Mengenal Potensi Anak Melalui Aplikasi Canva

Memasuki aktivitas Online Talents Club for Children di pekan ketiga, anak-anak dikenalkan untuk ngoprek aplikasi canva. Melalui perkenalan ini orangtua bisa melihat tujuh potensi yaitu: Designer, Creater, Interpreter, Analyst, Operator, Synthesizer dan Quality Controller.

Saya menggunakan laptop agar memudahkan Sienna mencoba semua fitur. Meskipun saya baru mengenalkan bagaimana menuliskan teks, memilih dan mengunduh gambar, mengecilkan atau memperbesar serta merotasi objek dalam design.

Sienna sangat antusias, semua ingin dicoba. Yang seru adalah saat memilih gambar. Ada beberapa gambar berbayar yang dia sukai dan dia berkali-kali bilang “it’s not fair”. Karena banyak sekali gambar yang dia sukai. Akhirnya ecard yang dia buat penuh dengan gambar.

Kartu ucapan hari guru yang jatuh pada 4 September nanti. Tapi karena wali kelasnya akan resign akhir Agustus, jadi bikin lebih awal agar bisa langsung diberikan di hari terakhir gurunya bertugas.

Hasil observasi saya, seperti umumnya anak-anak yang baru mengenal mainan online baru. Aktivitas yang begitu menonjol adalah operator, interpreter dan analyst. Sienna lebih tertarik dengan gambar bunga, lalu ucapan yang cukup detail dengan menggunakan kata dear daripada to. Lalu menuliskan nama lengkapnya. 

Kartu ucapan terima kasih itu dilengkapi tanda tangan. Saya tidak mengajarkan itu. Dia suka melihat kakaknya menuliskan nama dengan tulisan sambung dalam beberapa kondiri.

Aktivitas analyst yang saya tangkap ketika dia menyusun emoji. Dia menyampaikan idenya seperti saat dia sedang mengerjakan PR matematika. Meskipun terlihat sederhana tapi untuk anak TK itu sudah cukup memperlihatkan potensi itu.

Sementara untuk Kaka Sophie yang sudah saya kenalkan dengan aplikasi Canva jauh sebelumnya. Dia mengkombinasikan dengan beberapa aplikasi lain. Design eflyer yang mempromosikan online shop yang sedang dirintisnya terlihat sederhana tapi tetap memberikan informasi yang maksimal..Bagi saya design itu cukup sophisticated untuk ukuran umur dia yang membuatnya. 

Terus terang saya gak bisa membuat design canva seperti dia. Terutama dengan memberikan musik yang mempercantik tampilan eflyer tersebut.

Sebelumnya saya pernah membuat design dilengkapi oleh video yang saya buat secara terpisah. Untuk memasukkan musik seperti yang dilakukan Sophie, saya harus belajar dulu sama dia.

Saya tanya dia tentang aplikasi Canva. Menurutnya aplikasi PicArts lebih enak digunakan. Saya tanya lagi kalau untuk membuat presentasi di sekolah aplikasi apa yang sukai. Dia menjawab Power Point. Dia gunakan Canva untuk tugas pelajaran Geografi yang memang banyak tulisannya. Menggunakan design A4 memudahkan dia untuk bisa menuangkan narasi.

Dari kegiatan ini, saya bisa melihat potensi kekuatan sophie di Designer, Interpreter, Analyst, Synthesizer dan Operator.


Comments

Popular Posts