Positive Parenting Program 2: Mendidik Anak Agar Pede dan Kompeten

Mengikat Makna 3 seri Parenting Seminar dari Triple P . Ini adalah seri kedua, tulisan sebelumnya berjudul The Power of Positive Parenting


 

Value, keterampilan serta perilaku pada anak-anak merupakan pilihan perseorangan bagi orangtua. Bagaimanapun ada beberapa keterampilan inti yang sangat penting, dan ini berlaku untuk semua orang. Anak-anak biasanya akan memiliki rasa percaya diri yang penuh, berprestasi dan tidak memilki masalah dalam pergaulan, lancar berkomunikasi dan berpikiran positif. 

Semua ini dikupas dalam seminar seri kedua dari Positive Parenting Program yang biasa disingkat menjadi Triple P. Program yang yang diberikan oleh Singapore Ministry of Social and Family (MSFDevelopment. Program ini khusus untuk pembekalan para orangtua dalam mendampingi dan mendidik anak terutama di masa transisi dari tween menuju teen, prabaligh hingga usia baligh  

Fondasi sukses dan berprestasinya anak-anak di sekolah dimulai dari awal saat mereka masih balita hingga remaja. Ada enam hal yang perlu dicermati untuk membantu mereka dalam membangun rasa percaya diri untuk mencapai potensi yang mereka miliki.


1. Menghargai orang lain

Anak-anak biasanya akan memiliki hubungan baik dengan orangtua, teman-teman serta guru di sekolah dan teman bermain di lingkungan terdekat apabila mereka tahu cara bagaimana membawa diri dan menghargai orang sekitarnya. Ini tidak terasa berat karena respek atau sikap menghargai yang dimiliki anak-anak bisa kita lihat dari berbagai cara mereka berperilaku. 

Untuk membangun rasa respek pada anak, mereka harus belajar tentang sopan santun. Termasuk intonasi suara ketika mereka mengutarakan keinginan, menjawab pertanyaan dan panggilan kepada orang yang berumur diatasnya, seperti kaka, om, tante, paman, ade dan lain sebagainya.

Apresiasi juga harus kita sampaikan ketika mereka bersikap santun. Ini akan membuat mereka untuk tetap berlaku sopan setiap saat.  Apabila mereka merengek apalagi tantrum saat meminta sesuatu, jangan dikabulkan. Orangtua harus konsisten dengan peraturan yang sudah dibuat dan disepakati. Kecuali pada kondisi tertentu, saat anak sakit maka aturan bisa lebih sedikit melunak. Lambat laun anak-anak akan bisa melakukan ini tanpa diminta atau diinstruksikan. 


2. Penuh pertimbangan 

Anak-anak juga akan lebih mudah dalam mendapatkan teman serta bergaul bila mereka memilki rasa menjaga perasaan orang lain. Hal ini bisa kita lihat disaat mereka sedang memperhatikan atau mendengarkan ketika temannya sedang bercerita. Bergantian saat bermain tidak melulu harus giliran dia. Membantu teman atau guru di sekolah juga anggot keluarga di rumah. Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan sesuai dengan usianya. 

Yang harus diperhatikan oleh orangtua adalah tidak cepat atau sembarang memberikan kritik, menyindir dan berkomentar negatif. Tetapi lebih kepada memperlihatkan hal-hal positif yang sudah dilakukan anak ataupun anggota keluarga, teman bermain mereka. Berikanlah kesempatan mereka untuk menyampaikan rasa peduli serta concern. 

Tanya pendapat mereka ketika ada bencana yang terjadi di suatu tempat. Menyimak berita bersama lalu libatkan dalam obrolan tentang dampak dari bencana tersebut. 


3. Memiliki keterampilan komunikasi serta sosial 

Latihlah anak-anak untuk bisa berkomunikasi dengan baik serta bersosial. Mengajari mereka bagaimana untuk mencari teman. Mengenal keluarga temannya, lalu ajari mereka untuk berkunjung atau mengundang teman mereka ke rumah. 

Keseteruan umum terjadi juga di dunia anak. Apabila mereka menyakiti temannya, orangtua harus mendengarkan dulu apa yang disampaikan anak saat hal itu terjadi. Jangan asal potong dan menghakimi. Lalu diskusikan apa yang dia inginkan, bimbing mereka dalam menyelesaikan masalah. 


4. Memiliki self-esteem

Self-esteem atau harga diri bisa ditanamkan sejak dini, ini erat hubungannya dengan cara mereka berpikir tentang hal-hal baik pada yang mereka miliki. Biasanya ini lebih mudah prosesnya bila mereka sering mendapat pujian, perhatian serta kasih sayang yang cukup dari orangtua. Kebalikannya bila orangtua suka membandingkan dengan kakak atau adiknya, minimnya beraktivitas di luar serta sering menerima masukan negatif dan pesimis si anak tidak akan memiliki harga diri. Dan ini memudahkan mereka terpicu stress.  


6. Mampu memecahkan masalah

Pandai mencari solusi atau memecahkan masalah adalah keterampilan yang penting dalam hidup. Untuk mengasah ini diperlukan contoh-contoh yang konkrit. Dengan mengenalkan langkah-langkah yang sederhana. Lalu apresiasi bila mereka sudah melakukannya dengan benar. 

  

7. Menjadi pribadi mandiri

Cara yang mudah untuk membuat anak-anak mandiri sejak usia dini adalah dengan membiasakan keteraturan di pagi hari. Oranguta harus menyingkirkan jauh-jauh kebiasaan pagi yang serba terburu-buru karena takut telat. Ini akan terekam dengan baik oleh anak-anak untuk dicontoh. 

Biasanya dari sedini mungkin anak-anak memilki rutinitas di pagi dan siang hari. Buat perencanaan ketika akan pergi, membersihkan atau membereskan mainan setelah selesai bermain. Jadwal tidur yang teratur juga hal yang tidak bisa diabaikan. Tidak kalah penting terlalu lama bermain gadget atau menonton televisi akan membuat perhatiannya terpecah dan mengakibatkan tidak bisa fokus. 

   

Comments

Popular Posts