Gamifikasi: Pekan Kedua di Zona N

Di pekan terakhir Zona N sungguh luar biasa, ada tiga hal yang menyita waktu saya sebagai Walikota sekaligus sebagai Hexagonia, warga Hexagon City. Pengajuan rekor ke MURI, persiapan Selebrasi Belajar bersama teman-teman Cluster serta persiapan Grand Lauching Hexagon City pada tanggal 13 Maret 2021. 

Di sela-sela kesibukan ini, qadarullah si sulung sakit dan butuh penanganan langsung ke Rumah Sakit. Apresiasi saya sampaikan kepada teman-teman City Leaders terutama untuk Sekretaris Jenderal. Sesuai dengan job description sebagai penanggung jawab administrasi kota, Sekjen juga berlaku sebagai juru bicara Walikota. Sementara saya slowres  saya memberikan delegasi kepada Sekretaris Jenderal. Sementara jadwal yang sudah fix jauh hari dengan pihak luar Hexagon City saya tetap lakukan dua yang dijadwal ulang karena saya sedang berada di Rumah Sakit. 

       

Rekor MURI

Surat yang kami layangkan kepada MURI mendapat respons. Kabar baiknya adalah pengajuan kami diterima, kabar tidak baiknya adalah ternyata biaya administrasi cukup tinggi, 25 juta Rupiah. 

Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, biaya 25 juta itu sudah dari tahun 2006. Demikian Founding Mother menyampaikan. Lalu sumber lain adalah Hexagonia dari Co-housing Public Speaking. Saat kami sendang mempersiapkan Press Release untuk media, dia menyampaikan sekolah anaknya belum lama ini (masih di tahun 2021) mengajukan rekor Lukisan dari Kulit Bawang terbanyak (1000 peserta dan dilakukan oleh siswa SMP) ternyata juga dihadapkan dengan biaya administrasi yang sama, 25 juta. 

Kami City Leader membicarakan hal ini dalam rapat mingguan, dan setelah brainstorming akhirnya satu suara untuk melanjutkan pengajuan ini karena memang dana di Hexagon City mencukupi. 

Sekalipun kami sebagai perwakilan dari Hexagonia bisa memutuskan langsung terlebih Founding Mother sudah memberikan keputusan kepada kita. Saya ingin melibatkan warga untuk mendengarkan pendapat mereka. Hal ini juga disetujui dalam rapat City Leader hari itu. Lalu malamnya ketika saya tampil di program Walikota Menyapa menyampaikan hal itu. Di acara live banyak masukan positif untuk berlanjut. 

Besoknya, saya bersama Community Development dan Sekretaris Jenderal berkunjung ke Co-housing Leader untuk menindaklanjuti tentang pangajuan rekor ke MURI. Sayang di waktu bersamaan Gubernur Bank berhalangan hadir karena ada masalah dengan handphone.  Sesuai dengan yang disarankan oleh Founding Mother, kami meminta para Co-housing leader untuk menggunakan six thinking hats saat berdiskusi untuk memutuskan dan memberi suara. 

Seperti biasa, Hexagonia memang terkenal dengan gercepnya. Sebelum link polling dan presentase di Co-housing leaders disampaikan, sudah ada beberapa Co-housing Leaders menyampaikan suaranya. Penyampaian suara secara manual maupun secara digital melalui link yang dipersiapkan oleh Community Development, presentase Hexagonia yang menyetujui untuk lanjut mengajukan rekor ke MURI lebih banyak. 

Pro dan kontra pasti ada. Itu bukan masalah besar bagi saya sebagai leaders. Saya memastikan agar pada link polling harus disertakan alasan. Dan semua ini akan dishare secara terbuka kepada Co-housing Leaders. 

Tidak kalah penting adalah apresiasi dari Founding Mother yang surprise saat tahu kalau kami City Leaders melibatkan warga. Dalam kesempatan yang sama beliau mengingatkan bahwa keputusan terakhir berada di tangan City Leaders. 

 

Selebrasi Cluster 

Di pekan kedua Zona N ini Hexagonia mengadakan Selebrasi Belajar bersama dibawah bendera Cluster. Acara ini diadakan secara LIVE di kanal Youtube dan Fan Page Hexagon City. Seperti kemasananya pemimpin acara adalah para Cluster Leaders.

Hari terakhir di pekan pertama, cluster leader saya sudah memastikan apakah semua warga sudah masuk dalam group whatsapp. Lalu mulai menampung ide dan tema selebrasi. Awalnya memang hanya beberapa orang yang merespons. Alhamdulillah cluster leader sangat aktif sehingga peran-peran yang dipeSurlukan dalam team terisi. 

Keterlibatan saya sebagai Hexagonia cukup aktif. Memberikan ide acara dan menggabungkan dengan ide-ide teman lain. Seharusnya keseruan dalam group whatsapp bisa lebih ramai lagi bila teman-teman semua bisa berkontribusi. Karena ini adalah ajang perayaan kebersamaan kita terutama dalam menjalankan projek passion yang selama hampir enam bulan. 

Alhamdulillah saya bisa aktif dari awal dibentuknya group whatsapp, jadi saat Sabtu siang harus bolak-bolik dari klinik dokter ke Rumah Sakit dan dua hari setelah itu masih slow response, saya tidak terlalu merasa bersalah. ini sebagai pembuktiaan jangan menunda pekerjaan ketika ada waktu atau kesempatan. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu. 

Tiga ide yang terkumpul adalah setiap Co-housing membuat Kabaret, Parade Projek Passion serta Co-housing award. 




Comments

Popular Posts