banyak (jama') disebut Zubur. Diantara yang mendapat Zabur atau kitab itu adalah Nabi Daud. Isinya tidak membawa syariat baru, sebab syariat Daud tetap menurut hukum Taurat. 

Pendapat ini menurut Hamka diperkuat dengan QS Al Anbiya ayat 105: Dan sesungguhnya telah Kami tuliskan di dalam az-Zabur, sesudah Zikir, bahasanya bumi itu akan diwarisi oleh hamba-hambaKu yang saleh. 

Berdasarkan ayat di atas, Hamka melakukan penelitian atau penyelidikan yang hasilnya memberi penerangan bahwa Zabur bukan satu kitab yang tertentu buat Nabi Daud as saja, tetapi nabi-nabi yang lian pun mendapat Zabur-zabur pula. Seperti Nabi Yasyi-iya, Anniya, Danial, Ayub dan lain-lain. Ini sesuai dengan QS Asy-Syura ayat 196: "Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu." Demikian juga pada QS an-Nahl:44, QS al-Qamar:43, dan QS al-Fathir :25.

Dengan hasil penyelidikan itu, penulis menyimpulkan bahwa kitab suci yang pokok adalah tiga: Taurat, Injil dan Al-Qur'an.  Di samping itu ada beberapa kitab untuk nabi-nabi yang lain, terlebih banyak nabi-nabi Bani Israil, yang masing-masing menerima Zubur, yang berarti kitab. Diantara yang menerima itu adalah Nabi Daud as. Yang diterima Nabi Daud berisi doa-doa dan munajat kepada Tuhan yang dikenal juga dengan nama Mazmur. 

Jika Taurat di zaman Nabi Musa as diturunkan sebagai pokok yang menentukan tentang aham tauhid, Zabur 
dan Mazmur sebagai ajaran seruan kepada Ilahi, maka Injil pada pokoknya ialah ajaran membersihkan jiwa raga daripada kebekuan dan kekotorannya. Beberapa kutipan ayat dari Injil juga ditampilkan dalam buku ini.

Selain menceritakan inti turunnya kitab-kitab, dalam buku ini juga dibahas perbedaan kepercayaan antara Islam, Yahudi dan Nasrani tentang Taurat dan Injil.

Percaya kepada Rasul-rasul

Manusia hidup dari zaman ke zaman dengan menggunakan akal yang dimilikinya. Akal adalh pemberian Tuhan yang amat mulia untuk manusia. Lalu Tuhan mengirimkan petunjuk jalan yang bisa dialami oleh manusia itu sendiri dengan menggunakan akal.

Banyak perkara yang tidak dapat diputuskan oleh akal. Puncak kesulitan perkara itu ialah tentang "Zat Yang Maha Kuasa". Sampai disitu memang akal tidak sanggup lagi meneruskannya. Maka kedatangan para nabi dan rasul sebagai utusan Tuhan ialah memberikan tuntunan dan kata putus tentang siapa "Dia". Dialah yang wajibul ujud" yang pasti adanya. Smentara alam dan seluruh isinya hanyalah mumkinul ujud belaka. Ada karena diadakan. 

Selain kehadiran para nabi dan rasul sebagai pemimpin umat, dalam buku ini juga dijelaskan kelahiran nabi-nabi palsu setelah mininggalnya Rasulullah Saw. 

Sama dengan buku pertama, membaca buku ini sangat membuka mata, mencerahkan. Saya tidak sabar untuk segera membaca buku ketiga.💖


 
Pelajaran Agama Islam 1
Membincang Rukun Iman dalam Bingkai Wahyu dan Akal
Penulis: Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Republika
Total halaman:188
Image: bukurepublika.id





Comments

Popular Posts