Belajar Talents Mapping


Pertama kali mengenal Talents Mapping akhir tahun  2016 saat ikut porgram Matrikulasi di komunitas  Ibu Profesional. 

Alhamdulillah saat itu di kelas yang sama ada santri Abah Rama, founder Talents Mapping, yang membantu menjelaskan ST30 saya. Menarik banget. Ada aktivitas yang memang sesuai saya suka dan ada juga aktivitas tidak menyangka sangat erat hubungannya dengan sifat saya.

Rasa ketertarikan pada ST30 betul-betul
membuat saya penasaran dengan Talents Mapping. Lalu pertengahan 2017 saya mengikuti Talents Mapping Assesment (TMA) lengkap pada santri Abah Rama, teh Rima, orang yang sama saat dulu yang menjelaskan ST30 saya. 

Kami berdiskusi tentang Peta Bakat, Urutan Bakat, Potensi Kekuatan, Strength Cluster dan Personal Branding.
Yang paling surprise salah satu personal branding saya adalah Seller. Kaget banget  merasa selama ini saya tidak bisa berjualan. Karena dalam pemikiran saya yang namanya seller itu berhubungan dengan jualan produk hardware saja. Lalu bagaimana dengan menjual idea? Padahal saya kuat di ideation.

Selama periode tahun 2017-2019 saya aktif dalam komunitas dengan mengambil peran sebagai pengurus. Baik di regional Asia maupun di kepengurusan pusat. Jadi saya memiliki beragam kegiatan yang mengasah potensi dan sifat saya lebih dalam.

Saya juga terbiasa membaca ST30 teman-teman komunitas yang ingin mengambil peran dalam kepengurusan. 97% teman-teman senang saat bertugas. Ada juga yang tidak bisa menikmati bukan karena job descriptions tidak sesuai dengan potensinya. Tapi karena yang bersangkutan terlalu fokus pada kelemahan. Pada kesempatan yang sama ada teman yang memiliki kelemahan potesnsi yang sama tapi karena fokus pada kekuatan dan berhasil dengan menyiasati kelemahan, akhirnya dia bisa menikmati posisinya sebagai pengurus.

Talents Mapping, bukanlah dukun, demikian Abah Rama sampaikan. Talents Mapping bukan untuk merubah orang tapi membantu untuk bisa kembali kepada fitrah masing-masing. Agar hasinya sesuai dengan sifat bawaan, kuncinya adalah saat menjawab assesment harus spontan. Tidak boleh banyak pertimbangan, tidak boleh menjawab berdasarkan keinginan atau seharusnya. Tapi betul-betul spontan yg ingin kita lakukan. 


Image milik pemateri workshop Talents Mapping - Ita Guntari.


Penggambaran ini dianalogikan kita bagaikan berdiri di depan cermin datar dan bening. Sehingga apa yang kita lihat betul-betul diri kita. 

Hari ini, tiga tahun setelah mengikuti TMA, saya mengikuti workshop  Talents Mapping Basic. Sebelum mengikuti workshop semua peserta diminta untuk mengisi TMA. Dan ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dengan yang pertama. Hanya ada beberapa sifat yang bertukar posisi dalam Urutan Bakat. Hal itu wajar menurut pemateri, karena hasilnya betul-betul terpengaruh oleh kegiatan yang sering kita lakukan saat ini.

Dalam Talents Mapping, sifat bawaan adalah bakat. Kumpulan dari sifat ini akan membentuk Kekuatan atau Potensi. Bagi yang sudah mengikuti Talents Mapping pasti akan bisa membedakan sifat dominan dan tidak dominan. Lalu potensi kekuatan dan kelemahan. Dengan demikian mampu memilih peran atau profesi yang sesuai dengan bakatnya. Apakah ini mudah? 

Tidak! Kita perlu banyak melatih dan mengulang kegiatan yang menjadi potensi kekuatan kita. Mengedepankam sifat-sifat dominan kita. Bila kita berhasil menjalankan peran atau profesi kita sesuai dengan sifat dominan atau potensi kekuatan maka akan timbul 4E, Easy, Enjoy, Excellent dan Earn. 

Memang seru belajar untuk mengenal diri sambil berdiskusi asik. Apalagi pemateri dan peserta workshop semua bersikap outgoing. Waktu panjang tidak terasa kami lalui dan masih tetap terasa kurang. Nagih! 




Comments

Popular Posts