Aksi untuk Solusi
Empati - Aksi - Solusi
Pada momen ini kami, mahasiswa kampus Ibu Pembaharu sedang dalam proses merubah empati terhadap kondisi diri sendiri, keluarga ataupun lingkunngan menjadi sebuah aksi untuk mendapatkan sebuah solusi. Demikian Designer Program menyampaikan materi ke-6. Kami diminta melakukan prototype dan test juga menggunakan worksheet dan management tools. Hasil dari Pototype dan test ini akan dibawa setiap tim dalam Kongres Ibu Pembaharu yang akan diadakan pada 28 -30 Oktober 2021.
Bagi tim saya, Bengkel Bunda yang memiliki problem statement menghapus rasa minder ini dengan bidang self-development, pekan ini merupakan akselerasi milestone yang sudah kami siapkan. Dalam perencanaan kami, saya sebagai leader akan memimpin para member untuk menghapus rasa minder dalam menuju target di akhir Desember yang akan datang, yaitu selesai pada diri sendiri. Lalu di awal Januari setiap member akan fokus pada problem statement masing-masing sebelum mereka bergabung di Bengkel Bunda dengan berbekal rasa pede dari program yang sudah kami susun dan sepakati dari Oktober hingga November.
Akselerasi milestone yang kami lakukan adalah dengan mengambil beberapa kegiatan yang tertera pada milestone 1 dan 2. Milestone satu berakhir di bulan oktober sedangkan milestone 2 berakhir di bulan November.
Rencanya awal bulan desember saya akan mengajak anggota tim melakukan review pada kegiatan-kegiatan di dua bulan terakhir. Melakukan dengan strategi baru bagi kegiatan yang hasilnya kurang memuaskan atau dirasa bisa ditingkatkan lagi. Review ini pun jadi dilakukan di awal pekan depan, tepat menjelang Kongres Ibu Pembaharu.
Management Tools dan Worksheet
Kami memilih Gantt Chart untuk worksheet dan Padlet untuk management tools. Alasan saya menggunakan Padlet karena saya sudah memiliki pengetahuan dalam menggunakannya sekalipun sebagai "murid" statusnya bukan sebagai creator. Dengan demikian akan lebih mudah memandu tim dalam menggunakan padlet. Tidak disangka... justru hal ini membuka mata saya tentang Padlet lebih jauh. Selama ini saya menggunakan Padlet di komponen Institut untuk memudahkan komunikasi dengan ketua HIMA seluruh regional.
Setelah "nguprek" ini itu seperti eksploring gallery, mencoba beberapa design. Akhirnya saya jatuh cinta pada padlet! Saya membuat tiga padlet pribadi: profile, planner dan bookmark. Dalam padlet profile, sesuai namanya saya menampilkan informasi tentang saya. Ini akan menjadi bahan pertimbangan saya dalam membuat portofolio. Dalam padlet my planner saya menuangkankan bullet jurnal; ada daily, weekly, monthly dan yearly log. Serta tidak ketinggalan collection. Sementara Padlet Bookmark saya menampilkan beberapa buku bacaan serta quote pribadi yang pernah saya buat. Belum banyak yang saya posting disini karena masih banyak tugas di Kampus Ibu Pembaharu yang menunggu untuk segera dieksekusi.
Alhamdulillah teman-teman di Bengkel Bunda tidak mempunyai kendala berarti ketika di jadwal diskusi pertama kami menggunakan Padlet. Satu dari member, teh Fuji Astuti, sempat mengusulkan JIRA. Saya menerima idenya untuk diimplementasikan nanti setelah projek kita kita selesai. Tujuannya agar kita semua bisa fokus dengan akselerasi program di pekan ini. Di awal tahun 2022 nanti kita bisa mencoba JIRA, setelah menguasai dua management tools kita bisa memilih tools mana yang lebih cocok dengan tim Bengkel Bunda.
![]() |
Bengkel Bunda |
Aksi untuk Solusi kami, yaitu akselerasi program dilakukan secara individu dengan menuliskan pencapaian dan KPI. Selain penilaian oleh diri sendiri para member juga harus mencantumkan pencaapain harian atau mingguan tersebut dalam padlet. Saya sebagai leader akan memimpin diskusi untuk membahas pencapaian ini.
Untuk saya sendiri selain meriview catatan pencapaian teman-teman, saya memiliki daftar pencapaian pribadi yang bisa dilihat disini. Sebagai inisiator Bengkel Bunda, saya merasa sudah mencapai tahap selesai dengan diri sendiri. Pencapain ini saya rasakan dan sadari beberapa minggu setelah lulus dari perkuliahan Bunda Produktif. Saya meminta waktu ibu Septi untuk berdiskusi tentang hal ini. Dan alhamdulillah mendapat afirmasi dari beliau tentang pencapain ini.
Maka dalam akselerasi program ini saya mencantumkan kegiatan-kegiatan yang mendukung rasa haus saya terhadap ilmu self-development termasuk mengulang baca buku lama. Agar bisa lebih memahami esensi dari sumber ilmu tersebut dan melakanakannya. Seperti yang disampaikan oleh Albert Einstein tentang pengetahuan ada empat tahapan yang harus dilalui: tahu, pahami, jalankan dalam tindakan dan bersiap menanggung resikonya (tanggung jawab).
Kalau sekedar tahu dari membaca, anak-anak juga bisa. Einstein menambahkan untuk mengetahui apakah kita paham terhadap ilmu yang kita tahu/kuasai adalah kita mampu menjelaskannya kepada anak berumur 6 tahun dan dia mengerti apa yang sudah kita jelaskan!
Tetap semangat, kini saatnya menyosong Kongres Ibu Pembaharu.
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#institutibuprofesional
#semesttaberkaryauntukindonesia
#ibuprofesionaluntukindonesia
Comments
Post a Comment